Pendidikan seksual pada remaja sangatlah penting, apalagi di era globalisasi saat ini. Hal tersebut karena era globalisasi memudahkan remaja untuk terjerumus pada pergaulan bebas di luar sana. Banyak remaja yang hamil di luar nikah karena melakukan seks bebas yang pada akhirnya harus berakhir menikah dini.
Sebutan untuk para remaja yang menikah di usia belia yaitu pada usia 15-19 tahun adalah menikah dini. Hal tersebut karena mereka terlalu dini untuk menikah, tidak sepantasnya ketika mereka masih berusia belasan tahun namun sudah menikah. Remaja yang menikah dini karena seks bebas diakibatkan kurangnya pendidikan seksual yang mereka dapatkan. Di beberapa daerah, pendidikan seksual masih dianggap tabu.
Remaja cenderung memiliki pemikiran yang labil dan pendiriannya masih mudah goyah. Sehingga remaja masih mudah terpengaruh pada hal-hal yang buruk, lingkungan pun sangat mudah memengaruhi remaja. Ajakan teman untuk berbuat hal yang sulit untuk ditolak oleh para remaja, karena rasa pertemanan mereka sangat tinggi. Oleh karena itu, ketika remaja mendapatkan ajakan seks bebas, mereka akan mau tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, serta tanpa mengetahui akibat dan risikonya.
Berdasarkan data Pusat Keluarga Berencana Indonesia, perempuan yang melaksanakan aborsi sebanyak 2,5 per tahun, 27% remaja melakukan seks bebas atau kurang lebih 700 ribu, beberapa remaja melakukan seks bebas dengan cara tak aman, sehingga angka aborsi mencapai 30-35% adalah jumlah atas tingkat kematian sang ibu Indonesia pada masa kini tertinggi di. ASEAN (Erni, 2013: 77).
Di atas diketahui jika banyak remaja yang melakukan aborsi karena melakukan seks dengan tidak aman yaitu tanpa kondom atas alat kontrasepsi lainnya. Remaja yang hamil dan tidak siap untuk memiliki anak karena mereka belum cukup umur memilih langkah nekat untuk melakukan aborsi. Fakta tersebut sangatlah miris, maka dari itu remaja di era globalisasi saat ini membutuhkan pendidikan seksual.
Menurut Saba'ah (dalam Nuryadin, 2016: 83), seks yaitu proses reproduksi atau pertidaksamaan jenis kelamin, serta dapat memiliki kaitan dengan semua hal yang berhubungan dengan kepuasan maupun kesenangan organ yang disatukan dengan berbagai rangsangan organ kemaluan maupun yang berkaitan dengan pertumbuhan dan hubungan badan. Remaja yang tidak dapat menahan hasratnya akan dengan mudah melakukan hubungan seksual.
Pendidikan seksual di Indonesia penting karena akan memberikan pengajaran, pemahaman, serta pengetahuan mengenai apa yang tidak boleh dan boleh dilakukan oleh remaja mengenai seksual. Pendidikan seksual pun akan memberikan informasi mengenai akibat yang akan diperoleh bilamana seorang remaja melakukan seks bebas. Kemudian, efek atau masalah yang akan didapatkan jika remaja berusaha menggugurkan kandungan atau melakukan aborsi.
Bukan hanya itu, remaja pun akan mendapatkan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi yang aman seperti kondom, pil KB, dan lain-lain. Pendidikan seksual pun memiliki dua jenis yaitu pendidikan seksual berdasarkan sains atau medis, kemudian pendidikan seksual yang berlandaskan keagamaan. Biasanya pendidikan seksual yang berdasarkan sains atau medis ini memperkenalkan alat-alat kelamin bahaya aborsi, serta bagaimana melakukan seks yang aman. Sedangkan pendidikan seksual berdasarkan keagamaan akan menjelaskan mengenai dosa besar jika melakukan hubungan seksual atau zina sebelum menikah.
Pendidikan seksual akan mengubah pola pikir remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual di usia muda. Perubahan pola pikir remaja tersebut sangat dibutuhkan supaya remaja tidak terjerumus pada kegiatan seks bebas yang efeknya sangat tidak baik. Perilaku seks bebas di masa remaja ini membuat banyak remaja yang kehilangan masa depannya karena harus putus Sekolah. Hal tersebut karena seluruh sekolah yang ada di Indonesia tidak menerima siswinya yang hamil di luar nikah atau siswinya yang sudah memiliki anak.
Belum lagi seseorang yang seks di masa muda akan mempermalukan keluarga, juga mempermalukan diri sendiri sehingga nama baik orang tua dan diri sendiri pun tercoreng. Dari sini dapat diketahui jika seks bebas memiliki banyak dampak negatif. Hanya kenikmatan dan kepuasan sementara yang didapatkan dari seks bebas. Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya seks bebas yang membuat angka kelahiran terus meningkat, perlu dilakukannya seks bebas.
Pemerintah harus mengupayakan mengenai penjelasan jika pendidikan seksual sangat penting untuk dilakukan. Pemerintah pun harus melakukan normalisasi untuk pemberian pendidikan seksual, orang tua pun harus paham mengenai pentingnya pendidikan seksual. Oleh karena itu, pemerintah harus mengupayakan pendidikan seksual di sekolah sebagai pembekalan siswa mengenai bahaya seks bebas.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Pendidikan Adik Irish Bella Sean Ivan Ria de Beule, Diduga Bikin Konten Flexing Mobil Mewah Kakak Ipar
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
-
Pendidikan Najwa Shihab Vs Farhat Abbas, Sesama Sarjana Hukum Tapi Beda Kelas
-
Wapres Gibran ke Mendikdasmen: Zonasi Sekolah Harus Dihilangkan!
-
Pendidikan Nissa Sabyan, Diduga Diam-Diam Sudah Nikah dengan Ayus
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap