Apasih pelecehan seksual itu? Serta bagaimana suatu kejadian bisa disebut sebagai pelecehan seksual?
Pelecehan seksual merupakan suatu tindakan menyeleweng yang menodai norma kehidupan, khususnya norma kesusilaan. Pasalnya, pelecehan merupakan tindakan tidak terpuji yang mengakibatkan ketidaknyamanan serta berbahaya secara fisik maupun psikis bagi yang para korban.
Lalu pertanyaannya, apakah pelecehan seksual itu mengenal jenis kelamin? Tentu tidak, pelecehan seksual tidak pernah mengenal jenis kelamin, baik itu laki-laki maupun perempuan bisa berpotensi terkena pelecehan seksual. Jika masih ada yang berpikir bahwa perempuan lebih berpotensi dari pada laki-laki, maka kita bisa langsung berkaca pada salah satu contoh pelecehan seksual yaitu cat-calling.
Cat-calling ini merupakan tindakan pelecehan seksual secara verbal yang dilontarkan pelaku terhadap korban. Umumnya berdasar pada atribut seksual yang dimiliki si korban. Tindakan menyeleweng ini kerap dilontarkan dengan siulan, tatapan, serta perkataan yang membuat si korban merasa tidak nyaman, tidak aman, trauma dan takut.
Banyak sekali kasus cat-calling yang memang terjadi di lingkungan kita. Ketika pelaku memiliki keinginan dan niat untuk melontarkan ucapan-ucapan tidak sepatutnya dilontarkan yang mendominasi korban maka cat-calling bisa terjadi, entah itu laki-laki atau perempuan. Jadi, tindakan pelecehan seksual ini memang tidak melihat jenis kelamin ketika melakukannya.
Pelecehan seksual juga tidak hanya bisa terjadi secara langsung melainkan bisa juga terjadi di media sosial. Di zaman yang semuanya hampir bisa diakses secara online, pelecehan seksual juga menjadi lebih marak dan mengkhawatirkan.
Mengambil contoh di media sosial Instagram, orang-orang mempergunakan platform tersebut untuk mengabadikan momen mereka melalui sebuah foto dan video. Namun sebagian orang menyalahgunakan platform tersebut untuk melakukan kejahatan seksual dengan menulis komentar di kolom komentar sebuah foto atau video yang mengacu pada atribut seksual seseorang yang mengakibatkan orang tersebut merasa tidak nyaman.
Bahkan yang lebih parah, pelaku kejahatan seksual tersebut bisa saja menggunakan fitur Direct Message (DM) untuk melancarkan niat jahatnya. Hal-hal tersebut mengakibatkan korban merasa tidak nyaman bahkan trauma setiap ingin mengabadikan momen mereka.
Maka dari itu, pentingnya kesadaran terhadap diri kita sendiri akan kejahatan sosial ini karena sebagaimana kita ketahui kejahatan pelecehan seksual tersebut bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin dan kapan saja serta di mana saja.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
6 Fakta Dokter di Malang Diduga Lecehkan Pasien, Kini Dinonaktifkan dari RS
-
UI Sesalkan Mahasiswanya Dokter PPDS Jadi Pelaku Pelecehan, Rekam Mahasiswi Sedang Mandi
-
Viral! Pria Cabuli Remaja di CSB Mall Cirebon, Sempat Diamuk Massa
-
Marak Dokter Cabuli Pasien Terbaru di RS Malang, Wamenkes Ogah Ampuni Pelaku: Cederai Sumpah Dokter!
-
Usai Bandung dan Garut, Giliran Dokter di Malang Diduga Lakukan Pelecehan di Rumah Sakit
Kolom
-
Manusia Is Value Ekonomi, Bukan Sekadar Objek Suruhan Kapitalisme
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
Terkini
-
Jin BTS Siap Temui ARMY Lewat Tur Solo Perdana RUNSEOKJIN_EP.TOUR
-
Couple Favorit Hospital Playlist Ini Dikabarkan Tampil di Resident Playbook
-
Lucunya Hantu Pemula Berjuang Takuti Manusia di Film Dead Talents Society
-
Review Film Without Arrows: Dokumenter yang Diam-Diam Menancap di Hati
-
Pilih Tekuni Musik Trot, Sungmin Super Junior Tinggalkan SM Entertainment