Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Fatson Tahya
Ilustrasi Sepak Bola (Pexels/Pixabay)

Sepak bola di Indonesia adalah olahraga yang bukan hanya sekedar olahraga tetapi telah menjadi sebuah olahraga yanag mencangkup arti yang lebih luas seperti identitas, harga diri, hiburan rakyat, hingga bahkan bersinggungan dengan ranah politik.

Tidak dapat dipungkiri animo masyarakat Indonesia terhadap sepak bola sangat besar, bahkan suporter sepak bola di Indonesia bisa dikatakan sangat fanatik.

Salah satu yang menjadi bukti bahwa suporter sepak bola di Indonesia dikatakan sangat fanatik adalah terbentuknya kelompok-kelompok suporter tim lokal yang memiliki nama besar dan memang sudah sangat terkenal di kalangan publik sepak bola Indonesia.

Kondisi ini sebenarnya sangat menguntungkan iklim sepak bola Indonesia, tetapi tidak menutup kemungkinan rasa fanatik ini menjadi bumerang khususnya rasa fanatik yang tidak disertai oleh sikap yang positif.

Alibi bela harga diri yang salah kaprah

Membela tim kebanggaan, atau suatu kelompok dengan tingkah laku yang tidak terpuji atau tidak dilandasi dengan sikap yang positif yang mengatas namakan membela harga diri, membela suatu kebanggan adalah alasan yang tidak dapat dibenarkan jika itu akan merugikan orang lain.

Tidak dapat diterima dengan akal sehat bahkan jika hal itu mengatasnamakan untuk menjaga harga diri seorang suporter rela membunuh saudara sebangsanya hanya karena tim sepak bola yang didukung mengalami kekalahan, atau mungkin merusak fasilitas umum, sangat tidak bisa diterima dengan akal sehat.

Ingat! Bukankah sepak bola itu hanya sekedar permainan, bukankah di dalam permainan ada menang, kalah, atau seri, bukankah itu memang sudah menjadi sebuah konsekuensi dalam permainan sepak bola, jika tidak bisa menerima konsekuensi itu maka janganlah menjadi suporter sepak bola, janganlah menjadi penonton dan janganlah menjadi penikmat sepak bola.

Kesadaran semua pihak

Dibutuhkan kesadaran dari semua pihak dalam menanganai masalah perilaku negatif suporter di Indonesia, kesadaran dari yang membuat kebijakan atau aturan, dari pihak keamanan, klub sepak bola, dan dari pihak suporter itu sendiri.

Karena jika ditilik secara mendalam, faktor-faktor pemincu munculnya perilaku negatif suporter contoh kerusuhan juga bisa diakibatkan oleh faktor-faktor lain diluar suporter itu sendiri, contoh keputusan wasit yang kurang sportif.

Tetapi terkepas dari itu semua, semua pihak harusnya bisa intropeksi diri, saling menahan diri, dan mulai bersikap secara portif dan tanggung jawab untuk bersama memajukan sepak bola Indonesia, untuk menjadikan sepak bola Indonesia menjadi lebih baik.

Berusaha menjadi lebih baik

Berusaha menajdi lebih baik, mencegah terjadinya hal-hal yang bisa merugikan atau mencoreng olahraga sepak bola itu sendiri.

Sepak bola akan menjadi sebuah prestasi, sebuah kebanggan, dan akan menjadi sebuah harga diri jika dikelola dengan baik, yang mana semua pihak yang ada didalamnya juga saling bahu membahu untuk mewujudkannya.

Sepak bola bisa menjadi sebuah industri yang besar, sepak bola memiliki arti yang luas yang dapat berdampak positif secara luas jika dikelola dengan baik, mari berusaha menjadi lebih baik, agar sepak bola Indonesia dapat menjadi lebih baik.

Fatson Tahya