Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Ismi Faizah
ilustrasi suami istri.[Pexels/cottonbro]

Baru-baru ini gelombang PHK terjadi dimana-mana. Melansir dari Suara.com terdapat 15 perusahaan yang melakukan PHK massal di Indonesia sepanjang tahun 2022. Bisa dibayangkan bagaimana nasib mereka yang menggantungkan penghasilan dari perusahaan yang terpaksa memutuskan untuk memangkas ribuan karyawannya.

Apalagi bagi mereka yang telah berkeluarga, ada buah hati dan istri yang harus mereka penuhi kebutuhannya. Tidak dipungkiri kehilangan pekerjaan akan berdampak pada kondisi keuangan sekalipun pesangon tetap didapatkan. Lalu bagaimana sebaiknya sikap istri apabila suami terkena pemutusan hubungan kerja? 

Ada perempuan yang menganut prinsip apabila lelaki sanggup meminang berarti dia harus siap menanggung semua kebutuhan perempuan tersebut mulai dari sandang, pangan, papan dan semua keinginan sang istri. Hal tersebut benar sebab tidak ada kewajiban bagi seorang istri menanggung kebutuhan rumah tangga. Namun, apakah kemudian jika kondisi keuangan sang suami sedang terpuruk atau si lelaki berpenghasilan tak seberapa, menuntut secara berlebihan diluar kemampuan suami adalah hal yang dibenarkan?

Baca juga: Ingin Make Up Tahan Lama? Yuk Ikuti 5 Tips Ini

Ada pula wanita yang lebih memilih bekerja membantu perekonomian keluarga demi masa depan bersama atau karena lebih suka mempunyai kegiatan yang menghasilkan namun tetap dapat melayani suami dibanding harus berkutat dengan pekerjaan rumah. Masing-masing individu memiliki alasan yang berbeda-beda. 

Menafkahi memang tanggung jawab suami. Sebagai istri berhak menuntut untuk mendapatkannya. Beberapa hal berikut akan kita bahas bagaimana sebaiknya sikap seorang wanita yang telah terikat pernikahan apabila dihadapkan dengan kondisi ekonomi suami yang sedang tidak stabil terlebih akibat di-PHK. 

1. Support Suami 

Suami istri adalah dua orang yang harus bekerja sama agar rumah tangga tetap berjalan lurus dan mulus tanpa hambatan. Jika salah satu sedang tersandung hingga jatuh yang satu mengulurkan tangan siap membantu. Apabila keduanya di fase terbawah harus saling menguatkan serta mencari solusi tepat mengatasi badai yang menerjang. 

Jangan hanya menuntut agar suami mampu memberikan segala yang kalian inginkan tanpa peduli kesusahannya. Selama ia setia dan penuh tanggung jawab terhadap keluarga temani ia melewati masa-masa tersulit. Dukunglah rencana-rencana yang ia buat demi mengentaskan keluarga dari ekonomi yang terpuruk.

Baca juga: 4 Cara Menghabiskan Uang Tanpa Kehilangan, Cari Tahu di Sini!

2. Tetap Setia 

Ujian lelaki di dunia ini terdapat pada pandangannya sedangkan ujian perempuan adalah harta. Jangan sesekali berpikir untuk meninggalkan suami hanya karena masalah keuangan sedang goyah. Selama dia tidak menyakiti jangan ragu menemaninya. Roda kehidupan selalu berputar asalkan bersabar dan berikhtiar yakin bahwa semua akan membaik pasti jalan keluar akan terbuka lebar. Yakinkan diri sepenuh hati terlebih dahulu agar beban terasa ringan. Setiap pernikahan pasti memiliki ujiannya masing-masing. 

3. Membantu Sesuai Kadar Kesanggupan

Tidak ada kewajiban bagi seorang istri untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga. Namun keadaan ekonomi yang tidak baik-baik saja bisa memaksa wanita ikut turun tangan. Bantulah suami dengan keahlian yang kalian miliki dan jangan memaksakan diri berlebihan. 

Sosok suami pun bermacam-macam ada yang melarang sang istri ikut mencari uang, memintanya cukup berdiam di rumah meskipun istrinya terkadang tetep kekeuh untuk membantu. Tak jarang pula suami yang mengizinkan dengan catatan wanita yang dipinangnya tersebut tidak melupakan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu.

Bisa dibayangkan bukan betapa repotnya sang suami jika memiliki istri yang tidak mau menerima keadaannya hanya selalu marah-marah jika nafkah yang dia berikan tak seberapa besar. Yang salah adalah ketika suami memaksa istri bekerja padahal jelas tahu apabila wanita yang ia nikahi tersebut tidak mungkin melakukannya dengan beberapa sebab, misalnya sedang hamil dan memiliki masalah dengan kesehatannya selama mengandung dan lainnya. 

Baca juga: Potret Alyssa Soebandono dari Baby Face Hingga Kurusan, Ada Apa?

4. Menurunkan Gaya Hidup 

Semula dapat membeli apapun tanpa melihat harga kemudian terpaksa harus menahan diri untuk tidak kalap dalam berbelanja, mungkin bisa membuat kalian mengalami yang namanya shock. Yang sebelumnya ingin apa saja tinggal beli lalu tiba-tiba harus berkompromi dengan keadaan keuangan yang serba pas-pasan, dapat menimbulkan perasaan sedih. 

Tidak mengapa harus menurunkan gaya hidup menjadi lebih sederhana. Mengejar kemewahan hanya karena gengsi tidak akan memberi manfaat dalam kehidupan justru malah gelisah berkepanjangan karena sibuk ingin terlihat memukau di mata orang lain.

Dalam kesederhanaan akan mengajarkan kita sesuatu yang tidak perlu kita pelajari. Seperti rasa bersyukur yang tiada henti. Apalagi jika suami kalian pengertian, perhatian, penuh rasa sayang terhadap keluarga maka sebanyak apapun nominal rupiah tidak akan bisa menggantikan rasa bahagia memiliki suami yang berakhlak baik. 

Baca juga: 5 Manfaat Menanam Pohon untuk Kesehatan, Salah Satunya Membersihkan Udara

Itulah sikap yang bisa diterapkan apabila kondisi keuangan keluarga sedang diuji. Suami yang bertanggungjawab tidak mungkin menjerumuskan kalian pada jurang nestapa. Dia akan berusaha keras memenuhi kebutuhan anak dan istri. Tetap di sampingnya, mendampinginya asalkan dia tidak macam-macam dan bersikap buruk.

Video yang mungkin kamu lewatkan.

Ismi Faizah