Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Safitri Dina Prameswari
Ilustrasi Pamer Kekayaan (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Akhir-akhir ini kita sering dibuat geger dengan anggota keluarga dari pejabat, yang memamerkan kekayaannya dan tampak tidak berseri. Mengapa hal demikian bisa terjadi?

Flexing atau pamer kekayaan menjadi sebuah fenomena yang semakin meresahkan di kalangan pejabat. Tindakan ini dilakukan untuk menunjukkan kekayaan dan kemewahan sebagai bentuk pengakuan sosial dan prestise. Namun, dalam konteks pejabat, flexing sering kali menimbulkan kontroversi dan kritik. Banyak pejabat yang terjebak dalam pola perilaku yang mengabaikan etika dan penggunaan uang publik yang tidak bijaksana.

Tindakan flexing tersebut terutama dilakukan oleh anggota keluarga pejabat, yang sering kali menggunakan posisi dan kekuasaan yang dimiliki oleh keluarga mereka untuk memperoleh keuntungan dan kekayaan yang tidak wajar. Mereka memamerkan gaya hidup mewah mereka di media sosial.

Di kalangan pejabat sering kali terlihat dalam penggunaan mobil dinas atau fasilitas-fasilitas mewah lainnya seperti penginapan, restoran, dan klub sosial yang sebenarnya tidak diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas mereka. Hal ini dapat menunjukkan sikap arogansi dan ketidaktanggungjawaban terhadap pengeluaran uang publik.

BACA JUGA: Pentingnya Pendidikan Jasmani untuk Gaya Hidup Sehat

Selain itu, pejabat juga dapat melakukan flexing melalui pertunjukan kekuasaan mereka dalam berbagai kesempatan seperti acara-acara publik atau melalui media sosial. Tindakan ini dapat memperkuat citra diri mereka sebagai orang yang berkuasa dan penting, namun juga dapat menunjukkan ketidaksopanan dan mengabaikan kebutuhan masyarakat.

Praktek flexing di kalangan pejabat tidak hanya berdampak pada citra pemerintahan, tetapi juga menimbulkan dampak yang lebih luas pada masyarakat. Masyarakat akan merasa kecewa dan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah jika melihat para pejabat menggunakan uang publik untuk kepentingan pribadi mereka sendiri.

Oleh karena itu, penting bagi pejabat untuk memperlihatkan sikap rendah hati dan mempergunakan uang publik dengan bijak dan bertanggung jawab. Pemerintah juga harus memastikan adanya aturan dan mekanisme pengawasan yang ketat terhadap penggunaan uang publik oleh pejabat.

Pemerintah juga harus memperketat pengawasan terhadap penggunaan uang publik oleh pejabat dan anggota keluarga mereka untuk meminimalkan terjadinya praktek flexing. Masyarakat juga dapat memainkan peran penting dalam mengatasi praktek flexing ini dengan menjadi pelapor atau pengawas yang aktif terhadap praktek-praktek yang merugikan masyarakat.

Dalam rangka mencegah terjadinya praktek flexing di kalangan pejabat dan anggota keluarga mereka, penting untuk membangun budaya integritas dan transparansi di dalam pemerintahan. Hal ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, untuk menjaga kepercayaan masyarakat pada pemerintah dan menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih adil bagi seluruh rakyat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Safitri Dina Prameswari