“Iya deh, emang cewek selalu benar.”
Hadeh, siapa yang masih sering mendengar kata-kata seperti itu? Biasanya sih, lebih sering diucapkan cowok ketika lagi beradu argumen dengan cewek. Kalau sudah merasa terpojok, saatnya mereka mengeluarkan jurus ucapan ‘cewek selalu benar’-nya itu yang bikin kesan seolah mereka ngalah dan kami perempuan yang nggak mau kalah.
Padahal ya, terkadang argumen mereka aja yang memang salah, gitu kok nggak mau disalahkan! Kalau memang betul cewek selalu benar, mana coba buktinya? Cewek juga sering loh, disalahkan atas hal-hal yang sebenarnya bukan kesalahan kami.
Sudah Kena Pelecahan, Masih Juga Kena Hujatan
Siapa lagi kalau bukan cewek? Sudah jatuh, tertimpa tangga pula, rasanya menjadi ungkapan yang pas untuk mewakili perasaan cewek-cewek seperti ini. Bukan lagi hal yang langka kalau cewek-cewek sering menjadi korban pelecehan seksual. Pasalnya, hal tersebut memang sering kali terjadi. Miris memang, tapi yang bikin jauh lebih miris adalah melihat tanggapan orang-orang yang justru menyalahkan pihak korban.
“Wajar kalau dilecehkan, pakaiannya aja gitu,” katanya. Loh, pelecehan kok diwajarkan? Mbak, Mas, sini saya kasih tau, yang namanya pelecehan itu nggak boleh dinormalisasi dengan alasan apapun. Meskipun kami sudah menutup diri, berpakaian ‘krukupan’ sampai cuma kelihatan matanya saja, kalau cowok nggak bisa mengontrol nafsunya, ya tetap saja bisa berujung ke pelecehan. Lagi pula, kami ini sudah diwanti-wanti sejak kecil untuk selalu menjaga diri. Tapi ya pada dasarnya di dunia ini tidak ada tempat aman bagi perempuan.
Selain itu, sering kali para cewek setelah dilecehkan, bukannya mendapat pembelaan malah ikut kena sanksi sosial dari masyarakat. Mereka dianggap ‘kotor’ dan ‘tidak suci’, dicaci, dihina, dijauhi. Padahal siapa juga sih, yang mau dilecehkan? Perasaan mereka juga hancur tentunya, masih ditambah harus mendapat perlakuan yang menyudutkan, sakitnya double! Tak jarang pula, hujatan-hujatan semacam itu juga keluar dari mulut sesama perempuan. Women support women, PRET!
Cowok yang Selingkuh, Cewek yang Salah
Hayo, siapa di sini yang pernah diselingkuhin? Tapi pernah nggak sih, pasanganmu yang selingkuh malah kamu yang disalahkan? Aneh tapi nyata! Tak jarang cewek mengalami hal ini. Ketika cowok ketahuan selingkuh, biasanya mereka mengeluarkan alibi-alibi yang meletakkan cewek di posisi yang salah. Kalau bahasanya anak sekarang disebut ‘manipulatif’.
Dengan beribu alasan cowok menyerang cewek untuk menutupi kesalahannya itu. Insecure terhadap pencapaian cewek, cewek sibuk bekerja sampai gak ada waktu buat si cowok, alasan-alasan klise seperti itu yang sering jadi andalan cowok untuk membuat ceweknya merasa bersalah.
Bahkan tak jarang pula mereka membawa-bawa urusan fisik, seperti ceweknya udah nggak menarik lagi, nggak pintar merawat diri, nggak bisa bikin si cowok betah, dan sebagainya. Kenyataannya mereka saja yang tabiatnya tukang selingkuh. Sudah nggak setia, sudah gitu masih menyalahkan pasangannya lagi. Bener-bener, deh! Nih ya, cowok, kalau benar kalian setia, meskipun bisa memilih sekelas Ariel Tatum sekaligus, kalian akan tetap memilih pasangan kalian.
Apapun Masalah Rumah Tangga, Cewek Penyebabnya
Cewek juga sering menjadi kambing hitam dari setiap permasalahan rumah tangga. Mulai masalah sepele, yang besar, hingga yang sengaja dibesar-besarkan. Sesederhana masalah kebersihan rumah, kalau rumah kelihatan kotor sedikit saja, sudah pasti cewek yang kena. Urusan kebersihan yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama kenapa hanya dilimpahkan ke pihak perempuan saja?
Begitu juga urusan dapur. Seorang istri dituntut bisa masak biar bisa nyenengin suami. Ya nggak salah sih, tapi kenapa cuma perempuan saja yang harus banget bisa masak? Padahal kan masak itu basic life skill yang harusnya bisa dikuasai oleh siapapun tanpa memandang jenis kelamin.
Satu lagi masalah rumah tangga yang cukup menguji kesabaran perempuan adalah ketika mereka tak kunjung diberi momongan. Umumnya hal itu akan mengundang gunjingan, yang besar kemungkinan ditujukan lagi-lagi kepada pihak perempuan. Mereka akan dicap mandul, tidak dapat memberi keturunan, dan gagal menjadi istri. Seolah-oleh tugas perempuan cuma 3M saja, Masak, Macak, dan Manak.
Jadi cewek memang tidak mudah, tapi mudah-mudahan kalian mengerti kalau kami ini tidak selamanya benar. Apalagi dengan adanya pernyataan ‘cewek selalu benar’ yang melekat dalam diri cewek, padahal pernyataan itu tidak sepenuhnya betul. Nyatanya, cewek juga sering diletakkan di posisi yang serba salah.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Menjelajahi Pafikotasingkawang.org: Komitmen terhadap Pengembangan Komunitas dan Pelestarian Budaya
-
Kehamilan Remaja: Bisakah Kita Berhenti Melihat Pernikahan Sebagai Solusi?
-
Game Cisini Stories: Jalan Panjang Menuju Cinta dan Sukses dalam Dunia Simulasi Cewek
-
Membongkar Stigma: Etos Kerja Gen Z Tak Selamanya Buruk, Kenali Lebih Jauh!
-
Seni Tato di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta: Antara Ekspresi Diri dan Stigma
Kolom
-
Nasib Guru di Era Prabowo-Gibran: Akankah Janji Sejahtera Terwujud?
-
Kehamilan Remaja: Bisakah Kita Berhenti Melihat Pernikahan Sebagai Solusi?
-
Kesadaran Politik Gen Z Melalui Partisipasi Ruang Digital yang Demokratis
-
Marak Tren Pernikahan Dini di Media Sosial, Stop Romantisasi!
-
Membongkar Stigma: Etos Kerja Gen Z Tak Selamanya Buruk, Kenali Lebih Jauh!
Terkini
-
Segera Syuting, Yeri Red Velvet Kembali Bintangi 'Bitch and Rich' Season 2
-
Jadi Petugas Damkar, Ini Peran Joo Won di Film KoreaFirefighters
-
Cedera Ivar Jenner Membaik, tapi Harus Absen Lawan Jepang Gara-Gara Hal Ini
-
Casey Stoner: Ducati Bisa Lakukan Apa Saja untuk Pertahankan Gelar Juara
-
Buku Beauty and The Bad Boy: Terus Didesak Nikah dan Dipepet Brondong Tajir