Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Nariswari Kirana Hayu
Boyband iKON di acara Asian Sound Syndicate Vol. 2 yang digelar di West Parking JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (27/8/2023). [credit: Asian Sound Syndicate]

Mungkin sebagian besar sudah sangat paham dengan istilah fangirling. Terutama bagi mereka yang termasuk salah satunya, baik fangirling terhadap idola Korea, Jepang, Thailand, Barat, dan masih banyak lagi. Namun bagi mereka yang masih asing dengan istilah tersebut, akan saya coba jelaskan di bawah ini. Dan bagaimana fangirling ini sebenarnya bekerja dan mengapa hingga saat ini fangirling masih terstigmatisasi secara negatif di masyarakat.

Fangirling

Intinya, fangirling adalah bentuk atau wujud dari mengidolakan seseorang, sebuah bentuk dedikasi yang tinggi untuk idolanya. Individu yang mengidolakan seseorang pasti akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan idolanya tersebut. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti mendengarkan musik, menonton konser, mencari informasi seputar idolanya, berpakaian menyerupai idolanya, dan lain-lain. 

Memang kelihatannya kegiatan fangirling ini normal dan wajar ketika membaca definisinya. Namun nyatanya, sangat banyak yang memandang negatif kegiatan fangirling tersebut. Bagaimana maksudnya?

Bagi mereka yang tidak tahu, tidak paham, dan tidak menjadi bagian dari fangirling idola pasti akan memandang sebelah mata dan negatif terhadap mereka, teman, atau anggota keluarganya yang melakukan fangirling.

Bagaimana tidak? Mereka yang melakukan fangirling memang cenderung sedikit ‘konsumerisme’. Mereka rela menghabiskan atau bahkan menghambur-hamburkan uang mereka hanya untuk fangirling, yaitu dengan memborong merchandise idola, pergi menonton konser, pergi ke luar negeri tempat idolanya berasal, dan masih banyak lagi. Tentu hal ini akan dipandang negatif dari sudut pandang mereka yang tidak mau tahu, tidak mau memahami apa itu fangirling, dan hanya melihat sisi negatifnya saja.

Apakah fangirling negatif?

Sebenarnya tidak semua hal yang mencakup fangirling itu negatif. Nyatanya, tanpa fans dan kegiatan fangirling yang dilakukan, para idola tidak mungkin akan sukses dan dikenal masyarakat luas, baik dalam negeri maupun luar negeri. Benar tidak? Makanya banyak idola yang sangat berterima kasih pada para fansnya karena telah membuatnya dikenal oleh banyak orang. Jika tidak ada dukungan dari para fans dan kegiatan fangirling yang dilakukan untuk mendukung idolanya, bagaimana seorang idola tersebut akan terkenal? Masuk akal bukan?

‘Apakah salah jika kita fangirling?’ Bagi mereka, fangirling adalah sebuah kegiatan yang membuat dirinya merasakan kebahagiaan, walaupun hanya sesaat. Dengan mereka mendengarkan musik idolanya, menonton konser, membeli berbagai macam merchandise idolanya, ada sebuah kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Walaupun mereka harus rela mengeluarkan sejumlah uang untuk fangirling, namun mereka sendiri merasa itu adalah kebahagiaan mereka. Apakah salah untuk berbahagia melalui fangirling?

Bahkan sangat banyak yang mengatakan dengan dia fangirling, stres, depresi, atau sakit yang sedang dilaluinya tidak lagi terasa menyakitkan. Bagi mereka yang merasa tidak bahagia, tidak ada motivasi untuk hidup, dan lain-lain, mengatakan bahwa fangirling adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Justru malah banyak fans yang berterima kasih kepada idolanya karena telah membahagiakan dirinya dan sebagainya. Mereka yang awam dengan fangirling pasti tahu akan hal ini. 

Fangirling yang negatif

Namun tentu saja semua jenis kegiatan jika disalahgunakan atau tidak dilakukan dengan baik dan dengan tujuan yang baik, akan menimbulkan suatu masalah dan pastinya akan dipandang negatif. Misalnya dalam fangirling, jika terlalu konsumerisme membeli barang yang berkaitan dengan idolanya tentu juga tidak baik. Jika seseorang terlalu ‘fanatik’ fangirling terhadap suatu idola hingga membuat idolanya tidak nyaman (‘sasaeng’) dan menjatuhkan fans dan idola lainnya, maka juga tidak baik. Karena banyak kasus yang seperti ini, ‘fans yang toxic’ atau ‘toxic fangirling’.

Memang tidak ada salahnya kita fangirling, tapi jangan sampai menyalahgunakan fangirling sebagai sebuah kegiatan yang negatif atau toxic. Jadikan kegiatan fangirling sebagai kegiatan yang setidaknya membahagiakan diri kita sendiri, sebagai comfort zone kita, dan sebagai tempat positif untuk mendukung idola kita. Jangan jadikan kegiatan fangirling sebagai tempat untuk saling menjatuhkan fans dan idola lain atau bahkan hingga menjatuhkan idola kita sendiri karena terlalu toxicnya kita dalam fangirling. 

“Friendly reminder, kalau sampai dunia fangirl ini buat kamu jadi orang yang lupa kemanusiaan, sampai merubah kamu jadi orang jahat, lebih baik berhenti dan tinggalkan. Please don’t harm people with your words and attitudes, because they can kill people.” 

Pernyataan tersebut mengingatkan kita bahwa suatu tindakan dan omongan dari satu individu sangat mampu mempengaruhi individu lain. Jika kita melakukan tindakan dan berkata hal-hal yang tidak baik terhadap fans atau idola lain, akan sangat berpengaruh terhadap mereka. Karena pada dasarnya, omongan adalah kekuatan paling besar untuk mempengaruhi orang lain. 

Jangan jadikan kegiatan fangirling sebagai tempat untuk saling mengumbar kebencian dan hal-hal yang negatif, baik terhadap fans atau idola lain. Jadilah fans yang bijaksana dan janganlah merugikan orang lain atau bahkan merugikan idola kita sendiri.

Nariswari Kirana Hayu