Freelance, freelancer, dan freelancing. Pasti sebagian besar sudah sangat awam dengan istilah-istilah tersebut. Istilah yang saat ini lagi marak-maraknya di tengah masyarakat. Sebuah kegiatan “bekerja lepas” yang biasanya dilakukan dari rumah, melakukan beberapa jenis pekerjaan untuk klien tanpa adanya komitmen untuk kerja penuh waktu dan tidak ada ikatan untuk satu perusahaan khusus. Pekerjaan yang dikerjakan oleh para freelancer ini disebut freelancing.
Jenis pekerjaan yang dikerjakan pun sangat beragam, mulai dari desain grafis, penulis, penerjemah, dan masih banyak lagi. Biasanya para freelancer ini memiliki platformnya sendiri untuk menawarkan jasanya, atau bergabung dengan situs freelance yang sudah tersedia, sehingga hanya perlu mengambil projek yang ingin dikerjakan. Berbeda dengan mereka yang memiliki platformnya sendiri, mereka harus mengelola platform tersebut sendiri dan mempromosikan jasanya sendiri juga.
Adakah teman-teman disini yang freelancer juga? Teman-teman lebih prefer yang mana nih, bikin platform sendiri atau bergabung dengan situs yang telah ada? Karena saat ini pun sudah banyak sekali situs-situs yang bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh para freelancer untuk freelancing.
Bekerja dari Rumah dan Penghasilan Tidak Tetap
Sesuai dengan artinya yaitu “bekerja lepas”, tentunya para freelancer sistemnya bekerja dari rumah, tidak ada waktu pasti untuk bekerja, dan tidak ada ketentuan hari apa saja untuk bekerja, intinya suka-suka para freelancer. Hal ini berbeda dengan para pekerja kantoran yang bekerja dari kantor, ada ketentuan hari dan waktu untuk bekerja.
Namun tentu saja jika dilihat dari segi penghasilan, keduanya memiliki perbedaan. Bagi para freelancer, cenderung penghasilan mereka tidak tetap, tergantung seberapa banyak projek yang mereka ambil dalam sebulannya. Sedangkan mereka para pekerja kantoran, penghasilan mereka cenderung lebih tetap sebulannya, misalnya gaji UMR.
Nah mungkin dari segi kedua hal inilah yang terkadang bagi mereka yang tidak paham dan tidak tahu seluk beluknya, akan memandang sebelah mata terkait freelance. Mereka pasti menilai freelance sebagai ‘alah kerjanya dari rumah, penghasilan juga ngga tetap ngga segede orang kantoran’.
Adakah teman-teman disini mengalami hal yang sama? Suka dinilai seperti itu oleh beberapa orang terdekat misalnya. Karena apa yang mereka harapkan dan idealkan terkait kerja itu adalah sebagai orang kantoran dengan gaji UMR atau bahkan bisa lebih. Iya ngga? Namun nyatanya tidak loh teman-teman. Freelancing bukanlah hal yang salah dan untuk saat ini sebenarnya perlu dipertimbangkan kembali.
Apa Maksudnya Dipertimbangkan Kembali?
Mungkin teman-teman sudah sangat paham dengan kondisi saat ini yang untuk mencari pekerjaan saja sangat susah, apalagi untuk para fresh graduate. Iya ngga? Nah kondisi seperti inilah yang kemudian membuat mereka untuk memutuskan freelancing saja sambil menunggu lamaran pekerjaannya diterima. Pasti ada sebagian teman-teman disini yang begitu juga kan? Freelance sendiri pun saat ini sedang marak dilakukan di Indonesia, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat sekalipun. Begitu banyak para freelancer diluar sana.
Nah dengan melihat kondisi saat ini, apakah kemudian akan menyalahkan bekerja sebagai freelancer? Apa yang salah dan negatif dari freelancing? Freelance dan bekerja kantoran bukankah sama-sama melakukan pekerjaan? Hanya saja berbeda dari segi sistem bekerja dan pendapatannya. Iya bukan?
Jika mempermasalahkan sistem kerjanya, saya rasa tidak masalah. Para freelancer pun sangat bisa jika ingin menerapkan sistem kerjanya sama dengan para pekerja kantoran, seperti bekerja dari Senin hingga Jumat mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore misalkan. Itu semua tergantung dari para freelancer masing-masing. Sepertinya kita tidak bisa memaksa mereka untuk hal-hal yang seperti itu, karena pada dasarnya para freelancer tidak punya ikatan apa pun dan dengan siapa pun kecuali kliennya.
Sedangkan terkait masalah pendapat yang tidak tetap, saya rasa itu juga tidak masalah. Karena mereka memutuskan untuk menjadi freelancer pun sudah merupakan pilihan dan keputusan individu masing-masing. Mereka pun pasti sudah tahu sistem dan plus minusnya bekerja sebagai freelancer, contohnya saja dari segi pendapatan yang tidak seberapa dibanding para pekerja kantoran.
Sebenarnya pun masalah pendapatan ini juga tergantung dari individu freelancer sendiri seberapa banyak projek yang diambil dalam sebulannya. Jika mengambil banyak projek pun pasti pendapatannya akan banyak atau sebanding juga dengan para pekerja kantoran. Terlebih lagi jika mereka memang sudah memiliki ‘nama’ atau dikenal sebagai freelancer yang ternama, pasti projek yang masuk dan pendapatannya bisa saja melebihi para pekerja kantoran. Iya ngga?
Nah intinya, bekerja sebagai freelance ataupun kantoran, pada akhirnya merupakan pilihan individu masing-masing. Keduanya tidak ada yang salah, sama-sama bekerja bukan? Selama pekerjaan yang dilakukan oleh keduanya tidak mengarah ke hal yang negatif atau merugikan orang lain, maka tidak masalah bukan? Baik dari segi sistem kerja dan pendapatannya.
Baca Juga
-
Curahan Hati Anak Pertama: Nggak Senang Adik Lebih Sukses?
-
Fangirling: Kegiatan yang Masih Terstigmatisasi Negatif
-
Apa yang Membuat Para Gen Z Resign dari Tempat Kerjanya?
-
Tuntutan dan Ekspektasi: Apa yang Kini Dirasakan oleh Para Fresh Graduate
-
Maraknya BL Thailand Saat Ini: Fandom Baru Ketika Pandemi Covid-19
Artikel Terkait
-
Apa Pekerjaan Pak Muh sebelum Terkenal? Ayah Fadil Jaidi Terungkap Pernah Kerja di Amerika
-
Biodata dan Kekayaan Munawar Ahmad, Mendiang Ayah Raffi Ahmad yang Ternyata Direktur Bank
-
300 Juta Pekerjaan Terancam Hilang Gara-gara AI, Pengusaha Akui Lebih Hemat Biaya
-
Gideon Tengker Kerja Apa? Ayah Nagita Slavina Tuntut Gono-gini Rp300 M ke Mantan Istri
-
Ini Pekerjaan Ayah Raffi Ahmad, Punya Jabatan Mentereng hingga Hujani Keluarga dengan Kemewahan
Kolom
-
Mahasiswa Melek Literasi: Gerakan Kecil yang Bikin Dampak Besar
-
Revisi KUHAP: Jurang Baru Antara Kewenangan Aparat dan Hak Warga Negara
-
Partisipasi Publik Palsu: Strategi Komunikasi di Balik Pengesahan Revisi KUHAP
-
Hope Theory: Rumus Psikologi di Balik Orang yang Tidak Mudah Menyerah
-
Jika Hukum adalah Panggung, Mengapa Rakyat yang Selalu Jadi Korban Cerita?
Terkini
-
Lula Lahfah Diingatkan Sahabat soal Reza Arap, Respons sang Ibu Bikin Kaget
-
Pagi, Siang, atau Malam: Kapan Waktu Olahraga Terbaik? Cari Tahu yang Paling Tepat Untukmu
-
Sinopsis Pro Bono: Drama Korea Hukum Terbaru Jung Kyung Ho Segera di Netflix
-
Deddy Corbuzier Rayakan Ultah Sabrina di Tengah Proses Perceraian, Netizen Soroti Tulisan di Kue
-
Usai 10 Tahun Pacaran, Kim Woo Bin dan Shin Min Ah Umumkan akan Menikah