Melihat hasil uji coba timnas Indonesia yang ketiga secara angka jelas menyesakkan. Skor 0-5 yang diderita dari Iran, persis dengan yang didapat Thailand saat hadapi Jepang di awal tahun. Namun jika melihat rentang peringkat FIFA keduanya, rasanya hal yang wajar.
Jika merunut ke belakang, pada 2 uji coba sebelumnya tampak ada yang belum pas dalam skuat timmas Indonesia hingga hari ini. Secara akumulatif, Indonesia telah kemasukan 10 gol, dan hanya memasukkan 1 gol saja.
Hal ini menjadi gambaran lengkap skuat saat ini. Pada sisi pertama, angka 10 menunjukkan betapa rentannya lini pertahanan Indonesia. Keberadaan para bek yang ada, belum berfungsi optimal.
Memang diakui, pada uji coba kedua telah ada perbaikan. Kombinasi Rizky Ridho, Jordi Amat, dan Elkan Baggott boleh dibilang bermain bagus. Tentu saja dengan meminggirkan blunder yang dilakukan Rizky Ridho.
Namun saat menghadapi Iran, kembali Indonesia dibobol dengan 5 gol tanpa balas. Diakui atau tidak, di sini ada kebocoran lini pertahanan. Mungkin saja hal ini bukan karena kalah skill, faktor psikologis barangkali yang bermain.
Menghadapi Iran dengan deretan prestasi mentereng, mungkin membuat sebagian pemain nervous. Dari rasa nervous ditambah kurang percaya diri merembet pada perfoma mereka. Dalam sebuah tim, satu bagian mengalami error, akan berdampak pada bagian lain.
BACA JUGA: Konspirasi Terkait Data Pertahanan, Rakyat Harus Percaya Siapa dan Kenapa?
Sehingga layak jika Shin Tae-yong menyayangkan 3 gol saat menghadapi Iran karena kesalahan sendiri. Mengacu pada komentar ini, pasti yang dituju adalah lini belakang.
Sisi lain yang belum optimal adalah lini depan. Satu gol dari 3 pertandingan, jelas bukan prestasi bagus. Kinerja lini depan dalam hal ini patut dipertanyakan. Apakah mereka kalah dalam duel atau memang suplai bola dari tengah yang kurang lancar.
Dari kondisi ini akhirnya permasalahan yang masih dihadapi timnas Indonesia melebar. Bukan lagi pada lini pertahahan dan lini depan, lini tengah pun punya kontribusi atas semua ini.
Walaupun mungkin saja suplai bola lini tengah kurang karena sibuk membantu pertahanan. Atau juga suplai terhambat karena kuatnya lini pertahanan lawan.
Kumpulan masalah ini menjadi tugas Shin Tae-yong dan staf untuk mengurainya. Sebab bagaimanapun juga poin penting semuanya adalah laga sesungguhnya di fase grup Piala Asia 2023.
Kejelian Shin Tae-yong dalam melakukan analisa hasil uji coba diharpapkan melahirkan strategi dan formasi paten saat hadapi lawan-lawannya. Jepang, Irak, dan Vietnam adalah lawan sesungguhnya, bukan Iran dan Libya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
AFC Cari Gara-gara Lagi dengan Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
-
Media Vietnam Puji Habis Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Uzbekistan 2-0
-
Lawan Uzbekistan Nanti Malam, PR Nova Arianto Harus Benahi Fokus Pemain
Artikel Terkait
Kolom
-
Jago Matematika Disebut Pintar: Kenapa Angka Jadi Ukuran Cerdas di Indonesia?
-
Capres Private Account? Sekarang Bisa Scroll Bebas Lagi!
-
Kementerian Haji dan Umrah Jadi Solusi di Tengah Isu Birokrasi dan Politik?
-
Saat Podcast Jadi Pilihan Belajar, Apa yang Hilang dari Televisi?
-
Antara Guru dan Chatbot: Wajah Baru Pendidikan di Era AI
Terkini
-
Zita Anjani dan Gelombang Kritik: Antara Tanggung Jawab dan Gaya Hidup
-
Ghosting Bukan Selalu Soal Cinta: Saat Teman Jadi Avoidant
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Belum Juga Jera, AFC Kembali Bikin Ulah Jelang Bergulirnya Ronde Keempat Babak Kualifikasi
-
AFC Pilih Wasit Asal Kuwait untuk Ronde Keempat, Tim Mana yang Paling Diuntungkan?