Konflik Israel-Palestina yang semakin memanas dengan tindakan Israel yang terus melayangkan serangan terhadap masyarakat sipil Palestina mengundang kemarahan internasional. Banyaknya aturan hukum internasional atas situasi konflik yang dilanggar oleh Israel ternyata dilatarbelakangi pondasi kuat pada perekonomian Israel.
Tepatnya semenjak berdiri pada 1948, Israel sudah mengalami kemajuan pada bidang keamanan militer, inovasi teknologi penting di dunia, hingga investasi asing ke perusahaan ternama. Sehingga sebagai upaya memberikan desakan kepada Israel, masyarakat membidik perekonomian Israel dengan sistem boikot.
Menurut ahli politik Gene Sharp, boikot adalah bentuk aksi nirkekerasan berupa kemunculan penolakan terhadap pembelian, penggunaan, serta pemberian dukungan atas produk, layanan, dan merek tertentu untuk memberikan tekanan protes. Konsep ini menunjukkan bahwa penarikan atas dukungan finansial dan kekuatan politik akan berpengaruh pada perubahan perilaku atau kebijakan.
Salah satu bentuk boikot yang dipopulerkan atas tindakan Israel terhadap Palestina adalah boikot terhadap merek kopi Starbucks. Starbucks adalah sebuah perusahaan global yang terkenal karena jaringan kedai kopi dan produk-produk kopi premiumnya. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1971 di Seattle.
Dipilihnya Starbucks sebagai sasaran boikot dikarenakan sikap yang ditunjukkan terhadap solidaritas pekerjanya yang bernama Starbucks Worker United. Hal ini bermula pada awal November, di mana Starbucks Worker United membuat postingan solidaritas terhadap Palestina yang mendapat serangan dari Israel.
Starbucks mengecam tindakan ini sebagai perusakan merek karena cuitan media sosial yang dibuat Starbucks Worker United. Starbucks Worker United menggugat balik Starbucks karena mencederai serikat pekerja dan dianggap melemahkan mereka. Namun pihak manajemen mengatakan bahwa pernyataan Starbucks Worker United bukan merupakan representasi Starbucks sebagai perusahaan.
Keputusan klarifikasi ini membuat perspektif masyarakat sepenuhnya berubah terhadap Starbucks. Beramai-ramai masyarakat melayangkan metode boikot yang dapat dilakukan dengan dimulai dari tidak membeli produk. Keberhasilan boikot ini ditunjukkan dengan penurunan nilai pasar hingga hampir USD 12 miliar per Desember 2023.
Kerugian ini membuat Starbucks memutar metode pemasaran dan diduga menggaet idol-idol asal Korea Selatan untuk menggunakan produk mereka. Tidak ada laporan khusus kerja sama antara agensi idol tersebut dengan Starbucks. Namun, mereka beberapa kali dijumpai tengah mengkonsumsi produk Starbucks dan dianggap sebagai bentuk softselling Starbucks. Softselling sendiri merupakan suatu teknik pemasaran yang bertujuan untuk menjual produk atau layanan dengan cara yang tidak terlalu agresif atau langsung.
Tidak seperti metode softselling lainnya yang mengalami keberhasilan dengan memanfaatkan idol-idol Korea Selatan, tindakan ini malah mengundang hujatan. Netizen terus berusaha mengedukasi idol-idol tersebut. Beberapa ada yang memahami dan mau berusaha merubah kebiasaan ngopi mereka.
Namun tidak sedikit pula yang terkesan acuh tak acuh dan mengabaikan edukasi ini. Atau bahkan dalam beberapa kasus, meminta netizen untuk tidak ikut campur. Pada akhirnya, netizen akan meninggalkan para idol yang tidak mau diedukasi itu dengan memberikan arahan boikot pula terhadap mereka. Tidak hanya merugikan merek Starbucks yang gagal memilih metode pemasaran, namun juga mencederai reputasi dan citra idol tersebut.
Artikel Terkait
-
Ogah Bikin Fans Rugi, Serunya Konser Solo Yugyeom GOT7 di Jakarta: Tampil Bareng DJ Hingga Keliling Venue Sapa Fans
-
Peta Target Hizbullah Dibocorkan? Serangan Udara Israel di Beirut Makin Presisi
-
Iran Tegas Dukung Hizbullah, Kecam Kegagalan Israel soal Lebanon Selatan
-
Eilat Dibombardir! Perlawanan Islam Irak Targetkan Israel dengan Drone
-
Hamas Siap Gencatan Senjata, Desak Trump Tekan Israel!
Kolom
-
Membedah Batasan Antara Kebebasan Berpendapat dan Ujaran Kebencian
-
Sadbor sebagai Duta Anti Judi Online: Paradoks Makna Pemberian Gelar
-
Cermin Bangsa: Ketika Jalur Busway Menjadi Ajang Ketidakdisiplinan
-
Diskursus Pidana Mati: Antara Efek Jera dan Dampak Hak Asasi Manusia
-
Akal Sehat dalam Kecerdasan Buatan: Apa yang Dapat Belajar dari Manusia?
Terkini
-
3 Drama Thailand yang Dibintangi Hana Lewis, Terbaru Ada Love and Scandal
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Gagal Taklukkan Raja Asia, Jay Idzes Pastikan Timnas Indonesia Tak Menyerah
-
SHINee Love Like Oxygen: Sakitnya Kehabisan Napas Karena Cinta