Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Indah Susena
Ini adalah foto keluarga kecilku. Ada ayah, ibu, dan satu adikku. Romansa awal bulan Syawal ini menjadikan kami semakin hangat dan dekat.[dok pribadi/ Indah Susena]

Ahamdulillah, sungguh tidak terasa bahwa kita sudah memasuki awal bulan Syawal. Setelah satu bulan melaksanakan ibadah puasa, akhirnya kita meraih kemenangan dengan kembali suci pada Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Kemenangan yang diraih ini tentu akan semakin meriah dengan tradisi memberikan THR atau tunjangan hari raya.

Tradisi ini selalu ditunggu oleh berbagai kalangan. Baik tua, atau muda, semuanya tentu senang ketika diberikan THR. Namun sejujurnya, aku sangat kesal dengan para orangtua yang mengatakan bahwa kaum dewasa tidak memerlukan THR. Mengapa THR hanya untuk kaum muda saja? Apakah karena kami, kaum dewasa sudah bisa mencari rezeki sendiri?

Entahlah, pertanyaan ini menjadi teka-teki yang tidak terpecahkan setiap tahunnya. Aneh, perundang-undangan manakah yang mengatakan bahwa kaum dewasa sudah tidak memerlukan THR? Sungguh, aku sebagai perwakilan dari kaum dewasa mengungkapkan kekesalan dan kekecewaan teramat dalam dengan hal tersebut. Walaupun sebenarnya tidak salah jika hanya memberi THR kepada adik-adik, karena kami dapat mencari THR sendiri.

Seperti kompetisi berhadiah THR yang diadakan oleh Yoursay.id, ada peluang di sana. Mau mencoba? Ayo, siapa takut. Kaum dewasa sepertiku pun masih harus berburu THR. Saat hari libur seperti ini, aku tidak punya pemasukan. Aku pun telah menyisihkan rezeki untuk berbagi kepada adik-adik di sekitar rumah. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hati kecilku juga rindu, meronta-ronta ingin diberi amplop kecil bergambar kartun lucu dengan ucapan selamat hari raya Idul Fitri.

Aku masih ingat terakhir kali menerima beberapa amplop THR yaitu ketika berusia 20 tahun. Kini usiaku 24 tahun. Ya, 4 tahun yang lalu. Hingga tidak sengaja aku melihat unggahan Yoursay.id, semangatku pun membara. Ada dua faktor yang mendorongku mengikuti perlombaan ini. Pertama, aku rindu menulis semenjak mulai bekerja di Kota Bandung.

Maklum saja, pekerjaanku tidak searah dengan hobiku. Kedua, aku rindu diberikan THR. Jujur saja bahwa tempatku bekerja tidak memberikan THR. Maka itu, aku akan memasukkan uang THR dari Yoursay ke dalam amplop kecil sebagaimana yang di terima oleh anak-anak kecil saat lebaran. Akan kuberikan amplop itu kepada diriku sendiri, seraya membayangkan masa kecilku yang dulu pernah menerima amplop THR.

Jika ditanya itukah alasannya? Tentu tidak, itu hanya salah satu cara mengobati rasa rindu masa kecil. Uang THR yang diberikan oleh Yoursay akan kupakai untuk mentraktir ayah, ibu, dan adik berburu kudapan murah meriah sore hari di Alun-Alun Cimahi. Sederhana bukan? Sebenarnya mudah saja bagi kami ke Alun-Alun Cimahi.

Tempatnya tidak jauh dari rumah, dan bisa dijangkau dengan transportasi umum. Namun, tentu kalian mengetahui bahwa setiap pemasukan yang ada memiliki alokasinya masing-masing. Dan kami, tidak mengalokasikan dana untuk bepergian. Bukan karena kami tidak butuh penyegaran. Melainkan, karena kami masih mendahulukan kebutuhan pangan, dan papan.

Tentunya jika ingin bepergian harus menyiapkan dana yang cukup untuk memenuhi keinginan. Inilah jawabanku, mengapa harus aku yang dapat THR dari Yoursay? Yaitu karena ingin mengobati rindu masa kecilku, serta mengajak keluarga jalan-jalan sambil berburu kudapan di Alun-Alun Cimahi. Terimakasih Yoursay.id, dan Suara.com telah menjadi wadahku untuk bercerita di awal bulan Syawal yang penuh berkah ini. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Indah Susena