Setiap hari, kita berjibaku dengan kemacetan lalu lintas. Klakson kendaraan bermotor berbunyi nyaring, saling menyalip dengan kecepatan tinggi, dan berbagai pelanggaran lalu lintas lainnya menjadi pemandangan yang sudah biasa.
Perilaku pengendara yang buruk ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga mengancam keselamatan diri sendiri dan orang lain. Lantas, apa yang sebenarnya menyebabkan jalanan kita menjadi begitu kacau?
Jalan raya seharusnya menjadi ruang publik yang nyaman bagi semua pengguna jalan. Namun, sering kali kenyamanan ini terusik oleh perilaku sejumlah pengendara yang mengabaikan aturan lalu lintas dan norma kesopanan.
Kebiasaan buruk berkendara ini tidak hanya mengganggu lalu lintas, tetapi juga mengancam keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Salah satu kebiasaan menyebalkan adalah melanggar rambu lalu lintas. Menyeberang lampu merah, menerobos jalur busway, atau parkir sembarangan adalah contoh pelanggaran yang sering ditemui. Tindakan ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap aturan dan hak pengguna jalan lainnya.
Selain itu, pengendara sering kali mengabaikan batas kecepatan, tidak menyalakan sein ketika akan belok, ugal-ugalan di jalan, dan menggunakan ponsel saat berkendara.
Masalah klasik yang sering ditemukan lain adalah pengendara yang meludah sembarangan di jalan, pengendara yang nekat lawan arah, dan pengendara yang berkendara sambil merokok hingga abu rokoknya bisa terbang dan mengenai pengendara lain di belakangnya.
Perilaku menyebalkan lain adalah pengendara yang mengobrol di jalan sehingga menyebabkan kemacetan atau lalu lintas yang terhambat.
Kebisingan yang mengusik masyarakat dan pengguna jalan lain diakibatkan oleh modifikasi knalpot juga turut menjadi alasan untuk bad mood di jalan.
Kurangnya kesadaran untuk berbagi jalan juga menjadi masalah serius. Pengendara motor seringkali melawan arus, tidak mau mengalah, dan memaksa masuk ke sela-sela kendaraan lain.
Sementara itu, pengendara mobil seringkali memarkir kendaraannya di bahu jalan atau menghalangi jalur pedestrian. Perilaku seperti ini menciptakan kemacetan dan potensi terjadinya kecelakaan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kebiasaan buruk berkendara, seperti kurangnya pendidikan lalu lintas, penegakan hukum yang lemah, dan minimnya fasilitas transportasi publik. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak.
Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan lalu lintas, memperketat penegakan hukum, dan menyediakan fasilitas transportasi publik yang memadai. Sementara itu, masyarakat juga harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya tertib berlalu lintas.
Sangat disayangkan, seringkali upaya baik untuk mengingatkan pengendara akan kesalahan mereka justru berbuah amarah. Sikap defensif ini seolah menjadi tameng yang melindungi ego mereka.
Alih-alih menerima masukan dengan lapang dada, mereka malah balik menyerang, menyalahkan orang lain, atau bahkan mengancam. Perilaku ini tidak hanya memperburuk situasi, tetapi juga mencerminkan kurangnya kesadaran akan pentingnya keselamatan bersama di jalan raya.
Kebiasaan buruk berkendara bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang berdampak pada kualitas hidup masyarakat.
Dengan mengubah perilaku kita di jalan, kita dapat menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman bagi semua. Mari bersama-sama berkomitmen untuk menjadi pengguna jalan yang baik dan bertanggung jawab.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Mapel Coding dan AI untuk SD, Kebijakan FOMO atau Kebutuhan Pendidikan?
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Magang untuk Cari Pengalaman, tapi Dituntut Punya Pengalaman?
-
Jejak Kolonialisme dalam Tindakan Penjarahan: Jajah Bangsa Sendiri?
-
Adakan PTKO II, Imabsi FKIP Unila Bekali Anggota agar Paham Renstra dan LPJ
Artikel Terkait
-
Menggali Potensi Diri Lewat Buku 10 Jalan Memahami Diri Sendiri
-
Macet Bikin Rugi Rp 62 Triliun, Begini Cara Polri Urai Kemacetan di Jakarta
-
Banyak Oknum Pengendara Problematik, Netizen Catatkan 31 Dosa Besar Xpander: Tabiat Kondang Sejak Perang Dunia 2?
-
Apakah Kota Ini Jadi Inspirasi Dharma Pongrekun? Tak Ada Lampu Merah Sama Sekali
-
Tolak Hasil Kemenangan Partai Georgian Dream di Pemilu, Massa Oposisi Kaukasus Blokir Jalan Utama
Kolom
-
Trend Lagu Viral, Bagaimana Gen Z Memengaruhi Industri Musik Kian Populer?
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Standar Nikah Muda dan Mengapa Angka Perceraian Semakin Tinggi?
-
Indonesia vs Arab Saudi: Mencoba Memahami Makna di Balik Selebrasi Seorang Marselino Ferdinan
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg