Bahasa menjadi salah satu kunci komunikasi dalam kehidupan. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang meliputi kata, kumpulan kata, dan kalimat yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan.
Jika bahasa merupakan suatu sarana komunikasi yang disampaikan secara lisan, maka bagaimana teman tuli dapat menyampaikan pesan kepada orang lain?
Hampir semua orang mengenal bahasa isyarat yang umumnya dilakukan melalui gerakan tangan dan gestur bibir. Bahasa isyarat ini menjadi alat komunikasi utama bagi teman tuli.
Meskipun banyak orang mengenal bahasa isyarat, tidak semua masyarakat mampu memahami atau menggunakannya. Akibatnya, sebagian orang cenderung menghindari interaksi dengan teman tuli.
Padahal, bahasa isyarat bukanlah satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengan teman tuli. Robi, salah satu teman tuli di Bawayang, memberikan alternatif lain untuk berkomunikasi, yaitu dengan menulis tangan atau memanfaatkan fitur catatan di smartphone.
Perlu diingat, saat berkomunikasi dengan teman tuli, pastikan lingkungan memiliki pencahayaan yang memadai. Cahaya yang cukup sangat penting karena teman tuli mengandalkan penglihatan untuk berkomunikasi, seperti membaca gerakan bibir, bahasa isyarat atau pesan yang ditulis tangan.
Selain memilih tempat dengan pencahayaan yang cukup, teman tuli juga akan lebih mudah memahami pesan tertulis jika pesan tersebut disusun secara efektif. Bahkan dalam komunikasi sehari-hari, pesan yang jelas dan efektif tentu sangat membantu kelancaran proses komunikasi, bukan?
Berkomunikasi dengan teman tuli memang tidak selalu mudah, ada beberapa penyesuaian yang perlu diperhatikan. Nels, salah satu teman dengar di Bawayang yang fasih dalam menggunakan bahasa isyarat. Ia menjelaskan bahwa memang perlu belajar untuk menyesuaikan diri dalam berkomunikasi dengan teman tuli.
Kehadiran Nels menjadi salah satu bentuk inklusivitas yang terwujud di Bawayang. Komunitas ini sangat terbuka dan tidak hanya bagi teman-teman difabel saja, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin terlibat dan mewujudkan cita-cita Bawayang.
Bawayang telah berhasil menjadikan keberagaman yang ada di komunitas ini sebagai kekuatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan, interaksi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung terwujudnya cita-cita Bawayang, yaitu mengenalkan budaya tuli melalui teman-teman difabel kepada masyarakat luas.
Semoga langkah ini dapat terus meningkatkan penghargaan terhadap keberagaman di masyarakat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ole Romeny Ngebet Bisa Bahasa Indonesia: Ingin Menunjukkan Rasa Hormat
-
Struktur 'Sawang' dalam Daily Conversation, Kata Kerja atau Kata Benda Sih?
-
40 Ucapan Selamat Nyepi Bahasa Bali dan Artinya, Punya Makna Mendalam!
-
15 Kata-kata Ucapan Sungkem Lebaran Bahasa Jawa Halus ke Orang Tua, Auto Bikin Haru!
-
Khutbah Idul Fitri Bahasa Sunda yang Singkat Namun Paling Menyentuh Hati
Kolom
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
Indonesia Krisis Inovasi: Mengapa Riset Selalu Jadi Korban?
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai