Bawayang merupakan sebuah komunitas difabel inklusi yang berfokus pada pengembangan kemampuan seni dari teman-teman bisu tuli.
Bawayang menjadi sebuah wadah bagi teman difabel untuk melakukan berbagai macam kegiatan, yang kemudian melalui hal tersebut teman-teman difabel dapat mendekatkan diri kepada khalayak ramai dan juga dapat menjadi bagian dari masyarakat teman dengar secara utuh.
Jadi Tuli Tidak Menjadi Hambatan
Beriringan dengan membentuk nilai inklusif, teman tuli Bawayang yang menjadi pelayan pada kedai sederhananya tetap menjalankan aktivitas jual beli sebagaimana mestinya. Robi yang siap sedia berada di kedai tentunya siap melayani pelanggan yang datang.
Komunikasi dengan Robi yang dapat menggunakan panduan bahasa isyarat yang terdapat pada kedai atau melalui texting chat.
Komunikasi dengan chat tentunya tidak menjadi masalah bagi Robi, apalagi dengan bahasa isyarat yang menjadi bahasa utama Robi untuk berkomunikasi dengan pelanggan teman dengar.
Membangun Nilai Inklusif dengan Berjualan
Nilai inklusif dapat tumbuh dengan teman tuli Bawayang dengan berjualan susu pada kedai yang terletak pada komunitas Bawayang itu sendiri.
Teman tuli Bawayang, yaitu Robi yang menjadi pelayan pada kedai tersebut kerap kali melayani pelanggan teman dengar dengan sepenuh niatnya walaupun sebagai teman tuli.
Bekerja guna mencari nafkah dan pundi rupiah memang menjadi keharusan setiap orang untuk keberlangsungan hidup. Walau menjadi teman tuli, Robi tetap senantiasa bekerja dan melayani pelanggannya.
Adanya hal tersebut, tentunya menciptakan nilai inklusivitas pada Robi yang merupakan teman tuli dengan masyarakat teman dengar sekitar komunitas Bawayang di Langernajan Lor, Yogyakarta.
Komunitas Bawayang yang beranggotakan teman-teman bisu tuli telah membangun lingkungan inklusif bagi masyarakat sekitar, khususnya Langernajan Lor. Dinamika antara teman tuli dan teman dengar di Bawayang berjalan dengan harmonis mengerti satu sama lain.
Bawayang telah menunjukkan bahwa seorang teman tuli juga dapat mencari pundi rupiah sebagaimana mestinya teman dengar mencari pundi rupiah.
Komunitas Bawayang dapat menjadi contoh bahwa keterbatasan seseorang bukanlah penghalang. Komunitas ini hadir dengan inklusif, menjadi wadah bagi teman tuli dan teman dengar untuk hidup berdampingan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
-
Stasiun Jogja Diserbu Pemudik: Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi Besok!
-
Peringatan Dini Tsunami di Underpass Bandara YIA, BNPB: Supaya Masyarakat Waspada, Bukan Menakuti
-
Daftar Lokasi ATM Pecahan Uang Rp20 Ribu di Jakarta dan Yogyakarta
-
Kunjungan Kerja ke BPBD Provinsi DIY, Fikri Faqih Dorong Revisi UU Penanggulangan Bencana
-
Di Balik Makan Berbuka Gratis ala Jogokariyan, dari Masjid untuk Umat
News
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Contoh Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa yang Menyentuh dan Memotivasi
-
Hikmat, Jamaah Surau Nurul Hidayah Adakan Syukuran Ramadhan
-
Demi Mengabdi, Mahasiswa Rantau AM UM Tak Pulang Kampung saat Lebaran!
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit