Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Dony Marsudi
Ilustrasi korupsi (Freepik/rawpixel.com)

Kalau ngomongin soal korupsi di Indonesia, kayaknya kita semua udah nggak asing lagi, ya. Mulai dari berita di TV sampai obrolan warung kopi, topik ini selalu hangat dibahas.

Tapi, pernah nggak sih kita kepikiran, kenapa sih korupsi di negara ini kayak nggak ada habisnya? Udah ada KPK, razia ini-itu, tapi tetap aja kasus baru bermunculan. Kira-kira kenapa ya bisa kayak gini?

Budaya "Asal Untung" yang Mengakar

Di Indonesia, ada satu kebiasaan yang mungkin tanpa sadar sering kita temui, yaitu "asal untung." Nggak heran kalau korupsi jadi subur, soalnya banyak orang yang lebih fokus sama kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama.

Dari hal kecil kayak titip absen waktu sekolah sampai praktik sogok-menyogok buat ngurus dokumen, kebiasaan ini bikin korupsi tumbuh subur.

Kadang, ada juga anggapan kalau "semua orang juga ngelakuin, jadi ya wajar aja". Mentalitas ini yang bikin orang merasa korupsi bukan sesuatu yang serius.

Padahal, dampaknya nggak cuma soal uang negara yang hilang, tapi juga kepercayaan masyarakat yang makin luntur.

Lemahnya Penegakan Hukum

Jujur aja, penegakan hukum di Indonesia masih sering jadi bahan kritik. Banyak banget kasus korupsi besar yang prosesnya lambat, ujung-ujungnya cuma dapat hukuman ringan, atau malah hilang entah ke mana.

Nggak heran kalau para koruptor kelas atas ngerasa aman-aman aja karena hukum sering dianggap "tajam ke bawah, tumpul ke atas."

Masalah lainnya, transparansi dalam sistem hukum kita masih jauh dari kata sempurna. Kadang, yang kasusnya kecil dihukum berat, tapi yang kasus besar malah lolos dengan mudah. Hal ini bikin masyarakat makin nggak percaya sama sistem hukum kita. Rasanya kayak "kok, begini terus?"

Kalau mau serius memberantas korupsi, ya, sistem hukum kita harus dibenerin dari akarnya. Kita butuh hukum yang nggak cuma jadi pajangan, tapi benar-benar bisa kasih efek jera buat para pelaku korupsi.

Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Kalau ngomongin korupsi, sebenarnya kita juga harus ngaca. Masalah ini bukan cuma urusan pemerintah atau aparat hukum, tapi juga soal kesadaran kita sebagai masyarakat.

Faktanya, banyak dari kita yang masih tutup mata atau bahkan ikut-ikutan dalam praktik korupsi kecil. Contoh paling gampang? Bayar "uang rokok" biar urusan lebih cepat selesai, atau pura-pura nggak peduli waktu lihat sesuatu yang jelas-jelas salah.

Hal yang bikin miris, kebiasaan ini sering dianggap sebagai sesuatu yang nggak jadi masalah karena udah biasa. Padahal, dari hal kecil seperti ini, korupsi besar bisa tumbuh subur. Kalau masyarakat terus menerus permisif, ya wajar aja kalau korupsi kayak nggak ada habisnya.

Meski korupsi di Indonesia kelihatannya susah diberantas, bukan berarti kita harus menyerah. Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab buat ikut menjaga integritas dan mendorong perubahan.

Nggak perlu muluk-muluk, mulai aja dari hal sederhana kayak menolak suap kecil atau melapor kalau ada yang janggal.

Jadi, meskipun korupsi di Indonesia terasa seperti cerita yang nggak ada ujungnya, dengan usaha bersama, siapa tahu suatu hari nanti kita bisa bilang, "Indonesia bersih dari korupsi!" Optimis boleh, kan?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Dony Marsudi