Narkoba, satu kata yang sering kita dengar, tapi selalu menyisakan pertanyaan: mengapa masih banyak orang yang terjebak dalam jeratannya?
Padahal, bahayanya sudah sering digaungkan, mulai dari efek kesehatan yang merusak hingga dampak sosial yang menghancurkan. Tapi, kenapa ya, masih ada yang nekat mencoba dan bahkan kecanduan? Mari kita bahas bersama!
Rasa Ingin Tahu: Pintu Masuk yang Menipu
Semua orang punya rasa ingin tahu. Itu wajar. Tapi, kadang rasa penasaran ini bisa jadi bumerang, apalagi kalau sudah menyentuh hal-hal yang seharusnya nggak boleh dicoba.
Narkoba sering kali masuk lewat celah ini. Banyak orang, terutama anak muda, mencoba narkoba karena penasaran. Mereka mungkin berpikir, “Ah, cuma sekali, nggak bakal kenapa-kenapa.” Tapi, di sinilah masalahnya. Narkoba itu ibarat sebuah perangkap, sekali mencoba, sulit untuk berhenti.
Biasanya, rasa ingin tahu ini muncul karena pengaruh lingkungan atau tekanan sosial. Misalnya, teman-teman dekat yang sudah mencoba dan bilang, “Coba deh, seru kok!” Atau, mungkin karena pengaruh media yang menggambarkan penggunaan narkoba sebagai sesuatu yang luar biasa. Padahal, realitanya jauh dari itu.
Pelarian dari Masalah: Ketika Narkoba Terlihat sebagai Solusi
Hidup nggak selalu mulus. Ada kalanya kita merasa stres, depresi, atau kecewa karena masalah yang menumpuk. Nah, di saat-saat seperti ini, narkoba sering dijadikan pelarian.
Banyak orang berpikir, dengan mengonsumsi narkoba, mereka bisa lupa sejenak tentang masalah yang dihadapi. Mereka merasa narkoba bisa memberikan ketenangan atau kebahagiaan bagi diri mereka.
Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Narkoba tidak akan pernah menjadi solusi dari sebuah masalah. Malah, masalah akan semakin bertambah.
Ketika efek narkoba habis, masalah yang tadinya ingin dilupakan justru terasa lebih berat. Belum lagi, kecanduan yang muncul bikin orang semakin sulit berpikir jernih untuk mencari solusi.
Pergaulan dan Lingkungan yang Salah
Lingkungan punya peran besar dalam menentukan pilihan seseorang. Kalau kita bergaul dengan orang-orang yang positif, kemungkinan besar kita juga akan terpengaruh positif.
Sebaliknya, kalau lingkungan kita dipenuhi orang-orang yang menggunakan narkoba, risiko untuk ikut terjerumus jadi lebih besar.
Banyak kasus kecanduan narkoba bermula dari pergaulan yang salah. Misalnya, seseorang mungkin awalnya nggak tertarik, tapi karena terus-terusan diajak atau dianggap cupu kalau nggak ikut, akhirnya mencoba juga.
Di sini, tekanan sosial dan keinginan untuk diterima dalam kelompok jadi faktor utama. Sayangnya, lingkungan seperti ini justru jadi musuh dalam selimut yang perlahan-lahan menghancurkan hidup.
Narkoba memang terlihat seperti “jalan pintas” untuk lari dari masalah atau mencari kesenangan sesaat. Tapi, kita harus ingat, jalan pintas itu pasti punya bayaran mahal.
Kesehatan, hubungan sosial, masa depan, bahkan nyawa, bisa jadi taruhannya. Jangan sampai rasa ingin tahu atau tekanan lingkungan membuat kita terjebak dalam jeratannya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Full Day School: Solusi Pendidikan atau Beban bagi Siswa?
-
Apa yang akan Terjadi dengan Kehidupan Manusia Jika Tidak Ada Ilmu Fisika?
-
Sistem Ranking di Sekolah: Memotivasi Atau Justru Merusak Mental Siswa?
-
Ironi Hadirnya TikTok: Hiburan yang Membawa Dampak Bagi Generasi Muda
-
Jangan Sampai Luntur! Mengapa Budaya Lokal Penting di Era Globalisasi?
Artikel Terkait
-
Drama Penangkapan 2 Pengedar Narkoba di Jakut, Berawal dari Transaksi Kecil Berakhir 1,7 Kg Sabu
-
Buron Bertahun-tahun, Ratu Narkoba Asal India Berhasil Ditangkap dengan 270 Gram Heroin
-
Fariz RM Ditangkap Narkoba Lagi, Akui Tertekan Popularitas
-
Bayaran Asisten Fariz RM Setiap Belikan Narkoba Terungkap! Cuma Segini?
-
Belajar dari Kasus Fariz RM, Kenapa Pecandu Sulit Berhenti Memakai Narkoba?
Kolom
-
Polemik Rumor Pratama Arhan Pemain Titipan, Baiknya Pencinta Sepak Bola Pahami Dulu Hal Ini
-
Lemahnya Paspor Negara Kita: Indonesia Berhak Mendapat Kesetaraan
-
Popularitas Olahraga Lari di Kalangan Gen Z: Tapi Masihkan Soal Kesehatan?
-
Mengapa Gen Z Susah Kaya? Ini Bukan Sekadar Soal Malas atau Boros!
-
Ilusi Promosi Tanggal Kembar: Ketika Konsumerisme Dikemas sebagai Perayaan
Terkini
-
Ulasan Buku Born A Crime: Bertahan Hidup di Tengah Sistem yang Menindas
-
Piala AFF U-23: Laga Filipina vs Malaysia Usai, Peta Persaingan Berubah Drastis!
-
Animals oleh Onew SHINee: Bangkitkan Naluri Kebebasan Dalam Diri
-
4 Masker Wajah Mengandung Ekstrak Beras, Ampuh Meningkatkan Kecerahan Kulit
-
Rilis Album Swag, Justin Bieber Telah Lunasi Utang Rp510 M ke Scooter Braun