Sistem ranking di sekolah seringkali menjadi topik yang diperdebatkan di ranah pendidikan. Di satu sisi, ranking dianggap bisa memacu semangat belajar siswa. Di sisi lain, ada yang bilang sistem ini justru bikin stres dan merusak mental. Nah, mana yang bener? Mari kita bahas bersama!
Ranking: Bahan Bakar Motivasi atau Beban Berat?
Buat sebagian siswa yang berprestasi, ranking kelas sudah semacam bahan bakar. Mereka merasa termotivasi buat belajar lebih giat biar bisa naik peringkat. "Aku harus masuk 10 besar!" atau "Aku nggak boleh kalah sama si A!".
Kalimat-kalimat yang seperti ini sering menjadi penyemangat. Ranking juga bisa jadi alat ukur buat siswa untuk melakukan evaluasi diri. Mereka jadi tau di mana posisi mereka dibanding teman-teman sekelas.
Tapi, nggak semua siswa bisa melihat ranking dengan cara yang positif. Bagi sebagian yang lain, ranking malah jadi beban. Bayangin aja, setiap kali pengumuman ranking, ada yang seneng, ada yang sedih, bahkan ada yang sampai menangis karena merasa gagal.
Apalagi kalo orang tua atau guru terus-terusan nuntut buat masuk ranking atas. Bisa-bisa, tekanan ini membuat siswa menjadi stres dan kehilangan rasa percaya diri.
Efek Psikologis: Dari Percaya Diri Hingga Rasa Takut Gagal
Nggak bisa dipungkiri, sistem ranking punya efek psikologis yang besar buat siswa. Bagi yang sering masuk ranking atas, sistem ini bisa bikin mereka merasa bangga dan percaya diri.
Tapi, buat yang jarang atau nggak pernah masuk ranking atas, efeknya bisa kebalikannya. Mereka bisa merasa minder, kayak nggak cukup baik, atau bahkan merasa nggak berharga.
Yang lebih parah, sistem ranking bisa bikin siswa takut gagal. Alih-alih fokus sama proses belajar, mereka malah sibuk mikirin hasil akhir. "Aduh, gimana ya kalo aku nggak masuk ranking? Nanti diejek nggak ya?".
Rasa takut kayak gini bisa bikin siswa jadi malas mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko dalam belajar. Padahal, belajar itu seharusnya tentang eksplorasi dan pertumbuhan, bukan cuma tentang angka dan peringkat.
Jadi, apakah sistem ranking di sekolah sudah bagus dan dapat memotivasi siswa? Atau malah merusak mental siswanya? Jawabannya adalah kedua hal tersebut bisa saja sama-sama terjadi. Sistem ranking di sekolah memiliki tujuan yang baik, yaitu memotivasi siswa untuk berprestasi. Namun, sistem ini juga berdampak negatif, khususnya bagi kesehatan mental siswa.
Mungkin sudah waktunya buat kita memikirkan ulang sistem penilaian di sekolah. Biar gimana pun, tujuan pendidikan bukan cuma buat mengejar sebuah ranking, tapi buat membantu siswa berkembang jadi pribadi yang lebih baik dan siap menghadapi dunia nyata. Gimana, setuju nggak?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Full Day School: Solusi Pendidikan atau Beban bagi Siswa?
-
Dari Rasa Ingin Tahu hingga Kecanduan: Apa Alasan Orang Memakai Narkoba?
-
Apa yang akan Terjadi dengan Kehidupan Manusia Jika Tidak Ada Ilmu Fisika?
-
Ironi Hadirnya TikTok: Hiburan yang Membawa Dampak Bagi Generasi Muda
-
Jangan Sampai Luntur! Mengapa Budaya Lokal Penting di Era Globalisasi?
Artikel Terkait
-
Menyelami Filosofi Ki Hadjar Dewantara di Era Pendidikan Deep Learning
-
Mewujudkan Cita-Cita Ki Hadjar Dewantara di Era Digital dan Sosial
-
Pemerintah Berencana Gaet Kantin Sekolah Sediakan Makanan di Program MBG
-
Langkah Cepat Cek NISN untuk PIP: Panduan Anti Gagal Terbaru April 2025
-
5 KM Lewati Hutan Demi Sekolah, Mimpi Siswi Lebak Terancam Pupus karena Tak Punya Sepatu-Alat Tulis
Kolom
-
Modal Impor Mahal, Harga Jual Naik: Apakah Daya Beli Konsumen Stabil?
-
Menyelami Filosofi Ki Hadjar Dewantara di Era Pendidikan Deep Learning
-
Mewujudkan Cita-Cita Ki Hadjar Dewantara di Era Digital dan Sosial
-
Menata Ulang Kebijakan Aborsi Aman Bagi Korban Kekerasan Seksual
-
Dunia Idea: Sebuah Ekspektasi Akan Realita
Terkini
-
Timnas U-17 Tersingkir di Babak 8 Besar Piala Asia, Nova Arianto Gagal Samai Capaian sang Mentor
-
Dijuluki The Red Hair Guy, Heeseung ENHYPEN Tampil Membara di Coachella
-
Serial Harry Potter Resmi Umumkan Jajaran Pemain, Diisi Wajah-Wajah Baru
-
Tak Hanya One Piece, Ini 4 Anime Populer dengan Jumlah Episode Terbanyak
-
Review My Neighbor Totoro: Perihal Makhluk Ajaib, Harapan, dan Alam