Kita semua tahu kalau isu narkoba di Indonesia itu bukan barang baru. Tapi kenapa, ya, seolah-olah masalah ini nggak ada ujungnya?
Setiap tahun, selalu ada berita soal penggerebekan, penangkapan bandar besar, sampai razia di tempat-tempat hiburan malam. Tapi anehnya, narkoba tetap eksis dan bahkan makin mudah diakses.
Godaan Narkoba yang Sulit Ditolak
Nggak bisa dipungkiri, hidup di era sekarang tuh penuh banget sama tekanan. Dari tugas kuliah yang numpuk, target kerjaan yang kayak nggak ada habisnya, sampai ekspektasi sosial yang kadang nggak realistis. Di tengah semua itu, narkoba sering muncul sebagai pelarian instan yang kelihatannya menggoda.
Buat sebagian orang, narkoba udah jadi semacam tombol pause dari segala drama kehidupan. Lagi pusing? Pakai dikit biar rileks. Lagi stres? Cobain biar lebih santai.
Nggak heran, banyak yang akhirnya mikir, “Ah, sekali ini aja nggak bakal apa-apa kok.” Tapi kenyataannya, sekali coba sering kali jadi awal dari lingkaran yang susah dihentikan.
Narkoba masuk perlahan ke dalam kehidupan, bikin orang merasa nyaman dan tenang, tapi sekaligus nyiptain rasa ketergantungan yang makin lama makin dalam. Benda terlarang ini bisa bikin pemakainya terus merasa membutuhkannya. Sekali masuk, susah banget buat keluar.
Narkoba Selalu Punya Jalan yang Tak Disadari
Salah satu alasan kenapa narkoba sulit diberantas adalah karena ada banyak pemain di belakang layar. Selama masih ada permintaan, selalu ada cara buat menyelundupkan dan menjual barang haram ini.
Bahkan, banyak bandar yang makin kreatif dalam menyamarkan aktivitasnya. Ada yang pakai jasa ekspedisi, bahkan transaksi online yang nggak terdeteksi secara langsung.
Nggak cuma itu, pergaulan juga punya pengaruh besar. Banyak orang yang awalnya nggak tertarik sama narkoba, tapi karena lingkungan sekitar yang toxic, akhirnya ikut-ikutan. Peer pressure ini real banget, apalagi di kalangan anak muda yang takut dianggap nggak gaul atau ketinggalan zaman.
Kurangnya Kesadaran dan Edukasi yang Efektif
Jujur aja, program edukasi soal bahaya narkoba kadang terasa kurang relate sama kehidupan anak muda. Kampanye yang ada sering kali terasa menggurui, tapi nggak nyentuh akar masalah.
Padahal, anak muda butuh pendekatan yang lebih santai dan relevan, misalnya lewat konten kreatif di TikTok, Instagram, atau podcast yang memang mereka konsumsi setiap hari.
Selain itu, banyak dari kita yang mungkin merasa “ah, gue mah nggak bakal kena”. Padahal, nggak ada yang bisa jamin kalau kita bakal selalu berada di jalur aman.
Kesadaran diri dan pencegahan sejak dini itu penting, terutama dalam memilih lingkungan dan teman bergaul.
Mulai sekarang, yuk lebih peka sama lingkungan sekitar dan berani ambil langkah untuk menjauhi narkoba. Karena pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita sendiri.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Dosen Cuek, Mahasiswa Terabaikan: Krisis Pendidikan yang Perlu Perhatian
-
Kemiskinan di Indonesia: Mengapa Masih Jadi PR Besar yang Tak Kunjung Usai?
-
Gaji Minim, Tuntutan Besar: Realita Kerja di Indonesia
-
Berhenti Ikuti Tren TikTok: Kenali Diri sebelum Terjebak Standar Sosial
-
Bansos Cuma Sesaat, Skill dan Pekerjaan Selamanya: Perlukah Ubah Prioritas?
Artikel Terkait
-
Polisi Ringkus Pengedar dan Kurir Narkoba, Ratusan Gram Sabu untuk Tahun Baru Disita Petugas
-
Generasi Muda dan Desain Demokrasi Digital ke Depan
-
Menyingkap Fakta 'Operasi Bersinar DWP': Benarkah Pemerasan Berkedok Razia Narkoba Sistemik dan Terorganisir?
-
Startup dan Generasi Muda: Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi
-
Pengaruh Ekonomi Digital pada Pola Kerja Generasi Muda
Kolom
-
Menyoal Kontroversi Vonis Ringan Koruptor dan Keruntuhan Keadilan Publik
-
2025 Tahun Lahirnya Generasi Beta: Bagaimana Masa Depan Akan Dibentuk?
-
Generasi Muda dan Desain Demokrasi Digital ke Depan
-
Sawit, Deforestasi, dan Konflik: Mengupas Visi Besar Presiden Prabowo
-
JPPI Ungkap Realitas Kekerasan, Sekolah Kita Butuh Reformasi Karakter!
Terkini
-
Sarapan Roti Canai dan Teh Tarik Khas Malaysia di Warung Ahbab Pekanbaru
-
Dilepas Suwon FC, 3 Klub Liga Indonesia Berpeluang Rekrut Pratama Arhan
-
Ulasan Buku 'Dear Me!' Panduan Bagi Remaja untuk Mengenali Diri Sendiri
-
Rusak Situs Warisan UNESCO saat Syuting Drama, KBS Meminta Maaf
-
Pantai Carolina, Eksotisme Pasir Putih yang Bersanding dengan Air Laut Biru