Kehilangan seseorang akibat bunuh diri bukan hal yang gampang untuk dijelaskan. Mau atau tidak, kesedihan atas pertanyaan "Mengapa", "Bagaimana bila", serta kemungkinan-kemungkinan yang dirasa terlambat akan mengikuti mereka yang memiliki ikatan.
Dalam mekanisme koping (pertahanan atas tekanan pasca trauma), bukan tidak mungkin seseorang yang terpapar kabar bunuh diri atau menyaksikan hal tersebut secara langsung akan mengambil keputusan serupa.
Ini dikenal dengan Copycat Suicide atau imitasi bunuh diri, atau secara istilah disebut efek Werther, sesuai dengan tokoh protagonis yang melakukan bunuh diri, karangan Johann Wolfgang Von Goethe dalam novel berjudul "The Sorrow of Young Werther".
1. Publikasi Media Cetak dan Digital
Perilaku imitasi bunuh diri terjadi atas beberapa faktor. Salah satunya adalah publikasi media baik cetak ataupun digital menyoal bunuh diri. Media yang menampilkan berita bunuh diri tanpa melindungi identitas korban, detil kejadian, dan mengedepankan pencetus tunggal saja, berpotensi menjadi stimulan bagi seseorang untuk melakukan hal yang sama.
Perlu diperhatikan bahwa kematian akibat bunuh diri juga merupakan berita duka. Maka seperti berita duka lainnya, diperlukan perlakuan khusus dalam menyampaikan kabar kepada publik.
Media hendaknya menyebarkan berita bunuh diri sesuai kode etik (pedoman telah diatur dewan pers nomor 2/PERATURAN-DP/III/2019), memperbaiki atau mencabut berita bunuh diri sensasional, tidak menjadikan berita bunuh diri sebagai headline, mengembalikan jati diri sesuai dengan pasal no. 3 Undang - Undang nomor 40 tentang pers sebagai pemberi edukasi dan kontrol sosial.
2. Kemudahan Akses Melalui Media Sosial
Sumber berikutnya atas imitasi bunuh diri adalah media sosial. Kebijakan pengguna tidak datang searus dengan kemudahan akses itu sendiri. Pengguna secara sadar mengunggah gambar atau video bunuh diri yang tergolong dalam kekerasan.
Beberapa penyedia aplikasi telah mengembangkan kecerdasan buatan untuk memindai jenis kiriman pengguna. Kiriman berupa gambar, video, hashtag, dapat dilabeli dengan ikon tertentu untuk memperingatkan pengguna lain agar tidak mengakses kiriman tersebut.
Namun itu tetap tidak akan cukup bila pengguna bandel, tidak bijak dalam mengunggah informasi. Setidaknya, kita harus memahami bahwa berita bunuh diri seseorang itu sensitif dan tidak etis untuk dijadikan konsumsi publik.
3. Penyintas Kehilangan Bunuh Diri
Mereka yang kehilangan seseorang setelah bunuh diri memiliki resiko untuk melakukan imitasi bunuh diri. Ada paparan emosi yang tidak terjelaskan, campur aduk, naik dan turun, atas kejadian. Mereka tentu akan melalui tahapan-tahapan yang berbeda dari kehilangan pada umumnya.
Imitasi bunuh diri bisa saja terjadi apalagi bila penyintas kehilangan juga menganggap itu sebagai jawabannya. Mereka membutuhkan pendampingan dari orang terdekat. Pendekatan yang dilakukan dengan serius, mengedepankan keterbukaan, dan penuh bisa mengarahkan penyintas kehilangan untuk melalui mekanisme koping yang efektif.
4. Kebijakan-kebijakan Pemerintah
Pemerintah bukan hanya memiliki peran untuk kesejahteraan perut masyarakat namun juga kesehatan mental mereka. Kebijakan yang dibentuk dan diterapkan bisa membantu masyarakat memahami akar masalah. Diperlukan penyediaan tenaga kesehatan spesifik yang merata atau mengedukasi masyarakat melalui penyuluhan bila tenaga profesional memang tak terjangkau.
Edukasi tentang kesehatan mental tidak hanya membantu masyarakat memahami strategi koping, melakukan pemecahan masalah yang sesuai, penggunaan media sosial yang bijak, namun juga mematahkan stigma miring tentang bunuh diri.
Selain itu pemerintah dapat menyediakan workshop untuk pekerja media. Kualitas berita tidak hanya dari seberapa besar penyebarannya pada masyarakat, namun bagaimana berita mampu membawa mereka pada hal positif dan lebih perasa.
5. Mengasah Kepedulian dengan Berperan Aktif
Sebagai individu, kita bisa mengasah kepedulian melalui orang terdekat. Hal ini karena keinginan bunuh diri tidak memandang usia dan latar belakang. Bunuh diri bisa dilakukan siapapun termasuk dalam lingkup terdekat. Dengan mau bertukar pendapat, kabar, terbuka, kita bisa lebih peka pada tanda peringatan bunuh diri seseorang.
Sebagai masyarakat, kita memiliki hak untuk memperoleh berita yang berkualitas. Ajukan pengaduan pada dewan pers bila anda menemukan berita bunuh diri yang tidak sesuai dengan pedoman pers, seperti menggunakan kata-kata hiperbolik, detail, tak pada manfaatnya sebagai media, dan seterusnya.
Bila anda memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri, jangan sungkan untuk menjangkau teman terdekat, komunitas sejenis, atau tenaga profesional untuk diajak bicara. Anda tidak sendirian. Bila anda mengenal seseorang yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja atau berada pada situasi yang tidak diharapkan, anda dapat menghubungi segera bantuan medis atau nomor darurat dengan kode akses 119.
Kejadian bunuh diri adalah peristiwa tak biasa. Penyebaran informasi terkaitnya dan bagaimana kita mesti bersikap patut memperoleh perhatian serius. Oleh karena itu, lakukan fungsi dengan benar. Ketanggapan, perilaku bijak, sedikit kepedulian dapat meminimalisasi kejadian yang tidak diinginkan.
Baca Juga
-
Berita Bunuh Diri Dalam Jurnalisme Warga, Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan?
-
Mengembalikan Fungsi Sosial Individu Melalui Komunitas Kesehatan Mental
-
Butuh Perhatian, Ini Kendala Penanganan Kesehatan Mental di Indonesia
-
Ubah Stigma, Media Sosial Mampu Membantu Pengguna Terhindar dari Bunuh Diri
-
Membaca Pernyataan Bunuh Diri Teman di Media Sosial? Segera Lakukan Ini!
Artikel Terkait
-
Judi Online Tidak Bikin Kaya Raya, Utang dan Bunuh Diri Adalah Dampaknya
-
Review Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri, Sekuel yang Lebih Ngeri
-
Mengenal Digital Detox, Menjauh dari Media Sosial
-
Tersesat di Dunia Maya: Literasi Digital yang Masih Jadi PR Besar
-
Paylater dan Cicilan: Solusi atau Jalan Pintas Menuju Krisis?
Lifestyle
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat
-
Gambarkan Kepribadian Ceria dan 'Ekstrovert' Lewat Aroma Parfum yang Tepat
-
3 Serum Korea Mengandung Ekstrak Beras, Bikin Kulit Cerah dan Awet Muda
-
Pilihan Hemat nan Bijak! 4 Jenis Barang yang Aman Dibeli Preloved
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
Alfan Suaib Dapat Panggilan TC Timnas Indonesia, Paul Munster Beri Dukungan
-
Berbau Seksual, Lirik Lagu Tick Tack English Ver. Karya ILLIT Dikecam Penggemar