Rata-rata dari kita tentu memiliki media sosial. Bahkan di antaranya ada yang memiliki dua bahkan tiga akun sekaligus. Saking bergantungnya, bahkan dalam kesibukan, kita menyumbangkan waktu kita untuk sekadar mengecek beranda atau notifikasi yang masuk.
Penggunaan media sosial berkembang kian pesat sejak memasuki tahun 2000-an. Dari laporan Digital Around the World tahun 2019, 150 juta dari 268,2 jiwa penduduk Indonesia merupakan pengguna media sosial. Ini artinya hampir 56 persen orang Indonesia sudah melek dunia digital. Wow!
Dengan keaktifan tersebut, tentu muncul efek negatif dan positif bagi penggunanya. Agar waktu tidak terbuang sia-sia, ada baiknya kita gunakan media sosial dengan rasa tanggung jawab. Siapa yang mengira bahwa sikap kita di dunia digital justru bisa membantu kita atau seseorang terhindar dari keinginan untuk menyakiti diri sendiri? Bagaimana bisa? Mari kita simak satu persatu.
1. Tempat Untuk Saling Menemukan
Selain teman lama, media sosial juga memungkinkan penggunanya untuk bertemu dengan orang yang memiliki masalah sama dengan mereka. Ini memudahkan kegiatan berbagi sehingga bisa menurunkan potensi atau keinginan untuk bunuh diri. Dengan berbagi, masalah terasa tidak dibawa sendirian. Perilaku ini meringankan kesedihan seseorang yang merasa terisolasi dari dunia luar.
2. Membangun Lingkungan yang Positif
Dunia di media sosial memberikan privileg pada penggunanya untuk menentukan jenis pertemanan apa yang diinginkan. Maka manfaatkan dengan maksimal kesempatan itu. Isi beranda media sosial dengan informasi positif. Mulai bangun pertemanan yang sehat dengan peduli satu sama lain.
3. Wadah Ekspresi
Memanfaatkan media sosial sebagai media berkarya juga bisa bikin kamu keren. Buatlah sesuatu yang kamu sukai dan kamu pahami. Sentuh pengikut atau teman-temanmu melalui karyamu. Selain membuat bahagia, kamu juga bisa jadi sumber inspirasi.
Melalui karya, kamu bisa mengedukasi orang lain dengan hal-hal bermanfaat. Misalnya, ajak pemirsamu untuk selalu bijak menggunakan media sosial. Buat ajakan untuk menghindari perilaku cyber-bullying. Ingatkan pada mereka bahwa perundungan di media sosial itu tidak keren sama sekali!
4. Akses Informasi
Dunia digital mempermudah kita untuk mengakses informasi penting seperti tenaga profesional, komunitas- komunitas, atau nomor darurat yang bisa disimpan bila terjadi sesuatu yang tak diharapkan. Bagi seseorang yang memiliki kecenderungan untuk bunuh diri, ini penting baginya untuk mencapai pendengarnya.
Selain itu kamu juga bisa membantu menyebarkan informasi menyoal pencegahan bunuh diri. Ini dapat mempertajam pengetahuan pengguna lain yang masih menganggap bahwa isu tersebut tabu dibicarakan.
5. Tanggap Situasi
Dengan pengetahuan yang memadai, kita bisa membangun pemahaman keadaan antara satu dengan lain. Kita bisa menentukan posisi kita atas dasar kemanusiaan, mengasah kepedulian dengan keinginan untuk tahu. Ini juga penting saat kita menghadapi kejadian yang tak diinginkan. Paling tidak kita memahami langkah apa yang harus dilakukan.
Contohnya kita bisa menghubungi orang yang memiliki kecenderungan menyakiti dirinya tersebut, mengajak bicara dari hati ke hati. Atau kita bisa menghubungi pihak berwenang yang bisa membantumu mencegah peristiwa. Percayalah, kesadaran individu sekecil apapun bisa membuat pencegahan bunuh diri berjalan lebih efektif.
6. Fasilitas Kecerdasan Buatan
Perusahaan aplikasi digital menyediakan bantuan pencegahan bunuh diri melalui kecerdasan buatan. Ini bisa membantu memindai aktivitas pengguna untuk mengirimkan bantuan atau panduan pencegahan bila dalam kiriman terindikasi adanya kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri.
Instagram misalnya, sudah memfasilitasi pengguna dengan Sensitivity Screen, yang bisa menelusuri aktivitas pengguna melalui gambar atau tagar (hashtag). Di Facebook sendiri, pengguna lain bisa melaporkan postingan tak lazim yang mengarah pada upaya bunuh diri.
Demikian beberapa hal yang bisa didapatkan dari penggunaan media sosial yang bijak. Dengan pemahaman dan rasa peduli, ternyata pencegahan bunuh diri bisa dilakukan dimana saja, bahkan di media sosial sekali pun.
Oleh karena itu, bila kamu atau seseorang yang kamu kenal menghadapi masalah yang membuatnya cenderung menyakiti diri, jangan sungkan untuk mendiskusikannya dengan orang terdekat atau meminta bantuan profesional.
Ingatlah, kamu tidak sendirian. Bila ada kejadian yang tak diharapkan, jangan ragu menghubungi bantuan medis terdekat atau bantuan lainnya seperti 119. Mari bangun lingkungan positif dengan menggunakan media sosial secara tertib.
Baca Juga
-
Berita Bunuh Diri Dalam Jurnalisme Warga, Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan?
-
Mengembalikan Fungsi Sosial Individu Melalui Komunitas Kesehatan Mental
-
Butuh Perhatian, Ini Kendala Penanganan Kesehatan Mental di Indonesia
-
Copycat Suicide, Apa Pencetus dan Bagaimana Mencegahnya?
-
Membaca Pernyataan Bunuh Diri Teman di Media Sosial? Segera Lakukan Ini!
Artikel Terkait
-
Judi Online Tidak Bikin Kaya Raya, Utang dan Bunuh Diri Adalah Dampaknya
-
Review Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri, Sekuel yang Lebih Ngeri
-
Mengenal Digital Detox, Menjauh dari Media Sosial
-
Psikolog UGM Bagikan Cara Mengurangi Dampak Negatif Stres
-
Tersesat di Dunia Maya: Literasi Digital yang Masih Jadi PR Besar
News
-
Satukan Dedikasi, Selebrasi Hari Guru di SMA Negeri 1 Purwakarta
-
Dari Kelas Berbagi, Kampung Halaman Bangkitkan Remaja Negeri
-
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Lolos Beasiswa di Luar Negeri!
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat