Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Latifah
Ilustrasi anak laki-laki mencuci piring (pexels/@gustavo-fring)

Anak-anak merupakan peniru yang hebat dari orang tua dan lingkungan di sekitarnya. Oleh sebab itu, mendidik anak dengan cara mengucapkan kata-kata saja tidaklah cukup. Orang tua perlu memberi contoh dan menjadikan nilai-nilai yang baik sebagai sebuah kebiasaan.

Begitu pun dalam mendidik anak lelaki. Tentunya terdapat perbedaan dalam mengasuh anak lelaki dan perempuan. Di sini, ayah memiliki peran yang sangat besar dalam menanamkan nilai yang penting sebagai bekal masa depannya nanti ketika ia sudah menjadi pria dewasa.

Di bawah ini beberapa hal yang harus ayah ajarkan pada anak lelaki sedini mungkin supaya ia tumbuh menjadi pria sejati.

1. Tanggung jawab

Sebagai calon imam saat kelak dewasa nanti, maka anak lelaki perlu diajari tanggung jawab sejak dini. Mulailah dari hal-hal sederhana.

Sebagai contoh, kalau berbuat salah maka harus minta maaf, mengembalikan barang pada tempatnya, membuang sampah di tempat sampah, setelah makan piringnya langsung dicuci. Jangan bosan untuk terus mengajarkan si kecil karena anak butuh pengulangan sampai hal tersebut jadi kebiasaan.

Dan jangan ragu untuk menghukum anak (bukan galak ya) ketika ia tidak melakukannya. Hal tersebut untuk mengajarkannya bahwa tiap pilihan memiliki konsekuensi.

Jika dari kecil sudah terlatih, saat dewasa nanti ia sudah terbiasa untuk memikirkan matang-matang berbagai pilihan dalam hidupnya dan konsekuensi yang menyertainya.

2. Sopan santun

Ajarkan anak untuk selalu bersikap sopan dan hormat terhadap orang lain. Misalnya cium tangan saat paman atau neneknya datang, tidak berbicara dengan keras pada orang lain, memberi salam sebelum masuk ke rumah orang.

3. Menghargai wanita

Anak lelaki perlu diajarkan untuk menghargai dan menghormati wanita. Tentunya hal terbaik dalam mengajarkannya adalah dengan memberi teladan. Yaitu bagaimana ayah memperlakukan bunda. Sebagai contoh, tidak pernah melakukan kekerasan fisik maupun verbal, bersikap mesra, serta tak ragu membantu bunda mengerjakan tugas rumah tangga.

4. Berjuang untuk mendapat apa yang diinginkan

Sering kali dengan alasan “sayang”, orang tua selalu menuruti apa yang diinginkan anaknya. Padahal, sikap seperti ini berbahaya bagi masa depan anak.

Saat dewasa, ia tidak memiliki mental pejuang. Selalu mengandalkan orang lain karena terbiasa mengandalkan orang tuanya.

Agar tidak terjadi, ajarkan anak untuk usaha jika ingin memiliki sesuatu. Misalnya ia ingin sepeda, maka ajarkan ia menabung terlebih dahulu. Dari situ, ia akan tahu bahwa apa yang ia miliki tidak semata-mata langsung ada. Tapi perlu usaha. Anak jadi tidak manja.

5. Tak ragu menunjukkan kasih sayang

Anak yang tumbuh dengan kasih sayang dari orang tuanya akan berkembang menjadi pribadi penyayang dan peka terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Karena itu, selalu curahkan kasih sayang pada putra tercinta. Saat ia dewasa nanti, ia pun menjadi pria yang sayang terhadap keluarganya.

6. Menjadi pemimpin

Saat dewasa, anak lelaki akan menjadi seorang pemimpin, minimal memimpin keluarganya. Agar jiwa kepemimpinannya terasah, ayah harus menumbuhkan rasa percaya diri. Misalnya dengan memujinya ketika ia melakukan sesuatu yang baik. Atau dengan meminta pendapatnya.

7. Kejujuran

Di zaman sekarang ketika orang hanya memikirkan diri sendiri, jujur menjadi sifat yang sangat langka dan berharga. Ajarilah si kecil menjadi pribadi yang jujur meski hasilnya tak memuaskan. Misalnya, latih dia untuk mengerjakan tugasnya sendiri meskipun hasilnya tidak sebagus jika dikerjakan oleh orang tuanya seperti anak-anak yang lain.

Buat dia bangga dengan hasil kerja keras dan kejujurannya. Dengan demikian, ia akan tumbuh menjadi pribadi dengan karakter yang tangguh di masa depannya nanti.

Menanamkan nilai-nilai di atas memang tidaklah mudah. Namun perlu kesabaran sang ayah demi menyiapkan bekal untuk masa depannya nanti.

Latifah