Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Latifah
Ilustrasi wanita (unsplash/@apollo_photo)

Setiap kita pasti punya suara batin. Suara batin ini bisa sangat membantu, misalnya mengingatkan kita bahwa makanan itu tidak sehat, memotivasi kita untuk olahraga agar badan sehat dan tubuh jadi ramping, dan sebagainya.

Namun ada kalanya, suara batin ini bisa jadi musuh terbesar diri sendiri dan sangat berbahaya. Itu terjadi saat yang disuarakan selalu tentang hal-hal negatif, dikenal dengan istilah negative self-talk.

Ada beberapa dampak buruk dari kebiasaan berbicara negatif terhadap diri sendiri yang perlu kamu tahu.

1. Membatasi pola pikirmu

Sering berbicara negatif terhadap diri sendiri bisa membuat pola pikirmu jadi terbatas. Ketika ingin mencoba sesuatu yang baru, selalu ada suara-suara sumbang yang meyakinkanmu kalau itu tidaklah mungkin atau kamu gak akan berhasil.

Semakin sering kamu meyakinkan diri kalau kamu tidak bisa, akhirnya itulah yang terjadi. Bisa disebabkan karena kamu gak mau mencoba, ataupun mencoba tapi dengan niat setengah-setengah. Di tengah jalan menemui kesulitan, langsung menyerah. Biasanya ditemani dengan kata-kata pamungkas “tuh kan, dari awal aku udah gak yakin kalau ini bisa”.

2. Perfeksionis

Orang yang sering melakukan negative self-talk biasanya punya ekspektasi sangat tinggi terhadap dirinya. Ini yang mendorongnya jadi perfeksionis. Baginya “bagus” saja tidak cukup, tapi harus sempurna.

Akibatnya, ia lebih rentan stres dan ujung-ujungnya, hasil kerjanya malah tidak lebih baik dari orang yang lebih “selow”, tidak menuntut ekspektasi berlebihan sehingga bisa mengerjakan dengan lebih antusias.

Sifat perfeksionis juga kerap membuatnya merasa kewalahan, menyebabkan ia bersikap bodo amat dan mengabaikan begitu saja tugas atau impiannya. Ia berpikir ketidaksempurnaan adalah suatu aib. Jadi ya sudahlah, ngapain juga dikerjain kalau hasilnya nanti gak perfek. Hayo, ada yang seperti ini?

3. Depresi

Menyerang diri sendiri secara terus-menerus dengan pemikiran dan kata-kata negatif, lambat laun bisa menurunkan rasa percaya diri dan mengakibatkan stres serta depresi.

Gimana gak depresi, kalau kamu selalu menyalahkan dirimu sendiri, mengorek-ngorek kesalahan masa lalu, berprasangka buruk terhadap orang lain, dan sebagainya.

4. Merusak hubungan dengan orang lain

Pikiran-pikiran negatif yang berkecamuk dalam diri sendiri akan membuat seseorang jadi insecure. Ini berpengaruh besar terhadap hubungannya dengan orang lain, termasuk pasangan.

Insecure bisa membuatnya jadi sangat needy, pengennya nempel terus dengan pasangan sehingga membuat pasangan merasa terkekang.

Hubungan pertemanan pun jadi tidak berjalan lancar. Terbiasa berpikiran negatif pada diri sendiri, membuatnya sering mengeluh dan merasa tidak berdaya, hal yang mungkin bisa mengundang simpati di awal pertemanan, tapi malah membuat orang menjauh ketika itu sudah menjadi kebiasaan. Karena siapa sih yang tahan berdekatan dengan orang yang mengeluh setiap saat?

5. Masa depan suram

Apa yang kita pikirkan bisa mendorong tindakan. Pikiran negatif, menghasilkan tindakan negatif, begitu pula sebaliknya. Dari tindakan ini bisa jadi kebiasaan, dan kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan membentuk karakter, hal penting yang bisa menentukan bagaimana nasib seseorang.

Yang perlu disadari, tidak ada hal-hal positif di dunia ini yang lahir dari pikiran negatif. Bagaimana seseorang mau hidup berkelimpahan, kalau selama ini ia meyakini dirinya tak layak untuk mendapatkan itu. Pendidikannya kurang tinggi lah, orang tuanya tidak kaya lah, kondisi perekonomian sedang sulit lah, dan lain-lain.

Karena itu, kalau kamu ingin mendapatkan hal-hal positif dalam hidup, buang deh jauh-jauh kebiasaan berbicara negatif terhadap diri sendiri. Setiap kali ada suara batin yang merusak, segera ganti dengan pikiran-pikiran positif, misalnya prestasi apa saja yang telah kamu raih selama ini.

Jika ini terus kamu latih, maka nasibmu pun bisa berubah jadi lebih baik.

Latifah