Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Sri Nur Isnaini
Ilustrasi kredit mobil [shutterstock]

Saat ini mobil bukan lagi merupakan barang mewah. Hampir semua keluarga mempunyai mobil. Ada yang membeli karena merasa perlu, ada juga yang karena agar tidak ketinggalan dari yang lain.

Apa pun alasannya, tentu sah-sah saja. Ketika hendak membeli mobil secara kredit, kamu harus benar-benar memperhatikan apakah penghasilanmu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan membayar cicilannya kelak.

Meski sudah diperhitungkan dengan matang dan dirasa cukup, ternyata banyak yang masih sering kekurangan uang setelah membeli mobil, ternyata ini alasannya:

1. Tidak memperhitungkan pengeluaran untuk bahan bakar

Ketika hendak membeli mobil secara kredit, kamu sudah memperhitungkan besarnya cicilan. Penghasilan cukup untuk membayar cicilan dan biaya hidup.

Tetapi kenapa di tengah bulan sering kekurangan uang? Salah satunya adalah kamu lupa memperhitungkan biaya bahan bakar. Jika sebelumnya untuk berangkat dan pulang kerja menggunakan motor, selama satu minggu cukup Rp. 50.000 atau sebulan Rp. 200.000 setelah menggunakan mobil tentu besarnya pengeluaran berbeda.

Bisa jadi selama satu minggu kita membutuhkan Rp. 200.000 atau Rp. 800.000 setiap bulan untuk membeli bahan bakar. Jadi ada kenaikan Rp. 600.000 dari sebelumnya.

2. Biaya perawatan

Ketika menggunakan motor kamu melakukan service berkala dengan biaya sekitar Rp. 100.000 sebulan. Biaya service mobil tentu berbeda, bisa jadi sebulan memerlukan Rp. 300.000. Belum lagi untuk ganti oli dan mencuci kendaraan. Biaya ini jika dijumlahkan tidak sedikit.

Jangan berfikir bahwa jika kamu membeli mobil baru maka tidak perlu mengeluaran biaya perawatan karena masih ada free service. Free service tidak berlaku untuk semua perawatan. Terlebih jika kerusakan akibat pemakaian maka bengkel rekanan dealer tidak akan memberlakukan free service.

Pergantian spare part yang rusak juga tidak diganti oleh bengkel rekanan dealer. Harga spare part mobil cukup mahal dibanding dengan motor. Tentu biaya yang kamu keluarkan juga semakin besar.

3. Pajak

Pajak motor setahun sekitar Rp. 250.000 atau jika dihitung per bulan sekitar Rp. 21.000, sedang pajak mobil bisa mencapai Rp. 4.000.000 setahun atau sekitar Rp.  334.000. Meski pajak kamu bayarkan setahun sekali, namun kamu perlu mencadangkan setiap bulan sehingga ketika harus membayarnya tidak terlalu berat.

Pajak merupakan fix cost untuk kendaraan, artinya kendaraan digunakan atau tidak, pajak tetap harus dibayarkan. Berbeda dengan bahan bakar, kamu hanya mengeluarkan jika kendaraan digunakan.

4. Biaya parkir

Biaya parkir di kompleks perkantoran termasuk pengeluaran yang cukup besar. Untuk satu motor biaya berlangganan bisa mencapai Rp. 200.000 tergantung lokasi parkirnya, sedang biaya parkir mobil bisa mencapai Rp. 500.000 sebulan.

Biaya parkir akan lebih besar lagi jika kamu tidak berlangganan karena dihitung per jam. Jika kamu berfikir bisa gantian sesekali menggunakan motor dan sesekali menggunakan mobil untuk ke kantor, maka biaya parkir akan semakin besar karena harus berlangganan parkir motor dan mobil.

Berbeda halnya jika kamu bekerja di kantor yang mempunyai fasilitas bebas parkir bagi karyawannya. Kamu tidak perlu memikirkan biayanya. Biaya parkir di luar kawasan perkantoran juga cukup lumayan jika dikumpulkan. Besarnya biaya parkir mobil bisa tiga kali motor.  

5. Biaya jalan-jalan

Ketika baru mempunyai motor, kamu jarang pergi jalan-jalan karena merasa ribet, takut kehujanan dan kepanasan. Berbeda setelah mempunyai mobil. Karena merasa lebih praktis, tidak perlu keluar uang untuk membayar taksi, kamu lebih sering jalan-jalan.

Selama jalan-jalan tentu kamu harus mengeluarkan uang untuk bahan bakar, makan, membeli tiket dan belanja. Pengeluaran ini pasti tidak sedikit.

Itulah lima hal yang jarang dipikirkan sebelum memutuskan untuk membeli mobil. Kamu hanya mempertimbangkan besarnya cicilan. Selama penghasilan cukup untuk membayar cicilan dan biaya hidup, kamu merasa layak untuk memiliki mobil.

Akibatnya kamu sering kehabisan uang sebelum akhir bulan. Jadi pikirkan lebih matang lagi ya!

Sri Nur Isnaini