Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Pekik
Ilustrasi Lowongan Pekerjaan (Hunters Race/Unsplash)

Saat ini, persaingan untuk mencari pekerjaan sangatlah ketat. Baik itu untuk fresh graduate atau orang yang sudah berpengalaman, sama-sama berkompetisi mendapatkan pekerjaan sesuai dengan minatnya.

Tidak semua akan mendapatkan pekerjaan begitu saja. Kadang kala kegagalanlah yang diperoleh. Apalagi bagi kamu yang sering ditolak lamaran kerjanya, pasti membuatmu bertambah kesal dan putus asa.

Pada kondisi seperti itu, biasanya orang mudah dimanfaatkan oleh tindak-tindak kejahatan. Salah satunya adalah tertipu dengan informasi lowongan pekerjaan hoax.

Oleh sebab itu, agar kamu tidak tertipu dengan informasi lowongan pekerjaan yang abal-abal, sebaiknya kamu mengetahui ciri-cirinya. Berikut lima tanda-tanda lowongan pekerjaan palsu yang disadur dari kumparan:

1. Memakai domain email gratisan

Hati-hati dengan informasi lowongan pekerjaan yang dikirim melalui email yang domain emailnya didapat secara gratisan. Seperti email dari yahoo, ymail, gmail atau hotmail. Biasanya para penipu mengirimkan broadcast lowongan pekerjaan fiktif melalui email gratisan tersebut.

Perusahaan yang benar yang membutuhkan karyawan akan mengirimkan informasi lowongan melalui email yang resmi. Contohnya Perusahaan Wisanka yang bergerak di bidang Furniture, ia memiliki domain email resmi sesuai dengan nama perusahaannya, @wisanka.com.

Namun, para penipu memang tak kalah liciknya. Email yang dibuat mereka mirip dengan nama-nama perusahaan resmi, sehingga kadang membuat kamu terkecoh.

2. Menggunakan website gratisan

Kamu perlu memperhatikan dengan seksama ketika mendapatkan informasi lowongan kerja melalui situs-situs di internet. Umumnya perusahaan-perusahaan di Indonesia akan menggunakan domain website resmi seperti co.id, or.id, ac.id dan go.id.

Website yang digunakan oleh oknum penipu rata-rata menggunakan domain gratisan, seperti wordpress.com atau blogspot.com. Jangan sampai tertipu dengan informasi lowongan pekerjaan dengan iming-iming mudah masuk kerja dan bergaji besar melalui website. Lihat dulu domainnya, gratisan atau resmi.

3. Lowongan yang disebarkan melalui sosial media

Saat ini sosial media menjadi sarana yang terbaik untuk para pengguna internet. Di samping sebagai alat untuk memupuk tali silaturahmi, media sosial juga bisa digunakan untuk kegiatan perekonomian, seperti jual beli atau marketing.

Maraknya peguna media sosial juga manjadi target bagi para penipu untuk melancarkan operasinya. Broadcast informasi lowongan pekerjaan palsu dengan mudah tersebar. Terkadang kerabat atau teman sendiri yang terbiasa sharing membagikan broadcast tersebut tanpa klarifikasi dahulu.

4. Langsung diterima pekerjaan tanpa wawancara dan ujian

Jika kamu mendapat sebuah SMS yang berisi tawaran pekerjaan dan kamu langsung diterima, kamu perlu waspada. Sebab, bisa jadi pesan itu sengaja dikirimkan secara random oleh oknum yang sengaja ingin menipu.

Biasanya oknum perusahaan palsu cenderung akan lebih cepat merespon para karyawan yanh baru yang melamar, dan langsung mengajak bekerja tanpa tes dan wawancara. Padahal, umumnya perusahaan yang resmi akan mengharuskan para pelamar mengikuti mengikuti wawancara dan beberapa tes, setelah mereka mengirim berkas lamaran.

5. Meminta sejumlah uang

Rata-rata semua penipu dari pemberi lowongan pekerjaan palsu bertujuan untuk meminta sejumlah uang sebagai syarat diterimanya para pelamar di suatu perusahaan.

Apapun alasannya, jangan sampai kamu tergiur oleh iming-iming gaji besar atau cepat diterima pekerjaan di suatu perusahaan yang bonafit. Jika belum apa-apa sudah memberi syarat permintaan uang di awal lamaran, cepat-cepat kamu hindari. Karena perusahaan resmi yang sedang membuka lowongan pekerjaan tidak pernah memungut biaya sepeser pun.

Dalam kondisi tidak bekerja atau lamaran kerja kamu jarang diterima, tetaplah waspada akan penipuan-penipuan lowongan pekerjaan. Semoga dengan informasi di atas dapat membantu kamu lebih semangat memilih lowongan pekerjaan yang resmi. Semoga bermanfaat.

Pekik