Curahan hati atau yang dikenal dengan curhat merupakan dimana ada seseorang yang memiliki masalah personal akan bercerita kepada orang lain. Biasanya mereka akan bercerita kepada orang yang mereka percaya, seperti teman, sahabat, pacar hingga keluarga.
Pendengar dipercaya karena telah memiliki hubungan emosional yang kuat. Selain itu juga dipercaya tidak membeberkan masalah tersebut kepada khalayak ramai.
Tugas pendengar sebagai mestinya adalah mendengarkan curhatan yang diberikan, kadang tugas pendengar juga biasanya memberikan masukan atau bahkan mengkritik. Namun, tidak sedikit ada pendengar yang sering melakukan kesalahan secara berulang secara tidak sadar.
Tiga kesalahan fatal yang sering dilakukan oleh pendengar yaitu:
1. Adu Nasib
Jangan pernah mengeluarkan kata-kata "kamu masih mending, kalo aku lebih parah"
Itulah salah satu contoh bentuk kata adu nasib. Dimana seseorang yang ingin mencurahkan isi hatinya tentang masalah personal yang sedang dialami, ia sebenarnya hanya butuh sosok orang yang dipercaya. Yang berarti ia percaya bahwa kamulah orang yang tepat untuk disisinya saat ia dalam masalah.
Bukan malah sang pendengar yang harusnya menjadi pendengar ia malah turut menjadi orang yang cerita juga. Jika begini, orang yang bercerita seperti tidak dihargai dalam bercerita. Bahkan ada beberapa yang enggan kembali bercerita kepada orang yang sama setelah mendapat respon tersebut.
Pada dasarnya, orang yang bercerita itu ingin didengarkan, bukan ingin disamaratakan apalagi diajak adu nasib.
2. Dengarkanlah ceritanya sampai habis tanpa perlu memotong pembicaraannya.
Karena kalo kamu motong pembicaraannya, pesan yang ingin ia sampaikan tidak tersampaikan dengan baik dan benar. Bahkan kejadian memotong pembicaraan bisa merusak mood.
Setelah selesai mendengarkan seluruh ceritanya, responlah cerita-cerita tersebut dengan excited.
3. Jangan pernah memberikan saran/kritik jika tidak diminta.
Sering kali kita lupa, bahwa orang yang bercerita ga selamanya ingin mencari jalan keluar. Kadang ia hanya butuh teman ngobrol, atau sandaran ketika ia sedih. Jadi jangan sesekali kamu mencoba memberikan saran apalagi kritik saat ia bercerita.
Jika ingin memberikan saran/kritik, berilah ketika ia minta. Atau bahkan kamu izin kepada temanmu apakah ia akan berkenan jika diberi masukan atas ceritanya tersebut.
Itulah tiga hal kesalahan yang sering dilakukan oleh pendengar cerita secara ngga sadar. Sehabis baca ini, semoga kamu menjadi pendengar yang baik untuk orang sekelilingmu ya.
Baca Juga
-
Turnamen di Bali, 5 Pemain Bulu Tangkis Luar Negeri Banjir Hadiah dari Fans Asal Indonesia
-
Jelang Turnamen, 5 Pemain Bulu Tangkis Ini Memboyong Keluarga ke Bali
-
3 Durasi Permainan Terlama di Thomas Uber Cup 2020, Ada Jonatan Christie
-
Tajir Melintir, 4 Bisnis Arief Muhammad dari Makanan hingga Properti
-
Profil Fajar Alfian dan Rian Ardianto, Pebulu Tangkis Berprestasi yang Tak Dikenal Menpora
Artikel Terkait
-
Viral Suami Curhat Nyesek Istri Kerap Menangis Seusai Pinjam Bayi Tetangga
-
Istri Curhat Suaminya Pergi dengan Selingkuhan, Warganet: Lapor Mbak, Kawal Sampai Pecat!
-
Viral Curhat Guru Muda soal PPPK: Indonesia itu Butuh Guru Seperti Apa ya?
-
Viral Emak-Emak Curhat Pilih Jajan Sendiri Tanpa Anak dan Suami, Alasannya Tuai Perdebatan
-
Cowok Teteskan Air Mata Curhat Diusir Bapak Tiri, Reaksi Ibu Hancurkan Hati
Lifestyle
-
Julie KISS OF LIFE Tampil Modis dengan 4 Padu Padan OOTD Simpel, Yuk Intip!
-
4 Sheet Mask Kandungan Salicylic Acid Ampuh untuk Merawat Kulit Berjerawat
-
Rahasia Kulit Kencang dan Glowing dengan 4 Rekomendasi Toner DNA Salmon
-
Daily Look Ahn Eun Jin: Dari Hangout ke Konser, Coba Sontek 4 Gaya OOTD Ini
-
4 Pilihan Foundation Ringan dengan Hasil Natural, Cocok untuk Daily Makeup!
Terkini
-
Chanyeol Ungkap Kisah Cinta Tak Terduga di Lagu Happy Accident (Feat. SOLE)
-
Ulasan The Chicken Sisters: Pertarungan Kuliner dan Harga Diri Keluarga
-
Kalahkan TXT, NCT Wish Raih Posisi Pertama di 'M Countdown' Lewat Lagu Surf
-
Tanpa Ole Romeny di Lini Depan Timnas Indonesia, 4 Nama Ini Jadi Pengganti!
-
Ulasan Film Labinak: Mereka Ada di Sini, Ketika Horor Bertemu Kritik Sosial