Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Riva Khodijah
Ilustrasi wanita muram. (unsplash.com/averie woodard)

Pertanyaan “kapan nikah” sudah sangat biasa kita dengar. Terutama saat hadir ke kondangan teman atau keluarga. Bila dilihat kamu usianya sudah matang, dan masih sendirian, siap-siap mendapat pertanyaan seperti ini. Terkadang, bisa lebih dari sekali.

Kendati sudah biasa kita dengar sehari-hari, bukan berarti hal tersebut layak untuk dilakukan. Ada beberapa alasan kenapa sebaiknya kamu jangan bertanya “kapan nikah” pada teman atau kolega yang masih lajang. Yuk, disimak!

1. Menyinggung ranah pribadi

Hal pertama kenapa sebaiknya kamu nggak mengucapkan pertanyaan ini, adalah karena sudah sangat mengganggu privasi. Keputusan seseorang menikah, itu adalah urusan pribadinya, bukan orang lain.

Bahkan saat pertanyaan ini dilontarkan oleh keluarga sendiri pun, rasanya tetap nggak sopan didengarnya. Toh, ada banyak topik pembicaraan lain yang bisa kamu lakukan untuk memancing percakapan, bukan?

2. Pernikahan nggak cuma diisi manis-manis saja

Pertanyaan “kapan nikah”, biasanya diikuti oleh pernyataan lain yang berusaha mendorong supaya seseorang menyegerakan ke pelaminan. Misalnya pernyataan, “menikah itu enak, lho, ada orang yang menyayangi dan menemani kamu tiap hari”.

Ya, memang pernikahan itu banyak hal-hal yang indah. Tapi, nggak bisa pula menutup mata, kalau berumah tangga juga diiringi banyak masalah. Karena itu, nggak perlulah provokasi seseorang yang sedang lajang untuk segera menikah. Karena kalau gara-gara provokasi tersebut, kemudian dia jadi salah pilih pasangan, dan pernikahannya malah bikin menderita, kamu mau tanggung jawab?

3. Bisa menyakiti hatinya

Mungkin kamu memandang pertanyaan “kapan nikah” sebagai hal simpel. Tapi, bisa jadi, hal itu bermakna lain bagi pihak yang ditanyakan.

Dibalik pertanyaanmu itu, bisa saja dia jadi teringat kembali kisah cintanya yang gagal, sehingga harapannya untuk segera menikah, sirna sudah. Bisa pula dibalik keputusannya belum juga menikah, akibat ada beban besar yang mesti ditanggung, sehingga dia belum punya privilege untuk bisa ke tahapan itu.

Dan pertanyaanmu, serasa semakin jadi beban baginya. Karena dibalik statusnya yang masih sendiri, sebenarnya dia sudah sejak lama memendam keinginan untuk bisa punya pasangan. Namun, kondisinya belum memungkinkan.

4. Setiap orang punya jalan hidup masing-masing

Bagimu, menikah dengan segera sudah jadi target yang mesti kamu capai. Dan itu, sah-sah saja. nggak ada yang melarang, kok!

Namun, nggak semua orang punya target yang sama. Tiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Mungkin, menikah menjadi hal prioritas bagimu. Tapi, orang lain bisa berbeda, dan menikah, bukan jadi hal paling penting di hidupnya saat ini.

Riva Khodijah