Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Armand IS
Ilustrasi seseorang yang terjerumus dalam hustle culture - (Unsplash/Sebastian Herrmann).

Kehidupan di zaman modern memberikan tuntutan kepada kita untuk produktif dan mengembangkan diri kita untuk mendapatkan kehidupan yang sukses dan berkecukupan. Produktivitas telah menjadi unsur penting dalam kehidupan, terutama pada Generasi Y dan Z yang telah menjadi penduduk produktif serta masuk ke dalam dunia kerja. Sehingga, para generasi muda akan bekerja keras menyiapkan diri dan mencetak pengalaman karier yang baik.

Tanpa kita sadari, tuntutan tersebut juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan generasi muda. Produktivitas yang berlebih akan mengganggu kehidupan sosial bahkan hingga mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Fenomena tersebut disebut dengan hustle culture, yakni sebuah budaya yang menuntut masyarakat untuk bekerja secara berlebih, bahkan menjadikan kerja perhatian utama dalam kehidupan sehari-hari. 

Hustle culture umumnya menyerang generasi milenial, Y, bahkan hingga generasi Z. Hal tersebut terjadi karena persaingan dunia kerja yang ketat dan mereka harus membangun jam terbang kerja agar memiliki portofolio karier yang bagus. Hustle culture membuat seseorang gila kerja dan menguras tenaga, pikiran, hingga mental seseorang. Kali ini, mari kita simak tanda-tanda seseorang terjerumus dalam hustle culture.

1. Selalu memikirkan kerja dan tidak memiliki waktu santai

Seseorang yang terjerumus dalam hustle culture setiap waktu memikirkan pekerjaannya. Dari bangun tidur mereka langsung memeriksa pekerjaan mereka tanpa melakukan hal-hal yang orang pada umumnya lakukan ketika bangun tidur seperti sarapan atau bersih-bersih diri.

Pikiran mereka selalu dihantui oleh pekerjaan dan tidak memiliki waktu untuk bersantai dan melepas penat. Bahkan, untuk beristirahat dan sekadar melakukan aktivitas santai mereka tidak memiliki waktu dan pikiran karena selalu bekerja.

2. Mengambil dua atau lebih pekerjaan dalam satu waktu

Ciri seseorang terjerumus dalam hustle culture lainnya adalah mengambil pekerjaan lebih dari satu dalam waktu yang sama. Perilaku ini sering disebut dengan multitasking. Hustle culture menuntut seseorang untuk produktif dengan tidak wajar dan membuat kita mengerjakan tugas kerja yang menumpuk dan menguras tenaga dan pikiran kita.

3. Bersedia bekerja lembur di luar jam kerja

Tanda paling terlihat lainnya adalah bekerja lembur. Seseorang yang terjerumus dalam hustle culture akan selalu bekerja bahkan di luar jam kerja yang ditentukan. Mereka merasa tidak bisa tenang dan santai ketika pekerjaan belum selesai, sehingga akan bekerja di luar jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. 

4. Sering mengalami burnout atau kelelahan kerja

Berkat selalu bekerja tiap waktu, mengerjakan tugas kerja yang menumpuk, tidak punya waktu istirahat, seseorang akan merasa lelah kerja. Burnout atau kelelahan kerja merupakan tanda yang paling jelas seseorang terdampak dari hustle culture

5. Merasa tersaingi dengan pencapaian karier seseorang dan merasa dituntut untuk bisa mencapai lebih

Terakhir, seseorang yang terjerumus dalam hustle culture menganggap dunia kerja adalah sebuah ajang kompetisi untuk menjadi yang paling unggul. Mereka tidak segan memaksa diri bekerja supaya tidak kalah dengan orang lain. Hal ini mengakibatkan iklim kompetisi yang tidak sehat, dan cenderung berpotensi mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.

Nah, itulah tanda-tanda seseorang terjerumus dalam iklim hustle culture. Harapannya dengan kita mengenal budaya ini, kita dapat menghindarinya. Akhir kata, penulis berpesan kepada kita semua untuk bekerja secukupnya dan tidak mengorbankan kehidupan sosial dan kesehatan kita. 

Armand IS