Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Gunawan Christanto
Ilustrasi Jodoh online (Pixabay) / ANTARA

"Sudah desperate buat cari pasangan? Aplikasi jodoh online solusinya!"

Mungkin seperti itu kata teman dan berbagai iklan aplikasi jodoh online yang kita temui.

Namun pertanyaannya, sebenarnya tepat tidak sih kita mencari jodoh melalui aplikasi jodoh online? Kalaupun kita bisa mendapat pasangan, apakah mereka adalah pasangan yang tepat buat kita?

Sebenarnya sah-sah saja kita menggunakan aplikasi pencarian jodoh. Ibarat kita sedang memancing, kalau kita tidak bisa mendapatkan ikan di sebuah kolam kecil, tidak ada salahnya juga kita mencoba memancing di kolam lain yang lebih luas.

Sama halnya dalam mencari pasangan, kalau pada dasarnya kita tidak punya circle yang mendukung untuk mendapatkan pasangan, ya tidak ada salahnya kita mencoba masuk ke circle baru yang lebih luas. Misalnya saja melalui aplikasi pencarian jodoh online.

Banyak testimoni positif dari pengguna aplikasi pencarian jodoh dan tidak jarang di antara mereka ada yang bisa sampai ke pelaminan. Namun, itu hanya segelintir kisah manis dari pengguna aplikasi pencarian jodoh.

Menurut temuan dari Kaspersky yang di kutip dari sebuah asrtikel, hanya 11% dari keseluruhan pengguna saja yang benar-benar berniat mencari pasangan untuk dinikahi dan sisanya kalian pasti sudah bisa bisa menebak. Yup benar sekali! 48% pengguna menggunakan aplikasi ini hanya untuk bersenang-senang dan 13% di antaranya untuk kepuasan seksual.

Melalui data ini, akhirnya penulis semakin penasaran untuk mengetahui bagaimana kesan aplikasi pencarian jodoh ini di mata beberapa responden melalui in-dept interview. Berikut hasilnya!

1. Data Palsu dan Kebohongan

Hal pertama yang penulis temukan adalah data palsu. Cukup banyak pengguna aplikasi pencarian jodoh online yang menggunakan foto profil orang lain. Selain itu, meskipun pengguna menggunakan foto profil mereka sendiri, tapi apa yang tampil pada aplikasi sangat berbeda dengan aslinya. Meskipun demikian, tidak jarang kita bisa menemukan foto profil yang sama dengan aslinya.

Selain itu, beberapa responden mengatakan bahwa obrolan yang mereka jalani saat awal perkenalan terasa begitu manis dan sangat menjanjikan. Tidak jarang lawan bicara membesar-besarkan soal pekerjaan dan latar bekalang mereka. Semua itu dilakukan untuk menarik hati pasangan. Setelah pasangan terpikat, semua perlahan akan berubah.

2. Sulit Menemukan Pasangan yang Serius

Ini sebenarnya bukan hal yang baru. Mendapatkan pasangan yang memiliki tujuan untuk menikah bukan urusan mudah. Hal ini dikarenakan dalam menentukan pasangan (terutama untuk menikah), kita pasti memiliki standar yang harus terpenuhi.

Salah satu responden mengatakan bahwa selama 1 tahun terakhir menggunakan berbagai aplikasi pencarian jodoh, dia hanya menemukan 4 orang saja yang berniat untuk melakukan hubungan jangka panjang (pernikahan). Dari 4 orang tersebut hanya 2 orang saja yang memenuhi standar untuk hubungan ke arah pernikahan.

3. Obrolan/Aktivitas Tidak Sehat (Seksual)

Sama halnya dengan 2 poin sebelumnya, poin ini sebenarnya bukan suatu hal yang baru dalam aplikasi pencarian jodoh dan biasanya korban adalah wanita dengan berbagai modus. Modus yang paling sering digunakan adalah menawarkan bantuan atau memberikan barang dengan iming-iming melakukan hubungan seksual.

Selain itu, tidak jarang para responden juga memperoleh chat tanpa basa basi, mengajak mereka untuk melakukan hubungan seksual. Beberapa kasus lain adalah dimulai dari hubungan pertemanan yang kemudian menjurus ke hal-hal berbau seksual.

4. Menyenangkan

Berbeda dengan ke 3 poin sebelumnya, poin ini menyoroti sisi positif dari aplikasi pencarian jodoh. Beberapa responden mengatakan bahwa aplikasi pencarian jodoh sangat menyenangkan terutama untuk mengisi waktu luang dan mencari teman ngobrol dengan mudah dalam waktu singkat.

Itulah 4 kesan dari aplikasi pencarian jodoh. Apakah kalian pengguna aplikasi pencaharian jodoh onlie dan punya kesan berbeda?

Gunawan Christanto

Baca Juga