Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Armand IS
Illustrasi seorang kutu buku atau nerd (Unsplash.com) / Joe Ciciarelli

Terkadang, orang melontarkan julukan kutu buku atau nerd sebagai bahan olokan. Julukan tersebut diberikan kepada mereka yang lebih gemar membaca buku, komik, dan bermain gim serta menonton film fiksi ketimbang bersosialisasi dan bergaul dengan kawan-kawan. Sehingga, image seorang nerd menjadi negatif dan orang-orang cenderung tersinggung atau merasa terpojokkan ketika diberikan julukan tersebut.

Sayangnya, menjadi seorang nerd adalah sebuah kebanggaan. Sebab, terlepas dari pandangan yang dibangun oleh orang-orang, menjadi nerd ternyata memiliki banyak keuntungan. Mari kita bahas bersama beberapa nilai plus menjadi seorang nerd sekaligus memecahkan stigma masyarakat. 

Membuat kita menjadi sosok intelektual

Pepatah sering mengatakan bahwa "buku adalah jendela dunia." Hal itu memang benar dan tidak dapat dipungkiri lagi. Banyak wawasan yang didapatkan dari membaca buku. Sehingga dengan gemar membaca buku, kita dapat menyerap banyak pengetahuan dan wawasan mengenai dunia kita, sekaligus mengasah pola pikir kita.

Baik itu buku fiksi maupun nonfiksi, membaca buku dapat menajamkan imajinasi dan kemampuan berpikir kita, dengan memahami kata-kata serta memvisualisasikannya dalam pikiran kita. Sejatinya, seorang kutu buku bisa kita sebut sebagai orang yang lebih berwawasan, karena banyaknya waktu yang ia luangkan untuk membaca buku.

Menjadi seorang kutu buku tidak terbatas kepada membaca buku saja. Julukan nerd juga diperluas kepada mereka yang sangat gemar mendalami berbagai media fiksi melalui film dan gim. Kedua hal tersebut tidak hanya menghibur, tapi juga menambah kemampuan abstrak kita, dari memahami storytelling dan nilai-nilai yang terkandung di dalam film maupun gim. 

Menjadikan kita lebih passionate

Mendalami sebuah karya fiksi membuat kita menjadi seorang yang passionate atau bergairah, entah itu fiksi sejarah, fiksi ilmiah, hingga fiksi mengenai kehidupan sehari-hari seperti romansa dan drama. Selain itu, dengan passion, kita menjadi seorang yang lebih bisa memaknai hidup dibanding mereka yang sekadar menjalani hidup secara monoton. Seorang kutu buku sejatinya adalah orang yang lebih bergairah dan hidup mereka lebih bermakna.

Passion terhadap media yang kita sukai dapat dikembangkan menjadi skill

Passion terhadap media fiksi yang kita gemari juga dapat kita kembangkan menjadi sebuah kemampuan. Misalnya, kita adalah seorang kutu buku yang menggemari anime dan manga, kita bisa melatih kemampuan menggambar kita untuk menggambar karakter favorit kita.

Banyak seniman terutama mereka yang berkarya dalam dunia fiksi juga merupakan soerang kutu buku. Melalui kecintaan mereka, mereka mengasah kemampuan untuk menggambar karakter mereka sendiri. Pada akhirnya, kemampuan tersebut menjadi sebuah karya fenomenal, seperti ratusan anime dan manga yang dinikmati oleh jutaan orang di dunia.

Membuka peluang koneksi dan pergaulan yang luas

Anggapan bahwa seorang kutu buku adalah seorang yang asosial dan tertutup dari pergaulan adalah salah. Justru sebaliknya, kita dapat menjalin persahabatan dengan sesama kutu buku yang memiliki kesukaan sama, mulai dari sastra hingga layar kaca.

Banyak komunitas kutu buku yang ada di masyarakat, baik itu komunitas pencinta karya tertentu seperti Harry Potter dan komunitas lainnya. Keberadaan komunitas-komunitas tersebut menjadi bukti nyata bahwa seorang kutu buku pandai bergaul dan berkelompok.

Nah, itulah beberapa nilai plus menjadi kutu buku yang sekaligus mematahkan stigma masyarakat terhadapnya. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus bangga menjadi seorang kutu buku! 

Armand IS