Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Karenina Marsha
Ilustrasi anak-anak sedang bermain (ANTARA)

Perilaku antisosial merupakan perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sistem sosial di masyarakat. Biasanya, perilaku antisosial diakibatkan karena ketidakmampuan individu atau kelompok dalam menyesuaikan diri dan menganut norma yang ada di masyarakat. Perilaku pelanggaran, penentangan, dan berlawanan yang dimiliki individu atau kelompok terhadap perilaku yang berlaku di masyarakat, maka menyebabkan individu atau kelompok tersebut dianggap memiliki perilaku antisosial (Rahayu, 2018).

Nah, para orang tua tahu enggak? Kalau perilaku antisosial juga bisa terjadi pada remaja? Bahkan, berdasarkan penelitian didapatkan sebanyak 63,4% dari 350 pelajar memiliki kecenderungan untuk berperilaku antisosial dan lebih banyak didapatkan pada pelajar laki-laki. NCBI melansir bahwa  kriteria antisosial biasanya terjadi sejak umur 15 tahun. Berikut beberapa di antara ciri-cirinya. 

  1. Mengabaikan dan melanggar hak-hak orang lain
  2. Gagal menyesuaikan diri dengan norma sosial mengenai perilaku hukum
  3. Perilaku berbohong yang berulang untuk kesenangan atau keuntungan pribadi
  4. Impulsif
  5. Cepat marah dan agresif
  6. Mengabaikan keselamatan diri ataupun orang lain
  7. Tidak dapat konsisten dan tidak bisa bertanggung jawab
  8. Apatis serta kurangnya penyesalan dalam diri

Setelah melihat ciri-ciri perilaku antisosial di atas, tentu kita membutuhkan pencegahan. Sebelum kita masuk ke cara pencegahan, yuk cari tahu apa aja sih yang bisa menyebabkan perilaku antisosial pada anak?

1. Faktor genetik

Faktor genetik berasal atau diturunkan dari orang tua maupun anggota keluarganya seperti seperti kesehatan anak, umur, dan jenis kelamin. Artinya, bila terdapat orang tua atau anggota keluarga yang memiliki gangguan kepribadian antisosial maka terdapat kemungkinan untuk keturunan selanjutnya mengalami gangguan kepribadian antisosial yang lebih besar.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal dipengaruhi dari lingkungan seperti peran masyarakat, pergaulan sosial anak dengan orang lain, dan media massa.

Lantas, bagaimana agar si kecil dapat terhindar dari perilaku antisosial?

Untuk para orang tua dapat memberikan pendidikan dasar sedari dini, seperti pengenalan emosi, penyelesaian masalah, pengendalian emosi marah, membiasakan anak berinteraksi dengan orang lain dan juga melakukan pelatihan keterampilan sosial pada anak.

Lingkungan sekolah pun dapat mencegah perilaku antisosial pada anak dengan cara memberikan tenaga ahli berupa guru konseling agar proses pendidikan dan motivasi belajar pada anak dapat meningkat.

Pencegahan terakhir dapat dilakukan oleh psikolog atau psikiater dengan memberikan bimbingan pengarahan atas kondisi kepribadian si kecil yang terindikasi memiliki gejala perilaku antisosial.

Tentunya peran orangtua sangat penting, jadi perlu diingat bahwa menyisihkan waktu dan menghabiskan waktu bersama anggota keluarga khususnya pendekatan pada si kecil sangat perlu dilakukan!

Nah dari informasi di atas kita bisa tahu kalau perilaku antisosial pada anak dapat terjadi karena beberapa faktor, jadi diharapkan untuk orang tua bisa lebih menyadari perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi pada anak.

Tapi tunggu dulu, sebelum overthinking atau menerka-nerka si kecil mengalami perilaku antisosial atau tidak. Kita bisa, loh, mencari tahu mengenai perilaku antisosial lebih lanjut dengan menghubungi tenaga professional, seperti dokter anak, psikolog anak ataupun psikiater.

Penulis: Alifah B., Anita S., M. Hilmi, Karenina M., Narya R., Nisriinaa I., Yaaquta A.

Karenina Marsha