Masih banyak perdebatan mengenai Work to Live atau Live to Work. Banyak orang masih bingung pilihan mana yang lebih efisien dan terbaik untuk kepentingan hidup ke depannya.
Kamu masuk ke dalam kategori yang mana nih? Berhasil mendapat pekerjaan yang diimpikan, atau Bekerja untuk bertahan hidup?
Buat yang masih bingung, yuk kita simak lebih lanjut mengenai perbedaan Work to Live atau Live to Work berikut ini.
Perbedaan Work to Live dan Live to Work
1. Work to Live
Work to Live, bisa dikatakan kalau kamu dapat bekerja dan ‘mengizinkan’ dirimu sendiri untuk menikmati kegiatan lain, selain bekerja.
Seperti saat kamu sudah sampai di rumah, maka pikiran dan jiwa kamu tidak lagi tentang pekerjaan, kamu bisa berubah fokus ke hobi, keluarga, teman, atau bahkan ke diri kamu sendiri.
Oleh karena itu, seseorang yang bekerja secara 'Work to Live,' pekerjaan bukan menjadi fokus utama mereka.
"The Only Way To Do Great Work Is To Love What You Do" - Steve Jobs.
2. Live to Work
Live to Work dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
Your life is based around your work and nothing else
kategori satu ini maksudnya adalah pekerjaan punya kendali penuh dalam hidupmu. Semua hidupmu kamu berikan untuk pekerjaan dan terkadang hal itu enggak baik buat kamu, lho!
You love your job so much
Kategori kedua, bermakna kamu tidak memberikan batasan antara keprofesionalitasan dan kehidupan pribadimu. Beberapa orang pernah mengatakan, kalau kamu mencintai apa yang kamu lakukan, maka kamu tidak seperti sedang bekerja, you just enjoy your work and your life.
Mana yang lebih baik antara Work to Live dan Live to Work?
“Don’t waste your time with a job that makes it hard for you to get out of bed every single day.”
Work to Live atau Live to Work, sebisa mungkin seimbangkan antara keduanya, antara hidup dan pekerjaanmu. Kamu bisa fokus dan menjaga profesionalitas dengan memberikan all-in saat bekerja.
Selain itu, coba untuk menghabiskan quality time selain saat bekerja, jangan bawa pekerjaan di rumah, dan jangan lupa untuk habiskan waktu bersama keluarga atau teman.
Apabila kamu terlanjur jatuh terlalu dalam pada salah satu kategori, Work to Live atau Live to Work, alangkah baiknya mengambil beberapa langkah mundur, atau beberapa langkah maju adalah kunci untuk menyeimbangkan segalanya, membuat hidup lebih konstan dan tentunya lebih bahagia.
Life is too short to be living without being happy and content with ourselves.
Tag
Baca Juga
-
Makin Blak-blakan, Aaliyah Massaid Akui Bucin Ke Thariq Halilintar: Kamu Juara di Hati Aku
-
Mengenal Li Ran, Princess Eropa dari Asia Pertama, Istri dari Pangeran Charles Belgia
-
Fans Fuji Kecewa Konten Eksklusif Tersebar: Jadi Percuma Bayar
-
Nyanyi 'Cundamani' di Hadapan Happy Asmara, Celetukan Niken Salindry Bikin Ngakak Satu Venue
-
ARMY Next Level! Wanita Ini Pamer Rumah Berkonsep BTS, Semua Serba Ungu
Artikel Terkait
-
600Loker.com, Solusi Ide Bisnis Online yang Menjanjikan
-
Pekerjaan Galiech Ridha Rahardja, Suami Asri Welas yang Digugat Cerai
-
Pilkada 27 November 2024 Wajib Libur, Dapat Kompensasi Jika Tetap Bekerja?
-
Jenis Pekerjaan yang Aman dari Ancaman di Masa Depan
-
Medina Dina Pernah Nikah sebelum Dekat dengan Gading Marten, Ini Pekerjaan sang Mantan Suami
Lifestyle
-
3 Serum Korea Berbahan Utama Lendir Siput, Ampuh Perbaiki Skin Barrier!
-
3 Rekomendasi Produk Ampoule untuk Atasi Jerawat dan Kerutan, Auto Glowing!
-
Mau Tampil Classy? Intip 4 Padu Padan Outfit Minimalis ala Yoo Yeon-seok
-
3 Facial Wash dengan Kandungan Aloe Vera Terbaik, Cocok untuk Kulit Kering!
-
3 Varian Serum dari COSRX Ampuh Kecilkan Pori-Pori dan Hidrasi Kulit Kering
Terkini
-
BI Bekali 500 Mahasiswa Jabar Sertifikasi BNSP, Siap Bersaing di Dunia Kerja
-
Statistik Apik Gustavo Souza, Juru Gedor Baru PSIS Semarang Asal El Savador
-
Sentuhan Guru Tak Tergantikan, Mengapa Literasi Penting di Era AI?
-
Fadli Zon Resmikan Museum Kujang, Targetkan Indonesia Pusat Kebudayaan Dunia
-
Gantikan Kim Nam Gil, Ini Alasan Kim Moo Yeol Bintangi Drama Korea Get Schooled