Dimarahi oleh atasan di kantor tentu bukan hal yang menyenangkan. Meskipun demikian, tentu kemarahan tersebut tidak mungkin tanpa alasan. Lebih tepat, mungkin itu adalah teguran bukan kemarahan.
Banyak orang yang salah langkah karena merasa dipermalukan ketika diberi teguran. Misalnya, pindah pekerjaan atau mengundurkan diri. Padahal alasan atasan menegur kita adalah agar kita menjadi lebih baik. Meskipun terkadang terasa menyudutkan, namun lebih baik kita melakukan 5 hal di bawah ini ketimbang mengundurkan diri.
1. Mendengarkan dengan saksama
Dengan mendengarkan secara saksama, kita bisa memahami apa yang sebenarnya menjadi keluhan atasan. Cobalah untuk menarik napas panjang dan bersikap tenang, hadapi apapun yang terjadi dan siap atas segala konsekuensi.
Di dalam dada kita mungkin meronta "Apa yang salah?" atau "Aku tidak melakukan kesalahan," atau "Apa yang akan terjadi?," hingga "Apa aku akan dipecat?". Namun, simpan itu di dalam dada. Kita harus yakin, jika kita tidak melakukan kesalahan, maka tidak akan terjadi apa-apa.
Kalau kita merasa telah melakukan kesalahan, maka kita harus berani untuk menanggung risikonya. Apapun yang terjadi hanya bisa kamu pahami jika kamu bersedia mendengarkan. Jangan sibuk dengan pemikiran sendiri, jangan sibuk mencari alasan.
2. Membenahi apa yang salah
Setelah kita mendengarkan atasan menegur, kita akan mengetahui apa yang salah dalam pekerjaan kita. Hal tersebut harus menjadi prioritas perubahan kita dalam bekerja sehingga menjadi lebih baik.
Pahami betul setiap kesalahan dan carilah solusi atau jalan lain sehingga kita bisa mengubah segala sesuatunya menjadi sesuai keinginan atasan. Sebelum itu, kita perlu menyadari diri bahwa apa yang atasan sampaikan memang benar kita telah melakukan kesalahan, buatlah pengakuan untuk diri sendiri. Sehingga, sekalipun kita harus mengubah atau mengorbankan sesuatu, kita akan merasa memang memiliki kewajiban untuk itu. Tidak semata-mata karena terpaksa.
3. Membuktikan bisa mengubah
Setelah kita membenahi apa yang salah dan menemukan jalan atau langkah yang tepat, kita harus mengoptimalkannya. Tempuh semua cara yang kita bisa.
Atasan mungkin tidak akan peduli bagaimana langkah yang akan kita ambil, bagaimana kita terpontang-panting, namun kita harus membuktikan bahwa hasil akhir tidak mengkhianati usaha. Buktikan bahwa hasil yang kamu raih, sudah sesuai dengan target yang atasan berikan. Buktikan bahwa kesalahan kita yang dulu, bisa diubah. Bahkan kita bisa melampaui itu.
4. Tidak menyimpan dendam
Setelah semua teguran, jangan pernah menyimpan dendam. Mungkin kita merasa dipermalukan ketika ditegur, entah itu karena kata-kata yang menyinggung atau ditegur di depan banyak orang. Namun, selalu pikirkan bahwa semua itu demi kita yang lebih baik, tidak ada niat yang lain.
Nah, itulah empat cara bersikap saat dimarahi atasan. Jangan menyimpan dendam, ya!
Baca Juga
-
Suara Ibu Rumah Tangga di Tengah Ketidakadilan: 5 Alasan Harus Didengar!
-
Cuma Butuh HP, 5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Catat Keuangan Usaha Sendiri
-
Fenomena Mager di Pertengahan Ramadan, Ini 4 Penyebabnya!
-
5 Langkah Jitu agar Keuangan UMKM Tetap Sehat di Bulan Ramadan
-
5 Tips Ramadan Produktif ala Gen Z : Tetap Aktif Ibadah Maksimal!
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Lettu Fardhana Move On Kilat! Ayu Ting Ting Santai Revisi Kriteria Suami?
-
Playlist Jadi Vitamin Mental: Musik Sebagai Mood Booster Anak Muda
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
4 Sheet Mask Kandungan Pearl yang Ampuh Berikan Efek Cerah dan Lembap
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Budaya Trial and Error dalam Kabinet Indonesia