Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Annisa Rifa Zulkania
Ilustrasi e-reader (Sumber: Pexels/Perfecto Capucine/annisarz)

Kalau kamu suka membaca, saat ini membeli buku fisik di toko buku tentu bukan jadi satu-satunya cara untuk menemukan buku bacaan baru.

Buku digital atau e-book sekarang semakin mudah dijumpai, baik melalui online store seperti Amazon dan Google Play Books, situs toko buku lokal seperti Gramedia Digital, aplikasi seperti e-Perpusnas dan Scribd, atau berbagai situs yang menyediakan e-book, baik gratis maupun berbayar. Asyiknya lagi, buku-buku ini dapat dibaca di gadget kapan saja dan dimana saja.

Tapi sensasi membaca e-book tentunya berbeda dengan membaca buku fisik. Jujur saja, apa kamu pernah merasakan mata lelah karena terlalu lama membaca e-book di gadgetmu? Atau pegal-pegal dan sakit leher karena terlalu lama memegang gadget? 

Jika masalah seperti itu membuatmu jadi sulit membaca e-book koleksimu, mungkin sudah waktunya kamu memiliki gadget khusus untuk membaca e-book, yaitu e-reader.

Apa itu E-Reader? 

Ilustrasi orang yang sedang membaca dengan e-reader (Sumber: Wikimedia Commons/Paulpaul/annisarz)

Singkatnya, E-reader adalah sebuah gadget yang diciptakan khusus untuk membaca E-book. E-reader sekilas mirip dengan tablet biasa, dengan bodi yang lebih tipis dan ringan sehingga nyaman dipegang dengan satu tangan.

Namun, perbedaan utamanya ada pada layarnya. Bukannya memakai OLED atau LCD seperti tablet biasa, e-reader memakai teknologi e-ink yang dirancang menyerupai kertas asli, sehingga sering disebut juga sebagai 'kertas elektronik'. 

Tidak seperti layar biasa yang memiliki pixel-pixel yang dapat berganti warna, layar e-reader terdiri atas jutaan kapsul hitam dan putih yang dialiri arus positif dan negatif yang mengambang pada selapis cairan.

Ketika kapsul-kapsul hitam dialiri arus positif, ia akan naik ke permukaan layar, membentuk warna hitam di atas putih dan terlihat seperti tinta di atas kertas sungguhan.

Bukan itu saja perbedaan layar e-reader dengan layar tablet biasa. Jika layar tablet biasa mengeluarkan cahaya terang yang bisa membuat mata lelah, layar e-reader biasanya lebih redup, sehingga tidak silau di mata dan sangat nyaman digunakan untuk membaca.

Ditambah lagi, energi yang digunakan layar e-reader lebih sedikit sehingga membuat baterainya tahan lama, dengan satu kali charge dapat bertahan hingga lebih dari seminggu.

Cara Membaca E-book dengan E-reader

Ilustrasi orang yang sedang membaca dengan e-reader (Sumber: Unsplash/James Tarbotton/annisarz)

Cara membaca dengan e-reader cukup mudah. Cukup menggunakan koneksi Wi-Fi, kamu bisa mengakses online store yang sudah tersedia pada e-reader dan langsung mengunduh dan membaca e-book favoritmu. Jika e-reader menggunakan sistem operasi Android, kamu akan mendapatkan akses ke lebih banyak aplikasi dan online store kesukaanmu. 

Alternatifnya, kamu dapat menghubungkan e-reader ke komputermu dengan kabel USB dan memindahkan e-book yang tersimpan di komputermu, baik secara drag-and-drop maupun dengan software pendukung seperti Adobe Digital Editions atau Calibre. Banyak juga e-reader yang memiliki slot kartu SD, sehingga kamu tinggal memasang kartu SD dan siap membaca.

Merk dan Harga E-reader

Ilustrasi e-reader dengan buku fisik (Sumber: Pexels/Perfecto Capucine/annisarz)

E-reader sudah ada di pasaran sejak akhir 1990-an, namun mulai naik daun pada pertengahan tahun 2000-an, ketika perusahaan seperti Sony dan Amazon mengeluarkan berbagai model e-reader. Saat ini, berbagai perusahaan lain seperti Kobo, Nook, Onyx, dan Pocketbook juga telah masuk ke pasar e-reader, tapi Amazon dengan e-readernya, Kindle, masih merajai pasaran. 

Harga e-reader saat ini tidak jauh dari tablet biasa, yaitu sekitar Rp1.500.000 untuk model seperti Kindle 10th Edition hingga Rp 5.000.000 untuk Onyx Boox Nova Air. Kalau kamu jeli, kamu juga bisa mendapatkan e-reader bekas yang masih bagus dengan harga miring di e-commerce kesukaanmu.

Kekurangan E-reader

Ilustrasi e-reader (Sumber: Pixabay/Mitaukano/annisarz)

Meskipun e-reader memiliki berbagai kelebihan seperti kenyamanan penggunaan dan harganya, tentu saja ia masih memiliki kekurangan. Kebanyakan e-reader saat ini masih memiliki layar hitam putih, yang membuat e-book bergambar seperti komik kurang menarik untuk dilihat. Walaupun e-reader yang dapat menampilkan warna sudah dirilis di pasaran, pilihan modelnya masih sedikit dan harganya lebih mahal. 

Selain itu, jika kamu terbiasa dengan tablet dengan performa yang gesit dan bisa multitasking, mungkin kamu akan kecewa mendapati e-reader yang spesifikasinya lebih sederhana, bahkan untuk e-reader dengan OS Android sekalipun. Namun, e-reader memang didesain sebagai gadget khusus untuk membaca buku, bukan sebagai gadget yang serba bisa.

E-reader memang bukan gadget untuk semua orang, namun bagi kamu yang maniak buku dan punya banyak koleksi e-book, tidak ada salahnya melirik e-reader sebagai teman membacamu. Gadget yang satu ini dijamin bisa membuat pengalaman membacamu lebih nyaman dan mengasyikkan.

Annisa Rifa Zulkania