Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Faisal Guntara
Ilustrasi orang berkomunikasi (pixabay)

Komunikasi adalah hal terpenting dalam setiap pertemuan. Namun, komunikasi mempunyai tahapan yang berbeda-beda. Dalam tahap komunikasi bisa diukur dari apa yang dibicarakannya maupun siapa yang berbicaranya. Oleh karena itu, John Powell (Staf CLC, 1985) dalam Buku Komunikasi Antarpribadi Dr. A. Supratiknya, membedakan komunikasi dalam lima tahap, mulai dari yang dangkal sampai ke tahap intim. Berikut tahap komunikasi yang perlu kamu tahu.

1. Tahap basa-basi

Tahap ini merupakan komunikasi yang paling dangkal. Dalam hal ini, biasanya terjadi antara dua orang yang belum saling mengenal dekat dan bertemu secara kebetulan. Contohnya, ketika kita sedang joging lalu bertemu dengan tetanga yang sedang duduk santai didepan teras rumahnya, dengan sopan kita menyapa, "Permisi pak", dan biasanya si tetangga hanya menjawab, "Silakan mampir", cukup dengan senyuman kita dapat kembali melanjutkan aktivitas.  

2. Tahap membicarakan orang lain

Tentunya dalam tahap ini sudah mulai berkembang, tetapi masih dalam tahap dangkal, khususnya belum bisa berbicara tentang diri masing-masing (curhat). Contohnya kita dengan tetangga yang dicontohkan di atas, ketika kita disuruh mampir oleh tetangga ke rumahnya, kita mau masuk, tetapi sebatas ngobrol di terasnya, tidak berani masuk rumahnya. Lalu obrolannya pun tidak saling curhat dalam artian hanya sebatas tukar informasi saja (ngerumpi), belum berani saling membuka diri. 

3. Tahap menyatakan pendapat

Kita, dalam tahap ini sudah mau saling membuka diri, mau mengungkapkan. Namun pengungkapannya masih dalam bentuk pikiran. Dalam pembicaraan, sudah mau saling mengungkapkan, walaupun masih bersikap hati-hati dan menjaga apa yang lawan bicara ungkapkan. Di sini kita berusaha mungkin agar pendapat kita tetap sama dengannya dan lebih cenderung menyenangkan lawan bicara kita. Kita belum sepenuhnya berani mengatakan yang sebenarnya, sekalipun dalam pemikiran. 

4. Tahap perasaan

Taraf perasaan atau hati, memerlukan banyak keberanian. Keberanian terbuka, jujur, dan keberanian menyatakan apa adanya terhadap diri sendiri maupun lawan bicara kita. Meskipun banyak risikonya, dalam tahap ini kita akan bisa berkembang dan mengembangkan satu sama lain. Dalam tahap ini kita akan saling lega karena sudah jujur mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam dalam diri kita. Dengan saling mengungkapkan perasaan berarti kita bersepakat untuk saling percaya. 

5. Hubungan puncak

Tahap terakhir ini, kita akan saling membebaskan satu sama lain, bentuk komunikasinya begitu dalam dan sempurna, antara kita dan lawan bicara kita mempunyai kesatuan perasaan, tidak ada perasaan yang perlu dikhawatirkan. Biasanya hubungan ini lazim dialami antara suami dan istri, mereka sudah tidak hanya menyapa di jalan, di keramaian, teras rumah, ruang tamu dan ruang makan. Mereka bisa sepenuh hati berbicara di kamar tidur.

Nah, itulah tahap komunikasi yang perlu kamu tahu.

Faisal Guntara