Perasaan adalah reaksi yang menyangkut dalam tubuh kita terhadap ragamnya pengalaman. Dalam buku Komunikasi Antarpribadi Dr. A. Supraktiknya, perasaan ini sering disertai perubahan-perubahan fisiologis tertentu, seperti debaran jantung yang meningkat, dan juga memiliki tanda-tanda dari luar, seperti menitikkan air mata karena haru bahagia. Perasaan selalu merupakan pengalaman dalam tubuh, dan kita menggunakan bentuk-bentuk tingkah laku terbuka tertentu untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain.
Johnson (1981) mengatakan tentang tahap pengungkapan perasaan dalam komunikasi. Menurutnya, paling sedikit akan terjadi lima macam proses setiap kali kita berkomunikasi dengan orang lain, sebagai berikut.
1. Sensing (Mengamati)
Pertama, kita akan mengamati tingkah laku lawan komunikasi. Kita akan mengumpulkan beberapa informasi tentang lawan komunikasi, melalui alat-alat indera yang kita miliki. Dalam tahap ini, informasinya hanya sebatas apa adanya dan semua itu kita ingat dalam hati dan pikiran kita. Misalnya, apa yang ia katakana, bagaimana raut mukanya, bagaimana nada suaranya, serta seperti apa gerak-gerik tubuhnya.
2. Interpreting (Menafsirkan)
Selanjutnya, kita mulai menafsirkan semua informasi yang kita terima dari lawan komunikasi kita itu. Dalam hal ini akan muncul cara kita untuk menafsirkan informasi ini sedikitnya ada tiga faktor, yaitu: (1) informasi itu sendiri, misal ucapan yang keluar dari lawan komunikasi kita; (2) dugaan yang menyebabkan tingkah lakunya; misal ia mengeluarkan kata-kata kasar, mungkin sedang ada masalah yang tidak bisa diungkapkannya; (3) sudut pandang kita sendiri; misal, kita punya keyakinan bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan, dan manusia tidak ada yang sempurna.
3. Feeling (Mengalami Perasaan)
Atas reaksi spontan terhadap penafsiran kita terima dari lawan komunikasi akan mengalami perasaan tertentu. Biar lebih mudah dipahami, melanjutkan contoh di atas, misalnya kita akan merasa kasihan pada lawan komunikasi kita itu.
4. Intending (Menanggapi)
Setelah itu kita akan bergerak untuk lebih serius menanggapi perasaan kita itu. Dalam diri kita akan terbentuk intensi yang menggerakkan dan mengarahkan kita untuk berbuat sejalan dengan perasaan kita. Intensi inilah yang membimbing tingkah yang akan kita lakukan sebagai bentuk pengungkapan perasaan kita. Jadi, sesudah merasa kasihan, maka akan ada rasa ingin menolong lawan komunikasi kita.
5. Expressing (Mengungkapkan)
Terakhir adalah mengungkapkan perasaan kita itu. Kita merasa kasihan, dan berniat menolongnya. Meskipun mendapat perlakuan kasar, kita akan terus mendekatinya dan berbicara secara pelan-pelan sebagai ungkapan rasa empati terhadap seorang teman.
Nah, itulah tahap mengungkapkan perasaan dalam komunikasi.
Baca Juga
-
Prediksi Skor Inggris vs Senegal: Ambisi Berebut Tiket Perempat Final
-
Postingan Jokowi tentang Hari Dokter Nasional Disorot, Kucing Oren Bikin Salfok
-
Fakta Unik Film ''Ngeri-Ngeri Sedap', Salah Satunya Didominasi Para Komika
-
3 Manfaat Luar Biasa dari Membaca Buku, Salah Satunya dapat Berpikir Kritis
-
Kaesang Pangarep Siap Maju Ketum PSSI, Warganet: Gaspol!
Artikel Terkait
-
Kekayaan Molly Prabawaty, Plt Dirjen Kementerian Komdigi Pengganti Prabu Revolusi
-
Psikologi Komunikasi, Kunci Sukses dalam Berinteraksi
-
Bahasa Gaul di Era Digital: Perubahan atau Kerusakan?
-
5 Tanda Terjebak Abusive Relationship, Begini Cara Mengakhirinya
-
5 Juta Lebih Konten Judi Online Diblokir Kominfo! Begini Cara Lapor Jika Temukan Lagi
Lifestyle
Terkini
-
7 Drama Korea Tayang Desember 2024, Ada Squid Game Season 2!
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
-
Sinopsis Drama Korea Who Is She, Dibintangi Kim Hae Sook dan Jung Ji So
-
Ulasan Novel Semasa, Mencari Arti Rumah dalam Kisah Keluarga Kecil
-
Polemik KPU Menghadapi Tekanan Menjaga Netralitas dan Kepercayaan Publik