Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Mutami Matul Istiqomah
Pengemudi Ojol Bagi Takjil Gratis. (Facebook/Sunaidi)

Ramadhan adalah bulan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Banyak orang berusaha untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain, salah satunya adalah dengan berbagi.

Berbagi di bulan Ramadhan biasanya adalah berbagi beragam menu takjil atau buka puasa di pinggir jalan. Biasanya pada pemberhentian lampu merah maupun menghampiri satu persatu orang di jalan raya. 

Pada hakikatnya, berbagi sudah merupakan hal yang baik. Akan lebih baik jika diimbangi dengan etika yang baik. Lalu, apa saja etika berbagi takjil di jalan raya?

1. Mengutamakan keselamatan

Keselamatan merupakan hal utama, apalagi di jalan raya. Ketika hendak berbuka puasa, suasana jalan raya tentu sudah lebih ramai dari biasanya. 

Banyak orang sepulang bekerja yang berusaha secepat mungkin untuk bisa sampai di rumahnya tepat waktu. Sebagian besar yang lainnya adalah mereka yang berburu makanan untuk berbuka puasa. 

Jadi, ketika kamu memutuskan untuk berbagi takjil dan menu berbuka puasa di jalan raya, kamu tidak boleh egois untuk menguasai jalan. Kamu harus memahami pula bahwa banyak orang yang memiliki tujuan masing-masing dan berusaha untuk melajukan kendaraannya selekas mungkin agar segera dapat berjumpa dengan keluarga. 

2. Jangan memaksa

Ketika kamu menawarkan satu kotak nasi kepada seseorang lalu dia menolaknya, kamu tidak perlu memaksa agar dia mau menerima. Apalagi sampai berdebat. 

Kamu juga tidak perlu berpikiran buruk, karena bisa jadi orang tersebut memang sudah memiliki menu buka puasa sendiri, sudah dimasakan istri, atau menyadari bahwa banyak orang lain yang lebih membutuhkan. 

Mendapati seseorang yang tidak menerima bantuanmu, bukan berarti kamu tidak dihargai. Kamu harus tetap tersenyum dan menawarkannya kepada yang lain dengan sopan. 

3. Dokumentasikan seperlunya

Ada beragam tujuan seseorang mendokumentasikan kebaikannya. Dari mulai sebagai dokumentasi untuk diri sendiri, pembuktian untuk sponsor, dan lain sebagainya. 

Kalau memang dirasa perlu, maka lakukan seperlunya. Jangan sampai mendokumentasikan berlebihan, bahkan harus diatur gaya dan posisinya.

Kalau di lampu merah, biasanya sudah keburu lampu hijau dan masih sibuk dengan dokumentasi. Sungguh, hal tersebut sangat mengganggu pengendara yang lain. 

4. Susun teknik pembagian yang jelas

Sebelum turun ke jalan, kamu harus memastikan untuk mengatur teknik atau langkah dengan baik. Misalnya jika kamu akan berbagi bersama teman-teman, maka kamu harus menugaskan pembagiannya dengan jelas dan disetujui bersama. 

Jadi, setiap orang memiliki bagian dan tugasnya masing-masing. Ada yang membagikannya pada orang-orang, ada yang mendokumentasikan, ada yang mengemas, ada yang membantu menertibkan lalu lintas, dan lain sebagainya. 

Untuk bagian turun ke jalan/memberikan langsung kepada orang lain, usahakan untuk tidak melibatkan banyak orang. Pasalnya, dengan banyaknya orang yang turun ke jalan, akan membuat lalu lintas menjadi semrawut. Contoh saja di lampu merah, ketika tiba lampu hijau yang bertugas membagi harus segera berlari ke tepi. Semakin banyak orang, semakin membuat semrawut jalan raya.

Jadi, mungkin kamu hanya perlu menurunkan tiga orang yang bertugas membagikan, yaitu untuk bagian depan tengah dan belakang. 

Kalau dokumentasi memang diperlukan dan butuh banyak dokumentasi, maka jangan hanya mengandalkan satu orang. Sesuaikan dengan kebutuhan. 

Jangan sampai, kendaraan harus macet dan antre hanya untuk sekadar di foto atau menunggu orang di depannya di foto. Percayalah, itu sangat menyebalkan!

Itu dia 4 etika berbagi takjil di jalan raya. Terus membarakan semangat untuk berbuat baik, tapi jangan melupakan etika yang baik. 

Mutami Matul Istiqomah