Kehidupan pernikahan memang penuh liku. Itulah kenapa pernikahan disebut sebagai sebuah perjalanan panjang kehidupan. Karena dari sana kamu dan pasangan akan terus diuji ketahanan untuk mempertahankan mahligai rumah tangga yang sudah kalian bangun bersama.
Salah satu hal yang hendaknya dilakukan untuk menjaga kehidupan pernikahan tetap awet dan harmonis adalah menghindari ucapan atau tindakan yang dapat menyakiti hati pasangan. Seperti yang akan dibahas berikut ini. Beberapa jenis perkataan yang jangan sampai kamu lontarkan karena bisa menyakiti hati suami. Let’s check it out!
1. “Terserah kamu aja”
Perkataan ini sudah tak asing dilontarkan oleh istri. Memang kata “terserah” bisa dimaknai dengan kamu memberi kepercayaan ke suami. Namun, ada pula pemaknaan lain, yakni menunjukkan kalau kamu sedang marah.
Sebaiknya, hindari menggunakan kata “terserah” sebagai cara mengekspresikan kekesalan yang kamu rasakan. Hal itu bisa membuat suami merasa gak dipedulikan, lho. Kalau memang ada sikap suami yang sudah menyinggung hati, berterus terang saja, ya.
2. “Harusnya dulu aku nikah sama dia”
Duh, kalimat ini juga sebaiknya jangan sampai terlontar semarah apa pun kamu dengan suami. Ujaran seperti ini bisa membuat luka yang mendalam di hati suami, lho.
Dia akan menganggap kalau kamu menyesal telah menikahinya, serta merasa kalau dia bukanlah pilihan tepat dan banyak kekurangan dibanding orang yang tadinya mau kamu pilih. Jangan sampai permasalahan sepele bisa jadi besar hanya karena kamu keceplosan mengatakan kalimat menyakitkan seperti ini.
3. “Kamu memang gak bisa diandalkan”
Persoalan harga diri merupakan hal paling sensitif di diri lelaki. Sudah kodratnya sebagai kepala rumah tangga, seorang suami ingin bisa jadi penopang bagi istri dan anak-anaknya.
Itu sebabnya bila kamu sampai melontarkan kalimat tadi, benar-benar bikin harga dirinya hancur berantakan. Sakit hatinya susah hilang, lho. Perkataan demikian juga bisa membuat suami jadi rendah diri karena merasa gak ada gunanya di matamu sebagai imam rumah tangga.
4. “Gaji kamu dari dulu gak naik-naik?”
Persoalan finansial juga sangat sensitif bagi suami karena menyangkut harga diri. Kalau memang suami belum bisa memberikan nafkah yang cukup, cobalah berembuk mencari penyelesaiannya.
Misalnya, kamu juga ikutan mencari penghasilan sebagai tambahan membiayai kebutuhan keluarga. Kalaupun solusinya suami mesti cari pekerjaan dengan penghasilan lebih besar, setidaknya sampaikan dengan baik-baik, bukan dengan perkataan sindiran.
Sekarang sudah tahu, ya, kata-kata apa saja yang sebaiknya kamu tahan jangan sampai diutarakan ke suami. Bisa bikin dia sakit hati!
Tag
Baca Juga
-
Episode 2 'Love Your Enemy': Rating Melonjak, Cinta & Rivalitas Makin Seru!
-
Anak Sering Berbohong? 4 Hal yang Bisa Orangtua Lakukan untuk Mengatasinya
-
4 Alasan Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja Sangat Penting
-
4 Jenis Makanan Terbaik untuk Program Hamil, Perhatikan Kata Pakar!
-
4 Kualitas Ini Sering Dimiliki oleh Mereka yang Jago Jualan, Pelajari!
Artikel Terkait
-
Pertimbangkan 5 Hal Ini Ketika Memilih Pasangan, Perhatikan Visi Hidupnya
-
Pelaku Pembunuhan Istri dan Anak di Kragilan Serang Bakal Tes Kejiwaan
-
Istri Putra Siregar Tetap Bagi-Bagi iPhone dan Sembako saat Suami Ditahan, Tuai Pujian: Luar Biasa
-
Jangan Sedih Berlarut, Begini Cara Atasi Mengatasi Patah Hati
Lifestyle
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Lettu Fardhana Move On Kilat! Ayu Ting Ting Santai Revisi Kriteria Suami?
-
Playlist Jadi Vitamin Mental: Musik Sebagai Mood Booster Anak Muda
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
4 Sheet Mask Kandungan Pearl yang Ampuh Berikan Efek Cerah dan Lembap
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Budaya Trial and Error dalam Kabinet Indonesia