Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi kakak dan adik (Pexels.com/Victoria Borodinova)

Meskipun banyak yang merasa terbebani karena ditakdirkan menjadi anak pertama, namun ada beragam manfaat yang secara tidak sadar telah kamu dapatkan, lho. 

Rasanya, seperti kamu tidak ingin membentuk dirimu menjadi seperti itu, namun secara tidak langsung kamu menjadi seseorang yang seperti itu. Lebih lanjut, beruntungnya karena hal tersebut adalah sikap yang baik dan membawa dirimu kepada kebaikan. 

Lalu, apa saja sisi positif menjadi anak pertama

1. Memiliki pembawaan yang tenang

Anak pertama biasanya terbiasa untuk menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Itu membuatnya tidak bergantung kepada orang lain. Hal tersebut menjadi dasar untuk dirinya memiliki pondasi yang baik sehingga bisa memiliki pembawaan yang tenang. 

Apalagi, anak pertama sudah terbiasa untuk membantu menyelesaikan permasalahan adik-adiknya. Sehingga apapun masalah yang mungkin saja terjadi di depan sana, dia akan merasa santai saja untuk menghadapinya. 

Berbeda dengan anak bungsu atau anak tengah yang seringkali meminta bantuan kakaknya untuk menyelesaikan masalah. Ketika mereka mendapati masalah, mereka akan terkesan panik dan gugup mencari orang yang bisa digantungkan. 

2. Bijaksana 

Anak pertama terbiasa untuk mempertimbangkan banyak hal. Maksudnya, dia terbiasa mempertimbangkan orang lain dalam mengambil sebuah keputusan. Biasanya, karena dia memikirkan orang tua maupun adik-adiknya. 

Hal tersebut akan membuat anak pertama akan penuh dengan pertimbangan ketika mengambil sebuah keputusan. Dia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi bagaimana dampaknya kepada orang di sekitarnya, terutama adalah keluarga. Hal ini menjadikan anak pertama menjadi seseorang yang bijaksana. 

3. Dermawan

Sikap dermawan ini terbentuk karena anak pertama terbiasa membagikan apa yang dia miliki kepada adik-adiknya. Misalnya saja ketika kecil, mungkin anak pertama harus membagi satu roti menjadi beberapa bagian agar adik-adiknya bisa ikut makan. 

Awalnya mungkin dia akan merasa kesal. Namun karena selalu dilakukan, maka hal ini menjadi kebiasaan. Bahkan, ketika dia memakan sesuatu dan adiknya tidak bisa memakannya, dia bisa memilih untuk tidak memakannya juga.

Kedermawanan yang terbiasa ditanamkan sejak kecil itu, akan terbawa seumur hidup. Bahkan, ketika anak pertama sudah dalam keadaan keuangan yang bergelimang, dia tidak akan perhitungan ketika berbagi dengan orang lain. 

Istilahnya, menjadi anak pertama akan membawa dirinya menjadi pribadi yang tidak akan lupa diri. Sekalipun dia dalam keadaan yang baik dan berkecukupan, dia akan memikirkan banyak orang disekelilingnya. 

4. Memiliki kontrol emosi yang baik

Bukan berarti tidak pernah marah. Setiap orang tentunya punya batasan kemarahan pada dirinya sendiri. Begitu juga anak pertama. 

Anak pertama juga bisa marah. Namun, mereka memiliki nilai toleransi kepada batas kemarahan itu dengan lebih leluasa karena mereka terbiasa menghadapi adik-adiknya yang nakal dan menjengkelkan. 

Berbeda dengan anak tengah maupun anak bungsu yang ketika marah akan meledak-ledak, anak pertama cenderung akan lebih sabar dan mampu mengelola emosinya dengan baik. Mereka akan lebih cepat berdamai dengan keadaan sekalipun itu sangat menyakitkan. 

Itulah sisi positif menjadi anak pertama. Bagaimana denganmu? Apakah merasakan hal yang sama? 

Tulisan ini terinspirasi dari kakak pertama saya yang sangat bijaksana dan memiliki pembawaan yang tenang. Hingga kini, dia tetap menjadi idola untuk saya.

Tidak mudah menghadapi adik bungsumu ini, ya! Tapi terimakasih sudah menjadi kakak pertama yang sangat baik dan menginspirasi. 

Mutami Matul Istiqomah