Masa depan harus diperjuangkan. Masa depan bisa terang benderang. Bisa juga gelap gulita. Tergantung pada keadaan. Tergantung pada persiapan untuk menghadapi masa depan. Semua perlu persiapan yang matang.
Tanpa persiapan yang benar, masa depan akan gelap gulita, suram. Bahkan ada yang menyatakan dengan istilah madesu. Masa depan suram. Itu berlaku bagi siapa saja yang tidak memiliki persiapan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, masa ialah (1) waktu, ketika, saat; (2) jangka waktu yang agak lama terjadinya suatu peristiwa penting; dan (3) jangka waktu tertentu yang ada permulaan dan batasnya. Sementara depan ialah hadapan, muka. Jadi, masa depan adalah jangka waktu yang agak lama terjadinya suatu peristiwa penting di waktu nanti.
Sebagai manusia, kita perlu mempersiapkan masa depan. Tanpa persiapan matang dan terencana, semua sia-sia. Untuk itu kita harus benar-benar mempersiapkan masa depan. Berikut ini 3 jurus mempersiapkan masa depan.
1. Memakai kemampuan (bakat, talenta dan karunia) secara maksimal
Kita pasti dikaruniai Tuhan kemampuan berupa bakat, talenta dan karunia. Kemampuan tersebut harus dipakai secara maksimal.
Misalnya, kita memiliki kemampuan menulis. Ya kita kembangkan kemampuan menulis tersebut dengan berlatih secara maksimal. Berlatih mengirimkan naskah ke media massa baik cetak maupun online. Berlatih menulis artikel, cerpen dan novel. Berkirim naskah ke pernerbit buku atau menerbitkan buku secara mandiri (selfpublishing).
2. Berbagi atas apa yang telah kita dapat dari Tuhan
Ketika kita berhasil memperjuangkan kemampuan kita dan memperoleh hasil dari yang kita kerjakan, kita hendaknya juga berbagi dengan orang lain. Entah berbagi harta, entah berbagi kemampuan. Kalau berbagi kemampuan bisa dengan memberikan pelatihan atau pembimbingan kepada pemula.
Dengan berbagi harta dan pengetahuan, maka kita merasa tenang dan bahagia. Dengan berbagi tersebut, hati damai dan tenang. Kita juga bisa belajar dari pemula tentang ide demi persiapan masa depan kita lebih baik lagi.
3. Membekali diri dengan kitab suci sebagai dasar dan sandaran dalam mengambil keputusan atau bertindak.
Saat kita sudah mengembangkan kemampuan secara maksimal dan berbagi atas keberhasilan yang sudah diperoleh dari Tuhan, kita harus berbekal kitab suci ajaran agama dan kepercayaan yang kita anut. Dengan berbekal kitab suci keagamaan sebagai sandaran dalam mengambil keputusan, kita akan berserah diri pada Tuhan.
Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, hasil kita serahkan pada kuasa Tuhan. Dengan demikian, hati damai. Hidup sejahtera.
Demikian, 3 jurus mempersiapkan masa depan. Semoga bermanfaat dan masa depan kita tidak suram. Namun, terang benderang dalam karunia Tuhan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Rakor Persiapan Haji 2025, Sinergi Hingga Kebijakan Baru Saudi Dibahas di KUH Jeddah
-
Fuji Ajak Gala Sky Berbagi dengan Anak Yatim, Netizen Kagum pada Pola Asuh Keluarga Haji Faisal
-
Ulasan Buku Hidup Damai Tanpa Insecure, Belajar Mencintai Diri Sendiri
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Menjalani Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan untuk Keseimbangan Emosi
Lifestyle
-
4 Rekomendasi Outfit Kasual ala Momo TWICE yang Cocok untuk Hari-Hari Santaimu
-
4 Rekomendasi Mix and Match OOTD Chic ala Miyeon (G)I-DLE, Bikin Penampilan Lebih Modis
-
3 Sheet Mask Mengandung Aloe Vera Ampuh Atasi Sunburn, Harga Mulai Rp5 Ribu
-
Kulit Anti Belang! Ini 3 Jaket Anti UV Terbaik untuk Olahraga dan Motoran
-
Nyaman dan Stylish, Intip 4 Inspirasi OOTD Cozy ala Jung Chae-yeon
Terkini
-
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Lolos Beasiswa di Luar Negeri!
-
Jonatan Christie Tampil Antiklimaks, Gelar Tunggal Putra pun Melayang
-
Hari Pertama Pakai Yamaha, Miguel Oliveira Bilang Motor M1 Sangat Ramah
-
Ronaldo Kwateh Masuk Skuad Piala AFF 2024, Saatnya Bayar Kepercayaan STY?
-
Novel Dia Adalah Kakakku, Perjuangan Seorang Kakak Mewujudkan Cita-Cita Adiknya