Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi suami yang sedang bekerja (Pexels.com/Lisa Fotios)

Setelah menikah, seorang suami berkewajiban untuk memberi nafkah kepada istrinya. Meskipun dalam beberapa kondisi, ada seorang istri yang justru menjadi tulang punggung keluarga, namun dalam Islam, suamilah yang memiliki kewajiban. 

Dalam beberapa kasus, banyak terjadi hal yang tidak diingkan seiring berjalannya waktu. Hal itu biasanya disebabkan oleh beberapa hal yang seharusnya tidak dilakukan. 

Berikut ini beberapa hal yang harus diingat dan dipahami oleh suami dalam mencari nafkah untuk keluarga. 

1. Ikhlas 

Ikhlas adalah poin pertama yang harus diingat, dipahami dan disadari oleh para suami. Sebagaimana kewajiban lainnya yang harus dijalani dengan ikhlas. Jadi, hindari untuk mengungkit apa yang sudah kita berikan di kemudian hari, menanyakan kemana uang hasil susah payah bekerja.

Hal tersebut akan membuat istrimu merasa sedih, karena kamu mengungkit beberapa hal yang bahkan sudah dimakan dan menjadi kotoran. Kamu harus selalu ingat, sebelum bersamamu, istrimu selalu diberikan kecukupan oleh orang tuanya dengan cara dan bentuk yang terbaik. Ketika kewajiban itu beralih pada pundakmu, maka kamu tidak boleh membuatnya bersedih. 

2. Semangat 

Seorang istri tentu akan lebih senang ketika menyaksikan suaminya berangkat bekerja dengan penuh semangat. Hal itu bisa menjadikan pengaruh positif kepada istri sehingga diapun menjalani harinya dengan penuh semangat. 

Awal yang baik itu sangat diperlukan untuk mewujudkan hasil yang baik dan maksimal. Sehingga, kamu harus membiasakan untuk bersikap semangat bekerja setiap hari. 

3. Terbuka 

Ketika ada masalah dalam pekerjaan, akan lebih baik jika kita bisa bersikap terbuka kepada pasangan. Sekalipun bukan hal yang mudah karena rentan membuatnya merasa kecewa, namun berterus terang lebih baik ketimbang terus menyembunyikannya. Dengan terbuka kepada pasangan tentang masalah yang sedang kita hadapi, pasangan akan lebih memahami dan bisa mencari solusi bersama-sama. 

Selain tentang masalah yang ada, sikap terbuka juga harus dilakukan mengenai pendapatan yang kita dapatkan. Berapapun nominalnya, jika dibicarakan secara jujur dan terbuka dengan pasangan, akan memudahkan banyak hal kedepannya. Membohongi pasangan dengan nominal pendapatan yang kita karang sendiri, hanya akan menjadikan masalah besar di kemudian hari. 

4. Waktu untuk keluarga 

Meskipun seorang suami sudah menunaikan kewajibannya dalam menafkahi keluarga, namun jangan sampai bekerja membuat kita lupa kepada waktu yang berkualitas dengan keluarga. 

Sehingga, seberapa sibuk pun kita dalam urusan pekerjaan, kita harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. 

Ketika waktunya bekerja, harus fokus bekerja. Ketika waktunya untuk keluarga, maka jangan sampai libatkan urusan pekerjaan. Dengan begitu, kita bisa menjadi peran dalam berbagai hal dengan baik.

Pasalnya, waktu yang berkualitas dengan keluarga juga merupakan hal yang penting demi keharmonisan rumah tangga. Bagaimana memelihara hubungan yang hangat bersama pasangan, dan bagaimana mencukupi kebutuhan kasih sayang kepada anak, bisa dilakukan dengan salah satu caranya adalah memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga. 

Waktu yang berkualitas untuk keluarga tidak boleh sekadar menunggu waktu yang luang. Namun kita harus meluangkan waktu untuk hal itu. 

Itu dia 4 hal yang harus dipahami dan diingat oleh suami ketika mencari nafkah. Sudah menerapkannya belum? 

Mutami Matul Istiqomah