Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi pasangan bertengkar (Freepik.com/freepik)

Kata orang yang sudah terlebih dulu menjalani kehidupan pernikahan, katanya masalah dalam rumah tangga adalah bumbu. Kalau diibaratkan dengan bumbu masak, mungkin tanpa adanya masalah, rumah tangga akan terasa hambar, ya? 

Sayangnya, jika tidak disikapi dengan bijaksana, masalah dalam rumah tangga juga sangat mungkin untuk berubah menjadi monster yang bisa menghancurkan segalanya. Masalah yang tidak disikapi dengan sikap yang dewasa, tidak akan membuat rumah tangga lebih memiliki keterikatan yang kuat, justru bisa menjadi penyebab perpisahan. 

Lalu, bagaimana cara menyikapi permasalahan dalam rumah tangga dengan bijaksana? 

1. Komunikasi

Kita mulai dengan komunikasi. Karena komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk menyelesaikan maupun memulai segala sesuatu. Ketika kamu marah dengan pasangan, jangan harap bahwa pasanganmu akan memahami perasaanmu jika kamu terus diam. Memendam amarah dengan harapan pasangan bisa menebak dan mengetahuinya sendiri adalah hal yang kekenak-kanakan. 

Ketika kamu mendapati sesuatu yang tidak pas dalam hatimu, maka katakanlah dengan terus terang kepada pasangan. Tidak hanya masalah yang bersumber dari dalam, namun segala masalah yang kamu rasakan atau sedang kalian hadapi, selalu komunikasikan satu sama lain. 

2. Kontrol ego dalam diri

Sangat mungkin untuk ingin membenarkan diri sendiri ketika kamu dan pasangan memiliki sebuah masalah. Sebuah hal wajar jika kamu ingin dipandang sebagai sisi yang benar dan bukan kamu lah penyebab semua masalah bisa berdatangan. 

Namun, kamu juga tidak boleh menutup telinga dan mementingkan ego diri sendiri. Meskipun kamu merasa benar, kamu harus bersedia mendengarkan penjelasan dan sudut pandang masalah dari kaca mata orang lain.

Dengan lebih membuka diri dan mampu mengontrol ego dalam diri sendiri, kamu dan pasangan akan lebih fokus kepada penyelesaian dari masalah yang kalian hadapi sehingga lekas menemukan solusi.

3. Kontrol emosi 

Emosi yang tidak terkontrol dengan baik, bisa menyebabkan sebuah masalah bertambah besar bahkan menimbulkan ragam masalah baru. Pasalnya, emosi yang sama-sama tinggi, akan membuat kemarahanmu dan pasangan saling meledak-ledak. Tidak ada yang berkenan mendengarkan, tidak ada yang berkenan untuk mengalah. 

Tidak jarang, emosi tersebut menjadi sebuah perdebatan dengan nada tinggi, melampiaskan dengan benda yang ada di sekeliling, bahkan menjadi pembuka kekerasan dalam rumah tangga. Tentunya, hal tersebut tidak diinginkan oleh semua pasangan. 

Maka, kontrol emosi dianggap sangat penting. Bagaimana cara melakukannya? Kamu bisa menarik nafas yang panjang, menjauh sejenak sendirian dan menetralkan perasaan. Setelah kamu merasa lebih baik, baru kamu mulai diskusi dan mencari jalan keluarnya. 

4. Jangan libatkan orang lain

Dalam rumah tangga, sedih dan senang, bahagia dan pertengkaran, adalah hal yang menjadi milikmu dan pasangan. Ketika kamu masih bisa menyelesaikannya berdua dengan pasangan, jangan pernah libatkan orang lain. 

Mungkin kamu pernah memikirkan bahwa akan lebih baik jika melibatkan pihak ke tiga seperti orang tua maupun keluarga. Sayangnya, hal tersebut tidak menjamin menjadi penyelesaian masalah ada. 

Semakin banyak orang yang terlibat, semakin banyak pendapat. Semakin banyak pendapat sama halnya dengan semakin banyak perdebatan. Bukannya lekas selesai, masalah yang ada justru akan lebih mungkin bertambah besar. 

5. Belajar dari yang sudah terjadi

'Kalau manusia tidak pernah salah, tentu mereka tidak akan pernah belajar' kata-kata yang entah saya baca dimana, namun terus menggema setiap kali berbicara tentang sebuah kesalahan. 

Dari masalah yang ada, kamu dan pasangan harus bisa belajar dari kesalahan. Sehingga kalian tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama. 

Jika kamu adalah sisi yang salah, lekas lah berbenah. Belajar dari kesalahan dan jangan mengulangi kesalahan yang sama. 

Itu dia 5 cara bijaksana menyikapi masalah dalam rumah tangga. Semoga bermanfaat, ya!

Mutami Matul Istiqomah