Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Armando Bima Sakti
Ilustrasi orang-orang saling bergandengan tangan (Pexels/mododeolhar)

Pernahkah kamu mendengar tentang konsep stoicism? Stoicisme adalah disiplin filosofis yang telah diterima secara luas di masyarakat sebagai cara untuk mencapai sikap yang tenang. Stoicisme sering disebut sebagai filsafat fundamental. Pasalnya, pendiri aliran ini, Zeno, biasa menyapa murid-muridnya dengan berbicara informal di depan teras berpilar sekitar tahun 300 SM.

Stoicisme adalah filosofi yang menekankan ketenangan hidup, kecukupan, dan harmoni mental dan emosional. Aliran ini juga percaya kepada Tuhan dan tunduk kepada-Nya sebagai Pencipta Alam Semesta. Stoicisme juga mengacu pada gaya hidup yang menekankan kualitas interior manusia; orang yang memiliki sudut pandang tabah, dapat hidup bahagia ketika mereka tidak terpengaruh oleh faktor eksternal. Orang yang menganut Stoicisme ini dikenal sebagai orang yang stoic, biasanya memiliki jiwa yang lebih tenang saat menghadapi dunia di sekitarnya.

Stoicisme mengajarkan bagaimana bersikap tenang dalam situasi sulit atau tidak terduga. Pengendalian diri adalah tujuan utama aliran ini. Untuk mempraktikkannya, kamu harus memahami lima konsep Stoicisme yang tercantum di bawah ini.

1. Dorong diri keluar dari zona nyaman

Ilustrasi zona nyaman (Pexels/Lisa Fotios)

Cobalah untuk mendorong diri kamu keluar dari zona nyaman kamu. Dengan melangkah keluar dari zona nyaman, kamu akan menjadi lebih mudah menerima ide dan sudut pandang baru. Kamu juga akan belajar untuk bersikap tenang ketika hal-hal yang tidak menyenangkan terjadi kapan saja.

2. Mengenali apa yang bisa dan tidak bisa dikendalikan

Ilustrasi batasan diri (Pexels/SHVETS production)

Kamu harus sadar bahwa ada hal-hal yang dapat dikendalikan dan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan sama sekali dalam hidup. Untuk menjadi stoic, kamu hanya perlu berkonsentrasi pada apa yang dapat kamu kendalikan. Jika tidak, biarkan semuanya berjalan dengan sendirinya dan jangan khawatir karena itu hanya akan memperumit hidup kamu.

3. Mensyukuri apa yang telah terjadi

Ilustrasi bersyukur (Pexels/Oleksandr Pidvalnyi)

kamu semua memiliki impian dan tujuan yang ingin kamu capai sebagai manusia. Namun, beberapa dari berbagai harapan tersebut tidak selalu sejalan dengan apa yang diinginkan. kamu akan toleran dalam menghadapi takdir jika menyukainya, meskipun konsekuensinya tidak selalu seperti yang kamu harapkan. Hal-hal harus berjalan sebagaimana mestinya, bukan seperti yang kamu inginkan, menurut Stoicisme.

4. Memiliki pandangan yang luas

Ilustrasi diskusi (Pexels/Jopwell)

Untuk mengembangkan kualitas ini, kamu harus terbiasa mendengarkan dan menghargai pandangan orang lain. Orang mungkin hanya mengamati dari satu sudut pandang tanpa mempertimbangkan perspektif alternatif. Kamu bisa menilai lebih adil dan bijaksana dengan sudut pandang yang luas ini.

5. Berkonsentrasilah untuk memberikan segalanya

Ilustrasi kerja (Pexels/Andrea Piacquadio)

Tidak seorang pun kecuali diri kamu sendiri yang dapat memastikan kelangsungan hidup kamu. Alhasil, isi hidup kamu dengan hal-hal positif yang membuat kamu bahagia dan tidak menyia-nyiakan satu detik pun. kamu akan memiliki persiapan untuk persiapan kehidupan masa depan dengan cara ini.

Stoicisme adalah tentang pengendalian diri, seperti yang dikatakan sebelumnya, dan premisnya adalah untuk mengakui bahwa kamu hanya dapat mengendalikan apa yang ada dalam lingkaran kendali kamu.

Orang yang mempraktikkan sikap stoic tidak terlalu khawatir tentang masalah yang tidak dapat mereka kendalikan. Marilah mulai mengatur pikiran, perilaku, dan ucapan agar dapat hidup dengan damai dan tenteram.

Armando Bima Sakti