Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Mutami Matul Istiqomah
ilustrasi ibu rumah tangga sembari bekerja. (freepik.com/freepik)

Bukan pemandangan ataupun hal yang aneh ketika menjumpai ibu rumah tangga dengan anak yang berusaha untuk mencari pekerjaan sampingan. Apalagi kini, banyak sekali kesempatan dan peluang untuk bekerja tanpa terikat kontrak atau sebagai pekerja lepas. 

Meskipun tentu saja ada konsekuensinya, namun hasil yang di dapatkan cukup lumayan untuk tambah-tambah pemasukan. Namun demikian, bukan berarti bisa bekerja dengan penuh kebebasan. 

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan ibu rumah tangga yang memiliki anak dan ingin bekerja sampingan.

1. Pertimbangkan pekerjaan dengan matang 

Karena tugas utama yang kita miliki adalah mengurus anak dan rumah tangga, maka pekerjaan sampingan perlu dipertimbangkan dengan matang. 

Seberapa berat pekerjaan tersebut, bagaimana pembagian waktunya, bagaimana konsekuensi terhadap keluarga dan rumah, dan lain sebagainya. 

Pekerjaan yang sempurna banget tentu tidak ada, namun paling tidak adalah tidak mengganggu tugas utama kita sebagai seorang istri dan ibu. 

2. Atur waktu sebaik mungkin 

Pengaturan waktu yang baik adalah kunci yang menentukan apakah seorang ibu rumah tangga mampu menambah pekerjaannya atau tidak. 

Pasalnya, sebagai seorang manusia biasa, ibu juga membutuhkan waktu untuk beristirahat. Jangan sampai karena ingin menyelesaikan segalanya, kualitas istirahat menjadi di nomor duakan. 

Sehingga, ibu perlu mengatur waktu yang utama adalah untuk keluarga dan mengurus rumah, lalu untuk diri sendiri, sisanya untuk mengerjakan pekerjaan sampingan, kalau ada. Kalau tidak ada waktu untuk mengerjakan pekerjaan sampingan, maka tidak perlu dipaksakan. Apalagi sampai membuat tugas atau pekerjaan utama dikesampingkan. 

3. Usia anak 

Usia anak juga harus menjadi pertimbangan. Berapa usia si kecil ketika ibu memiliki niatan untuk bekerja? Bagaimana proses tumbuh kembangnya sekarang? 

Ketika anak sedang dalam proses masa bertumbuh dimana mereka membutuhkan perhatian dan pengawasan secara penuh, ibu perlu mempertimbangkan niat untuk mengerjakan pekerjaan sampingan. 

Misalnya adalah ketika anak sedang belajar berjalan, berbicara, atau sedang aktif-aktinya, maka peran ibu di dalam rumah jauh lebih penting ketimbang mencari nafkah. Apalagi ketika keadaan finansial secara merata bisa tercukupi oleh pekerjaan utama ayah. 

Bukan berarti ibu tidak bisa mengambil mengerjakan pekerjaan sampingan, namun ibu hanya perlu menunggu beberapa waktu sampai kemudian anak bisa leluasa menerima keadaan ibu yang ingin bekerja. 

4. Respon suami 

Ketika ibu menceritakan ingin mencoba mengerjakan pekerjaan sampingan, bagaimana respon ayah? Apakah beliau mendukung atau justru melarangnya? 

Dukungan suami sangatlah penting dalam keberlangsungan ibu mengerjakan banyak hal. Meskipun ibu belum memahaminya sekarang, namun ibu akan merasakannya seiring waktu. 

Jadi, akan lebih baik jika mengerjakan pekerjaan sampingan disertai dengan restu dari suami. Bagaimanapun hal tersebut termasuk salah satu hal yang berpengaruh dalam keberlangsungan rumah tangga. Jika suami belum memberikan izin, akan lebih baik jika menunggu waktu sembari terus meyakinkannya. 

5. Kesiapan diri 

Dengan rencana-rencana yang hebat itu, seberapa besar kesiapan ibu? Apakah benar-benar siap secara fisik dan mental, atau masih sebatas angan-angan saja. 

Kesiapan ibu adalah yang utama. Karena ibu lah yang akan menjalankannya, sendirian. Mengurus anak dan keluarga saja sudah menguras tenaga dan pikiran, bagaimana jika hal tersebut ditambah dengan pekerjaan? 

Pikirkan semuanya matang-matang, jangan sampai apa yang lekas kita putuskan sekarang, menjadi sesal di hari yang lain. Meskipun niatnya sudah baik, namun prosesnya juga harus diiringi dengan hal yang baik. 

Itu dia 5 hal yang harus dipertimbangkan IRT dengan anak yang ingin memiliki pekerjaan sampingan. Semoga bisa menjadi sedikit pencerahan, ya!

Mutami Matul Istiqomah