Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Nanik Srisunarni
Ilustrasi Netizen. (Pixabay)

Seiring berkembangnya teknologi informasi yang begitu pesatnya, penggunaan media sosial pun semakin hari semakin diminati, terutama pada kalangan generasi muda. Media sosial seakan menjadi kebutuhan primer yang harus diakses setiap harinya. Jika tidak mengakses media sosial sehari saja, pasti kita tidak akan betah dan merasa resah.

Penggunaan media sosial dalam frekwensi tinggi inilah yang kemudian menjadikan generasi kita sebagai netizen yang gemar menebar komentar baik komentar positif maupun komentar negatif. Dampak positifnya adalah netizen mampu untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dan berani menyuarakan pendapatnya di ruang publik. Akan tetapi dampak negatifnya adalah membuat nentizen seringkali mengumbar komentar jahat yang merugikan orang lain.

Tak jarang pula netizen yang kehilangan etika dan atitude dalam menyampaikan pendapatnya sehingga seringkali menyakiti hati orang lain. Namun tahukah kamu sisi psikologis dari netizen yang suka berkomentar jahat di media sosial? Jika belum, mari simak ulasan berikut ini!

1. Rapuhnya ego

Komentar jahat dan pedas yang dilontarkan netizen seringkali hanyalah proyeksi dari kerapuhan ego yang tidak ingin terlihat salah atau tidak ingin kekurangannya terlihat. Hal ini akhirnya membuat mereka memilih untuk menghujat orang lain terlebih dahulu.

2. Victim Mentally

Dibalik komentar pedas dan jahat tersebut, netizen memiliki keyakinan bahwa orang yang ia beri komentar pedas adalah orang yang patut disalahkan atas kondisi yang tengah dirasakan seorang netizen. Walaupun terdengar tidak amsuk akal, hal ini memang ada dan terjadi loh!

3. Ekspresi iri

Dewasa ini banyak orang tidak mampu mengapresiasi pencapaian orang lain dana justru memberikan komentar yang tidak mengenakkan hati. Secara psikologis, hal ini adalah proyeksi dari perasaan iri dari si pemberi komentar atas ketidakmampuannya dalam meraih kesuksesan seperti yang orang lain unggah di media sosial.

Oleh karena itu muncul pepatah yang mengatakan bahwa "Jangan mengunggah pencapaianmu karena tidak semua orangmenyukai kesuksesanmu, justru unggahlah hal-hal bodoh agar mereka menilaimu tidak memiliki pencapain sedangkan kamu terus berkembang dan meraih kesuksesan yang lebih".

4. Insecurity

Tak sedikit orang yang suka merendahkan orang lain termasuk di media sosial agar dirinya merasa lebih unggul dan lebih berharga. Hal ini adalah salah satu proyeksi dari ketidakmampuannya sehingga mereka gemar merendahkan orang lain.

Itu dia 4 sisi psikologis yang ada pada netizen yang gemar mengumbar komentar jahat dan pedas. Yuk jadi netizen yang berkelas dengan memfilter setiap komentar yang kita luncurkan ke media sosial ya! Karena kita berharga tanpa harus merendahkan orang lain!

Nanik Srisunarni