Seiring berkembangnya teknologi informasi yang begitu pesatnya, penggunaan media sosial pun semakin hari semakin diminati, terutama pada kalangan generasi muda. Media sosial seakan menjadi kebutuhan primer yang harus diakses setiap harinya. Jika tidak mengakses media sosial sehari saja, pasti kita tidak akan betah dan merasa resah.
Penggunaan media sosial dalam frekwensi tinggi inilah yang kemudian menjadikan generasi kita sebagai netizen yang gemar menebar komentar baik komentar positif maupun komentar negatif. Dampak positifnya adalah netizen mampu untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dan berani menyuarakan pendapatnya di ruang publik. Akan tetapi dampak negatifnya adalah membuat nentizen seringkali mengumbar komentar jahat yang merugikan orang lain.
Tak jarang pula netizen yang kehilangan etika dan atitude dalam menyampaikan pendapatnya sehingga seringkali menyakiti hati orang lain. Namun tahukah kamu sisi psikologis dari netizen yang suka berkomentar jahat di media sosial? Jika belum, mari simak ulasan berikut ini!
1. Rapuhnya ego
Komentar jahat dan pedas yang dilontarkan netizen seringkali hanyalah proyeksi dari kerapuhan ego yang tidak ingin terlihat salah atau tidak ingin kekurangannya terlihat. Hal ini akhirnya membuat mereka memilih untuk menghujat orang lain terlebih dahulu.
2. Victim Mentally
Dibalik komentar pedas dan jahat tersebut, netizen memiliki keyakinan bahwa orang yang ia beri komentar pedas adalah orang yang patut disalahkan atas kondisi yang tengah dirasakan seorang netizen. Walaupun terdengar tidak amsuk akal, hal ini memang ada dan terjadi loh!
3. Ekspresi iri
Dewasa ini banyak orang tidak mampu mengapresiasi pencapaian orang lain dana justru memberikan komentar yang tidak mengenakkan hati. Secara psikologis, hal ini adalah proyeksi dari perasaan iri dari si pemberi komentar atas ketidakmampuannya dalam meraih kesuksesan seperti yang orang lain unggah di media sosial.
Oleh karena itu muncul pepatah yang mengatakan bahwa "Jangan mengunggah pencapaianmu karena tidak semua orangmenyukai kesuksesanmu, justru unggahlah hal-hal bodoh agar mereka menilaimu tidak memiliki pencapain sedangkan kamu terus berkembang dan meraih kesuksesan yang lebih".
4. Insecurity
Tak sedikit orang yang suka merendahkan orang lain termasuk di media sosial agar dirinya merasa lebih unggul dan lebih berharga. Hal ini adalah salah satu proyeksi dari ketidakmampuannya sehingga mereka gemar merendahkan orang lain.
Itu dia 4 sisi psikologis yang ada pada netizen yang gemar mengumbar komentar jahat dan pedas. Yuk jadi netizen yang berkelas dengan memfilter setiap komentar yang kita luncurkan ke media sosial ya! Karena kita berharga tanpa harus merendahkan orang lain!
Baca Juga
-
Dear HRD, Ini 6 Cara Membangun Lingkungan Kerja yang Positif
-
Kamu Seorang Karyawan? Yuk Kenali 6 Jenis Izin Meninggalkan Pekerjaan ini!
-
Ketahui Waktu Istirahat dan Izin untuk Meninggalkan Pekerjaan Menurut UU Ketenagakerjaan dan Cipta Kerja
-
4 Tantangan yang Harus Dihadapi oleh HRD di Perusahaan, Kamu Harus Siap!
-
5 Tips untuk Mengatasi Overthinking di Kantor, Terapkan Mindfullness!
Artikel Terkait
-
Terpopuler: Tebakan Jitu Netizen Soal Akun @kevinwijayaoey, Ciro Alves Bawa Aura Positif ke Skuat Persib
-
Beda Dari yang Lain, Undangan Anti Mainstream Ini Gunakan Minuman Sachet Hingga Bumbu Penyedap
-
Para Pemain Harus Adaptasi dengan Cuaca Panas Kuwait, Netizen: Jangan Manja
-
Tortilla Challenge Tiga Orang Ini Gagal, Netizen Malah Dibuat Ngakak
-
Komentari Video Terakhir Bersama Almarhum Ibunya yang Tak Sengaja Terekam Kamera, Netizen Ini Banjir Doa
Lifestyle
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Lettu Fardhana Move On Kilat! Ayu Ting Ting Santai Revisi Kriteria Suami?
-
Playlist Jadi Vitamin Mental: Musik Sebagai Mood Booster Anak Muda
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
4 Sheet Mask Kandungan Pearl yang Ampuh Berikan Efek Cerah dan Lembap
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Budaya Trial and Error dalam Kabinet Indonesia