Anda mungkin merupakan pemula dalam dunia kepenulisan sastra dan kebetulan tertarik mengirim karya ke media massa, entah itu cetak maupun online. Salah satu alasan mengapa tertarik ingin mengirim ke media massa adalah karena honorarium yang akan diterima.
Banyak sekali media massa yang menyediakan ruang sastra. Anda tinggal memilih kemudian melihat ketentuannya. Usahakan ketika Anda mengirim tulisan karya sastra ke media massa Anda benar-benar memperhatikan ketentuan, sebab terkadang ada redaktur yang ketika mendapati naskah yang tidak sesuai ketentuan langsung dibuang.
Berbicara mengenai ketentuan, ada beberapa hal yang tidak tercatat di dalamnya dan orang jarang memperhatikan. Nah, bagi Anda yang pemula sebaiknya perhatikan hal-hal penting berikut:
1. Jangan Memberondong
Ketika Anda mengirim karya sastra ke media, jangan memberondong. Artinya Anda rutin mengirim ke media tujuan. Misalnya Anda sekarang mengirim karya, jangan terus beberapa jam kemudian atau keesokan harinya mengirim lagi.
Sebab apa? Beberapa redaktur ada yang kurang suka dengan penulis yang terlalu sering mengirimkan karyanya tapi tidak ada progres dalam kualitas.
Lebih baik misalnya seminggu atau dua minggu sekali berkirim tapi menunjukkan progres. Redaktur akan menilai, bahwa Anda benar-benar serius memperbaiki diri.
2. Jangan Dikirim ke Media Lain
Jangan dikirim ke media lain ketika karya yang Anda tulis sudah dikirim. Memang, beberapa media menuliskan ketentuan demikian.
Tapi banyak juga yang tidak menuliskan. Ketika Anda mengirimkan ke media lain dan keduanya dimuat, nama Anda bisa ditandai redaktur.
Ada beberapa redaktur yang memberi sanksi tidak akan memuat dalam kurun waktu tertentu, meskipun kualitasnya bagus.
3. Jangan Kirim Berulangkali
Kemudian selanjutnya adalah jangan berkirim berulangkali. Bagaimana maksudnya? Setelah karya Anda terkirim, Anda ingat sesuatu hal, ada kekurangan dengan karya Anda, kemudian Anda mengedit dan mengirimnya lagi.
Anda melakukan itu berulangkali. Sebaiknya hindari hal ini. Jika Anda melakukannya berulangkali, bisa jadi redaktur menilai Anda tidak serius.
4. Amati Tipe atau Modelnya
Keempat adalah mengamati tipe dan modelnya. Apa maksudnya? Jadi Anda harus mempelajari tipe dan model karya seperti apa pada media tertentu. Misalnya ada sebuah media sering memuat karya yang berbau agama.
Meski tidak tertulis dalam ketentuan, Anda bisa mengikuti apa yang sudah ada. Jangan malah menulis tema percintaan.
Jadi penyebab tidak dimuat bisa jadi karena Anda kurang memperhatikan tipe dan model karya suatu media. Mengamati tipe dan model di suatu media merupakan bentuk keseriusan Anda juga, lho.
5. Berdoa
Ini yang sering dilupakan. Anda perlu berdoa sebelum mengirim, sebab bagaimanapun pada akhirnya Tuhan-lah yang menentukan. Tentu Anda berharap karya Anda dapat dimuat di media yang Anda tuju.
Nah, itulah 5 hal penting yang patut diperhatikan ketika mengirim karya sastra ke media. Tentunya jika Anda memperhatikan 5 hal di atas, peluang Anda dimuat akan semakin besar.
Baca Juga
-
4 Kekocakan Pengendara Sepeda Motor ketika Berkendara Sendiri, Pernah Mengalami?
-
Selain Malam Minggu, Berikut 4 Opsi Waktu yang Cocok untuk Ngapel!
-
4 Keapesan Anak Sekolah yang Mempunyai Nama dengan Huruf Awalan A, Apa Saja?
-
5 Buah yang Baik Dikonsumsi untuk Penderita Batuk
-
Yuk Kenali 3 Bahaya Mengonsumsi Telur Mentah!
Artikel Terkait
-
AMSI Gelar Diskusi Temukan Model Baru Bisnis Media Digital
-
Jackie Chan Berbagi Pengalaman di SnackVideo
-
5 Hal yang Menandakan Kamu Wanita Berkelas, Kamu Termasuk?
-
Perusahaan Erick Thohir Perkenalkan Tim Manajemen Baru dan Transformasi Bisnis
-
Viral Parkir Mobil Antimainstream dan Bikin Senam Jantung, Kendaraan Beserta Sopir Plus Penumpang Masuk Lift
Lifestyle
-
4 Cleanser Lokal Kandungan Glycerin, Rahasia Kulit Kenyal dan Terhidrasi!
-
Bye Kulit Kusam! Ini 4 Toner Kandungan Alpha Arbutin untuk Mencerahkan
-
Oppo A5 Hadir, HP Murah Teranyar Usung Chipset Snapdragon dan Baterai Jumbo
-
Tecno Spark 40, Smartphone Entry Level Bawa Fitur Pengisian Super Cepat
-
6 Holder HP Motor Terbaik Buat Touring dan Harian, Anti-Goyang dan Anti-Jatuh
Terkini
-
Drama Diaspora Indonesia dalam Film Ali & Ratu Ratu Queens, Penuh Makna!
-
Mengenang Diogo Jota, Ternyata sang Pemain Pernah Bertarung dengan Penggawa Garuda
-
Ulasan Novel The Butcher's Daughter: Kisah Anak Pedagang Daging di London
-
Tips Menguasai Teknik Dasar Futsal: Kunci Bermain Efektif di Lapangan Kecil
-
Lebih Dekat Mengenal Futsal, Lapangan Kecil Penuh Strategi