Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Husein Fadhilah
Ilustrasi orang narsis (Pexels.com/Thirdman)

Kata narsis sering digunakan untuk mewakili orang-orang yang terobsesi dengan selfie dan seseorang yang terlihat sombong. Sifat ini melibatkan pola egois, pemikiran dan perilaku arogan, kurangnya empati untuk orang lain, dan kebutuhan yang berlebihan akan kekaguman.

Cara berpikir dan berperilaku ini muncul di setiap area kehidupan narsistik, seperti lingkungan pekerjaan, persahabatan, keluarga dan hubungan cinta.

Orang yang memiliki sifat narsis sangat rentan untuk mengubah perilaku mereka, bahkan ketika sesuatu dianggap masalah bagi mereka. Mereka sangat sensitif dan akan bereaksi buruk terhadap kritik dan penghinaan sekecil apa pun. Mereka akan menganggap itu sebagai kekurangan yang harus ditutupi.

Lalu, apa saja sih ciri utama orang narsis? Yuk, disimak!

1. Merasa dirinya paling istimewa

Kesempurnaan adalah ciri khas orang narsis. Lebih dari sekedar kesombongan, kesempurnaan adalah rasa berlebihan yang tidak realistis. Orang narsis percaya bahwa mereka unik dan istimewa. Terlebih lagi, mereka menganggap dirinya terlalu istimewa untuk sesuatu yang biasa saja.

Mereka juga percaya bahwa mereka lebih baik dari orang lain dan mengharapkan pengakuan seperti itu bahkan ketika mereka tidak melakukan apa pun untuk mendapatkannya. 

2. Terlalu berlebihan terhadap bakat yang dimiliki

Orang narsis akan sering melebih-lebihkan terhadap bakatnya. Bahkan, mereka dapat berbohong tentang prestasi dan bakat mereka jika kamu terlihat tidak terrkesan dengan bakat itu.

Ketika mereka berbicara tentang pekerjaan atau hubungan, yang akan kamu dengar hanyalah seberapa besar kontribusi mereka, betapa hebatnya mereka, dan betapa beruntungnya orang-orang yang berada di dekat mereka.

Mereka akan mendesakmu untuk mengakui kalau bakat mereka istimewa, walaupun sebenarnya hal itu biasa saja. Misalkan ketika mereka menganggap wajahnya sangat cantik, padahal menurut pandangmu biasa saja.

3. Memilah kelas sosial ketika bergaul

Karena mereka menganggap diri mereka berkelas, orang narsis hanya ingin bergaul dan diasosiasikan dengan orang, tempat, dan benda lain yang berstatus tinggi. Mereka tidak akan bersimpati untuk bergaul dengan kelas menengah apalagi bawah.

Jika kamu mengajak mereka untuk nongkrong di warung kopi, sudah pasti mereka akan menolaknya. Sebaliknya, jika kamu mengajak mereka makan di cafe bintang lima, otomatis mereka akan menerima ajakanmu.

4. Haus pujian

Rasa berlebihan orang narsis bak balon yang secara bertahap kehilangan udara tanpa aliran tepuk tangan dan pengakuan yang stabil untuk membuatnya tetap mengembang. Pujian yang sedikit tidak cukup untuk memuaskan mereka. 

Orang narsis membutuhkan asupan pujian yang lebih banyak untuk ego mereka, sehingga mereka mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang bersedia memenuhi obsesi mereka. Mirisnya, ketika kamu berhenti memuji mereka, mereka akan menganggapmu sebagai pengkhianat. 

5. Tidak memiliki perasaan terhadap orang lain

Orang narsis tidak pernah berusaha untuk mengidentifikasi apa yang dirasakan orang lain. Dengan kata lain, mereka memiliki rasa empati yang minim. Dalam banyak hal, mereka memandang orang-orang dalam kehidupan mereka sebagai objek yang digunakan untuk melayani kebutuhan mereka. 

Orang narsis sama sekali tidak memikirkan bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang lain. Dan jika kamu ingin menunjukkan perasaan aslimu, mereka masih tidak akan benar-benar mengerti. Satu-satunya hal yang mereka mengerti adalah kebutuhan mereka sendiri.

Sangat berbahaya bagi kamu untuk hidup bersama orang narsis. Mereka akan membuat kita seperti boneka. Oleh karena itu, kamu harus menjauh dari orang yang seperti itu.

Husein Fadhilah