Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | isma saqila
Ilustrasi wanita bermain ponsel [Pexels/Andrea Piacquadio]

Sadarkah kalian bahwa mayoritas konten orang-orang di media sosial sekarang berisi pamer kekayaan dan kemewahan. Konten tersebut dapat membawa dampak pada kehidupan pribadi, baik dampak positif maupun dampak negatif. 

Apa yang kita tonton di media sosial adalah cerminan diri kita. Pun media sosial memiliki algoritma, semakin banyak kita menonton atau mengonsumsi konten pamer kemewahan, maka semakin banyak pula konten-konten tersebut yang dimunculkan di laman media sosial kita. 

Alih-alih termotivasi untuk jadi lebih baik dengan mengonsumsi konten tersebut, kita terkadang malah terbawa dan terdampak perasaan negatif darinya. Kita jadi lebih khawatir, cemas, takut, hingga merasa diri paling terbelakang dibandingkan orang-orang yang ada di media sosial. 

Pandangan atau mindset kita sedikit demi sedikit akan berubah akibat konsumsi konten tersebut. Standar hidup perlahan makin jauh dari kenyataan.

Dampak negatif inilah yang akan memicu timbulnya kerusakan pada kesehatan mental kita. Kebanyakan yang terkena dampaknya adalah para remaja dan anak-anak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita tidak boleh membandingkan diri dengan orang-orang di media sosial.

1. Memunculkan rasa tidak bersyukur

Semakin sering kita membandingkan diri dengan orang lain, semakin besar rasa rendah diri. Perasaan rendah diri tersebut dapat memicu tumbuhnya tidak bersyukur. Ini yang paling dikhawatirkan bagi kita semua. Pasalnya, dengan adanya perasaan tidak bersyukur semua hal yang kita miliki akan dirasa selalu kurang. 

Kita akan merasa kehidupan ini tidak adil. Selalu berprasangka buruk terhadap Tuhan. Ibaratnya kita merasa orang-orang mudah sekali bergelimang harta, sedangkan kita untuk mencari sesuap nasi saja perlu kerja keras. Hati kita tidak akan tenang dan selalu sedih. Orang yang tidak bersyukur cenderung akan selalu mengeluh.

2. Semakin overthinking dan sakit 

Overthinking adalah perasaan dimana kita memikirkan segala sesuatu dengan berlebihan. Bisa jadi hal yang kita pikirkan adalah hal sepele. Overthinking dapat muncul ketika kita membandingkan diri dengan pencapaian orang lain.

Padahal, pencapaian tersebut harusnya dapat kita jadikan motivasi agar kita lebih baik lagi. Tetapi, sebagian besar malah akan membuat kita semakin rendah diri dan iri.

Selalu ada hal yang mengganjal ketika kita membandingkan diri dengan orang lain, seperti depresi, stress, khawatir, tidak bisa tidur, dan sikap lainnya yang beriringan dengan overthinking.

Dari sini, kita perlu melakukan hal yang memang penting untuk dilakukan, yaitu membatasi diri menggunakan media sosial. Overthinking hanya akan membuat mental dan fisik kita lelah.

3. Menyia-nyiakan waktu

Siapapun pasti setuju, membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah menyia-nyiakan waktu. Karena kebiasaan ini tidak baik dan tidak penting untuk dilakukan. Masih banyak hal yang lebih bermanfaat yang bisa kita lakukan daripada mengadu pencapaian. Selain kehilangan waktu, kita juga bakal kehilangan banyak kesempatan.

Hidup itu singkat. Sedikit demi sedikit kita harus tinggalkan kebiasaan buruk ini, bisa dengan mengalihkan perhatian lewat hobi. Jadi kita tidak akan fokus pada orang lain lagi. Daripada kita menghabiskan waktu untuk menilai orang mengapa waktu dan kesempatan tidak kita gunakan untuk melakukan hobi. 

4. Menguras energi mental

Alasan terakhir kenapa kita tidak boleh membandingkan diri dengan orang lain adalah menguras energi mental. Poin ini berkaitan erat dengan overthinking. Overthinking atau khawatir berlebihan adalah pemicu terbesar dari energi mental yang terkuras.

Apalagi, jika kebiasaan buruk itu dibarengi dengan negative self-talk. Sudah tidak diragukan lagi, negative self-talk adalah hal yang sangat berpengaruh pada habisnya energi mental. 

Pada poin ini, yang akan kita dapatkan dari pengaruh buruk dalam membanding-bandingkan diri dengan orang lain adalah Kita menjadi lelah secara emosional. Tentu saja kita tahu bahwa lelah secara emosi atau psikis lebih lama sembuh dibandingkan lelah secara fisik.

Negative self-talk contohnya sering menyalahkan diri karena selalu tertinggal atau mengalami kegagalan, dan lain-lain. Oleh karena itu, jika kita sayang pada diri sendiri, kita harus menghentikan membanding-bandingkan. 

Kita harus paham bahwa masing-masing orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Setiap orang memiliki proses pencapaian yang berbeda. Kita harus yakin bahwa kita juga sedang berproses untuk capai kesuksesan. Maka, tidak adil rasanya jika kita terus membandingkan diri dengan orang lain.

isma saqila