Uang memang selalu menjadi hal yang sensitif mengingat betapa pentingnya pengaruh uang terhadap setiap aspek kebutuhan hidup. Berbicara tentang uang tentu saja kita akan teringat teman kita yang masih memiliki hutang pada kita dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa dia akan mengembalikannya.
Menjengkelkan bukan? Saat kita butuh uang kita yang dipinjam seorang teman, namun teman kita acuh dan tidak memiliki niatan ingin mengembalikan. Padahal kita tahu kalau dia sebenarnya punya uang untuk hal lain, namun enggan menggunakannya untuk membayar hutang. Kita yang punya uang malah kita yang kayak pengemis minta-minta ke si peminjam uang. Udah kelihatan ngemis, gak dibalikin pula uangnya. Miris ya guys?Tapi jangan khawatir, nih penulis punya cara biar uang kamu dibalikin sama si peminjam tanpa kamu harus kelihatan mengemis dan tanpa kamu harus marah-marah. Simak yuk!
1. Ajak ngopi cantik
Langkah pertama, ajak temanmu (si peminjam uang) untuk ngopi cantik bareng kamu. Usahain buat berdua aja ya guys jangan ngajak orang lain, nanti kamu jadi canggung nagihnya.Saat mengajak ngopi nih, usahakan buat suasana senatural mungkin. Jangan sampai temanmu curiga bahwa kamu ngajak ngopi karena mau nagih utang, nanti dia gak mau dateng jadi gagal deh rencananya.
2. Bahas pengeluaran dia akhir-akhir ini
Setelah kamu ketemu temanmu dan kalian lagi ngopi, jangan tiba-tiba langsung membahas tentang utangnya ya guys. Bikin suasana cair dulu, basi-basi ngobrolin segala sesuatu.Nah pas suasan udah nyaman, mulai deh kamu bahas pengeluaran dia akhir-akhir ini. Jangan langsung menohok ya, bikin senatural mungkin misalnya "kemarin storymu lagi liburan di mana tuh? Wah mahal gak sih di sana?" Atau bisa memakai kata-kata lain. Pokoknya harus senatural mungkin ya guys membahas pengeluaran apa aja yang akhir-akhir ini dia lakukan.
3. Jelaskan alasan butuh uang dan seolah olah mau pinjam uang
Nah langkah terakhirnya setelah dia mengatakan pengeluaran dia akhir-akhir ini, katakan padanya bahwa kamu lagi membutuhkan uang dan jelaskan apa alasannya (kamu harus bikin dulu alasannya dan jangan mengada-ada).Setelah dia mendengarkan ceritamu, katakan bahwa kamu ingin meminjam uang darinya. Setelah itu, pura-puralah teringat bahwa dia memiliki hutang padamu dan kamu tidak perlu meminjam melainkan memintanya untuk membayarkannya padamu. Selanjutnya, dia mau tidak mau akan membayar hutangnya padamu.
Bagaimana guys menurut kalian cara menagih hutang secara elegan dari penulis? Apakah kamu berminat untuk mencoba atau kamu punya cara yang lebih elegan lainnya?
Baca Juga
-
5 Rekomendasi Kafe Dekat ISI Jogja, Harga Terjangkau Nyaman Buat Nongkrong!
-
5 Rekomendasi Tempat Camping di Purwokerto, Viewnya Memesona!
-
5 Rekomendasi Wisata Keluarga di Klaten, Seru dan Menyenangkan!
-
4 Kafe di Temanggung dengan View Gunung Sumbing dan Sindoro
-
5 Kafe di Boyolali dengan View Gunung Merapi yang Memesona, Auto Bikin Betah
Artikel Terkait
-
Politik Uang di Pilkada: Mengapa Masyarakat Terus Terpengaruh?
-
Kasusnya Semakin Pelik dan Penuh Intrik, Uang Donasi Agus Salim Sekarang Dipegang Siapa?
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Bawaslu Ungkap 5 Pelanggaran Pilkada Maluku: Politik Uang hingga Pencoblosan Surat Suara Sisa
-
Dicetak Saat Masih Menjabat, Permintaan Uang Kertas Bergambar Jokowi Dibandingkan dengan Soeharto: Apa Hebatnya?
Lifestyle
-
Mau Tampil Classy? Intip 4 Padu Padan Outfit Minimalis ala Yoo Yeon-seok
-
3 Facial Wash dengan Kandungan Aloe Vera Terbaik, Cocok untuk Kulit Kering!
-
3 Varian Serum dari COSRX Ampuh Kecilkan Pori-Pori dan Hidrasi Kulit Kering
-
4 Pilihan OOTD Chic ala Jang Gyu-ri, Fashionable di Setiap Kesempatan!
-
5 Cara Ampuh Mengusir Keinginan Ngemil di Malam Hari, Bye-bye Badan Melar!
Terkini
-
Review Buku Hidup Tak Selalu Baik-Baik Saja, Ketika Hidup Tak Sesuai Ekspektasi
-
Sistem Zonasi Sekolah: Antara Pemerataan dan Tantangan yang Ada
-
Rasanya Istimewa, Sensasi Kuliner di Kedai Nasi Nikmat Kota Jambi
-
Eks-Kapten Timnas U-19 Akui Sulit Ikuti Porsi Latihan Bersama STY, Mengapa?
-
Review Buku Sebuah Kota yang Menculik Kita, Fenomena Sosial dalam Bingkai Puisi