Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Nindya Chitra
Ilustrasi berpikir negatif (pexels.com/KeiraBurton)

Kadang kamu iri melihat pencapaian orang lain yang lebih baik. Tak jarang pula bertanya-tanya dan belajar dari berbagai pihak tentang bagaimana meraih kesuksesan. Namun, cara-cara tersebut tak selalu berhasil dan cocok. Alasan utamanya karena kamu merasa memiliki tantangan dan keadaan hidup berbeda dari orang lain. Mungkin kehidupan orang lain kelihatan lebih mudah sementara hidupmu tampak jauh dari sempurna. Kesimpulan seperti ini nyatanya tak selalu benar. Kamu tak pernah sepenuhnya tahu masalah apa saja yang dihadapi orang lain. Namun, jika pikiran-pikiran negatif telanjur mendominasi, semua anggapan rasanya benar dan perlu usaha untuk keluar dari belenggunya.

Tantangan di luar akan lebih mudah dilalui jika keadaan dalam diri seseorang positif dan seimbang. Sebaliknya, biarpun di luar tantangannya ringan, jika di dalam diri seseorang menumpuk pikiran negatif yang tak ditangani, perilaku orang tersebut akan mencerminkan apa yang ada di dalam dirinya dan masalah akan timbul dari sana. Tentu hal ini merugikan diri sendiri. Karena itu, kamu perlu mengetahui cara berdamai dengan pikiran negatif terhadap orang lain seperti yang terangkum dalam uraian berikut. 

1. Daripada menghakimi, belajarlah memahami

Setiap orang rata-rata memiliki pendapat tentang orang lain. Pendapat ini bisa berupa pemahaman tentang mengapa orang lain bertingkah laku seperti yang dia perlihatkan, bisa pula berupa kesimpulan sepihak yang karena kurangnya komunikasi yang berujung kesalahpahaman. Keadaan seperti inilah yang dinamakan menghakimi. Kamu enggan menggunakan hati untuk belajar memahami perspektif orang lain dan hanya ingin dipahami. Jika kamu merasa benar sendiri, kemungkinan besar orang lain akan bertingkah laku serupa. Sebaliknya, jika kamu menghadapi dengan tenang dan berusaha memahami, jalan keluar dari pikiran negatif terhadap satu sama lain bisa ditangani.

2. Berkomunikasilah dengan hati, bukan ego

Cara menurunkan ego bisa dilakukan dengan menggunakan hati lebih banyak. Jika ego mengambil tempat, mustahil kamu tak memiliki pikiran negatif terhadap orang lain. Jika punya dugaan atau pikiran tertentu yang tidak kamu tahu kebenarannya, komunikasikan dengan orang yang bersangkutan dibanding memendamnya sampai pikiran itu menjadi kebencian yang kamu tumpuk di dalam diri. Selain tak baik untuk diri, hal ini juga tak baik untuk orang yang bersangkutan. Berkomunikasi membuatnya bisa menjelaskan padamu alasan di balik tindakannya. Kamu bisa merasa lega karena mengeluarkan unek-unek, dan dia pun terhindar dari dianggap sebagai orang jahat.

3. Lepaskan ekspektasi terhadap diri sendiri dan orang lain

Dari mana asal pikiran negatif? Salah satunya dari ekspektasi. Entah ekspektasi pada diri sendiri ataupun orang lain. Ketika diri atau orang lain gagal memenuhi ekspektasi yang terbangun, beragam pikiran negatif muncul. Biasanya dibarengi dengan sakit hati dan terbangunnya trauma masa lalu. Itu mengapa rasanya tak tertahankan. Kamu merasa orang yang meruntuhkan ekspektasimu itulah yang sepenuhnya buruk dan patut disalahkan. Mungkin dia memang salah, tetapi tidak selalu perlu dibenci.

Belajarlah mengikhlaskan bayangan indah di kepalamu tentang bagaimana seharusnya sesuatu terjadi dan belajar menerima apa yang telah terjadi. Fokuskan perhatian ke masa kini, perbaiki apa yang masih bisa. Tanyakan ke dirimu apa yang penting? Jika hubungan dengan orang itu penting, maka kamu perlu menurunkan ego dan berdamai dengannya sambil sama-sama belajar menjadi lebih dewasa. 

4. Lakukan penerimaan diri yang sehat

Apa yang kamu rasakan tentang diri sendiri berpengaruh pada caramu memandang orang lain dan segala sesuatu yang terjadi di sekitar. Mulailah menerima diri apa adanya secara sehat. Bukan dengan toxic positivity atau menuntut diri selalu berpikir positif hingga menekan emosi negatif yang muncul dan hidup dalam kepalsuan. Ingat, sakit di dalam sama seperti sakit di luar.

Jika lututmu sakit, kamu tahu ada luka di sana. Sama halnya dengan yang di dalam. Sakit muncul untuk memberitahumu ada bagian dalam diri yang perlu kamu beri perhatian. Sembuhkan rasa sakit itu maka kamu akan lebih mudah untuk tidak negative thinking pada orang lain.

5. Berhenti merasa sebagai korban meski kamu adalah korban

Tinggalkan penilaian benar dan salah dalam melangkah ke pemikiran baru ini. Jika kamu terus merasa sebagai korban, kamu akan selalu merasa lemah dan tersakiti. Korban adalah sosok yang tak berdaya dan menganggap dirimu seperti ini tentu tak membuatmu kuat. Cukup ketahui jika dirimu memang korban tanpa perlu merasa. Pahami perbedaannya. Setelah lebih netral, pemikiran seperti ini akan membantumu memandang posisi orang lain dan dirimu dengan lebih jernih.

Itulah 5 cara berdamai dengan pikiran negatif terhadap orang lain. Ada satu yang tak kalah penting, belajarlah memaafkan dirimu dan orang lain. Bebaskan kedua pihak. Hidupmu akan jauh lebih tenang dan bahagia.

Nindya Chitra