Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Septyarosa Syahputri
Ilustrasi anak berteriak (Pexels/Keira Burton)

Menormalisasi perilaku nakal pada anak umumnya masih sering terjadi di sekitar kita. Mulai dari memaklumi kenakalan yang ringan hingga tak jarang yang di luar batas.

Meskipun anak kecil, namun, perilaku tidak baik seharusnya tetap ditindak. Minimal, diberitahu yang benar, bukan dimaklumi.

Lantas, apa sih dampak dari menormalisasi kenakalan pada anak kecil yang masih sering terjadi di sekitar kita? Yuk simak selengkapnya! 

1. Anak akan tumbuh sesuai dengan perilaku masa kecilnya 

Orang tua jaman dulu, percaya bahwa kenakalan pada anak akan berkurang bahkan menghilang sejalannya waktu, seiring ia tumbuh dewasa. Faktanya, pemahaman ini kurang tepat. Anak akan tumbuh mengikuti pola didik dan perilaku orang di sekitarnya termasuk polanya sendiri.

Jika kenakalan anak di masa kecilnya selalu dimaklumi dan tidak dikoreksi, maka, ia akan memganggap bahwa apa yang dilakukannya benar dan tidak merugikan orang lain. Membenahi perilaku anak sejak dini lebih baik ketimbang memakluminya. 

2. Anak tidak belajar dari kesalahannya

Menormalisasi kenakalan pada anak juga akan membuat anak tidak belajar dari kesalahan tapi, justru akan ikut memakluminya. Ia akan menganggap bahwa apa yang dilakukannya itu baik dan menguntungkan. Jika ia berpikir seperti itu terus menerus tanpa ada koreksi dari orang tua, kemungkinan anak akan tumbuh mengikuti perilaku awalnya. 

3. Anak akan merasa perbuatannya dibenarkan 

Anak juga akan merasa kenakalannya itu bukan sesuatu yang salah. Ia akan merasa bahwa apa yang diperbuatnya benar. Anak kecil pada umumnya masih mencari pembenaran akan perilakunya, atau akan apa yang ia lakukan. Jika tidak diberitahu yang benar dan tetap memaklumi kesalahannya, maka anak akan menganggap bahwa dirinya benar. 

4. Rawan tumbuh menjadi anak yang manja 

Anak yang selalu dimaklumi kenakalannya tak jarang akan tumbuh menjadi sosok yang manja dan selalu mencari pembenaran serta perlindungan dari kesalahannya. Sebenarnya, perilaku ini akan terus terulang selama anak dibirkan bertingkah semaunya. 

Kenakalan pada anak memang fase yang normal terjadi. Namun, sebagai orang tua, sudah seharusnya kita bertanggung jawab dan mengajarkan hal yang baik kepada anak, agar kelak ia tumbuh menjadi pribadi yang baik.

Septyarosa Syahputri